
Menyadari yang dihadapinya adalah Laksmana, amarah Sarpakenan perlahan mereda. Sekejam kejamnya Sarpakenaka, sebenarnya tidak tega juga pada Laksmana, Sejak di hutan Dandaka, Sarpakenaka sudah jatuh cinta kepada Laksmana. Di dalam pertarungan mereka, Sarpakenaka lebih banyak merayunya daripada bertarung yang sebenarnya. Ia selalu mencubit dan mencolak colek tubuh Laksamana. Sehingga Laksmana menjadi risih.
Wibisana sebelumnya telah memberi tahu Laksmana bahwa kelebihan Sarpakenaka juga merupakan kelemahannya. Sarpakenaka dengan kuku memiliki kekuatan yang dahsyat, banyak perajurit Pancawati terkena sayatan kuku Pancanaka Sarpakenaka banyak pula yang tewas karena kuku Sarpakenaka mengandung racun ular berbisa.
Karena dicolek colek terus menerus oleh Dewi Sarpakenaka. Laksmana Widagda merasa risih,dan mundurlah ia dari peperangan. Wibisana mencari Anoman dan segera membisikan kepada Anoman agar kedua kuku Sarpakenaka dicabut. Anoman mendekati Sarpakenaka, Sarpakenaka tidak mengetahui kalau musuhnya sudah bukan Laksmana, tetapi Anoman. Sarpakenaka tenggelam dalam lautan cinta, Sarpakenaka lena (lengah), dan tercabutlah kedua kukunya oleh Anoman.Dewi Sarpakenaka menjerit kesakitan. Dewi Sarpakenaka dengan menahan kesakitan, membabi buta menyerang dengan upas upas yang selalu menyembur dari mulutnya. Ia mencari Laksmana, dan akan membalas sakit hatinya. Ia mengira Laksmana lah yang mencabut kedua kuku Pancanakanya.
Banyak perajurit Pancawati tewas terkena semburan Dewi Sarpakenaka. Untuk menghentikan semakin banyak korban berjatuhan, Laksmana segera melayangkan panah Surawijaya kepada Dewi Sarpakenaka. Dewi Sarpakenaka tewas seketika dengan membawa cinta Laksmana..
0 comments:
Posting Komentar