Pages

Subscribe:

Kamis, 30 April 2015

Biografi Muhammad Iqbal - Penyair, Politisi, dan Filsuf Besar Abad ke-20




Allamah Muhammad Allama Iqbal

علامہ محمد اقبال





Lahir: 9 November 1877 Sialkot, Punjab, British India
Meninggal: 21 April 1938 (umur 60) Lahore, Punjab, British India
Era: Filsuf abad ke-20
Aliran: Sufisme, Islam, Syi'ah, Ismailiyah
Minat utama: puisi, filsafat, sufisme
Gagasan penting: Teori Dua-Negara





Muhammad Iqbal (Urdu: محمد اقبال) dikenal juga sebagai Allama Iqbal (Urdu: علامہ

Rabu, 29 April 2015

Cara Memutihkan Kulit Ketiak Yang Hitam Secara Alami

Masterz Seo - Cara Memutihkan Kulit Ketiak Yang Hitam Secara Alami | Bila anda seorang wanita yang suka memakai baju tanpa lengan sudah pasti ketiak hitam menjadi problem yang besar. Daerah kulit lipatan seperti ketiak biasanya akan mudah basah dan bau bahkan bisa hitam. Namun tenang saja guys masalah tersebut bisa diatasi kok.
Namun sebelumnya cari tau dulu yuk penyebab ketiak menjadi hitam, dan mungkin beberapa faktor dibawah ini adalah penyebabnya : 

1. Kulit ketiak menjadi hitam bisa juga karena pemakaian deodorant yang tidak cocok dengan kulit anda. Pemakaian deodorant yang tidak cocok dengan jenis kulit anda akan menimbulkan rasa gatal pada ketiak bahkan sampai hitam.

2. Kulit ketiak mempunyai pigmen yang berbeda dari kulit sekitarnya.

3. Ketidakseimbangan hormon juga bisa jadi membuat kulit ketiak anda menjadi hitam.

4. Apabila bulu bulu pada ketiak panjang sudah pasti membuat anda tidak nyaman.mencabuti bulu ketiak menjadi pilihannya dan akibat keseringan mencabuti bulu bulu ketiak kulit menjadi iritasi. Iritasi pada kulit ketiak menimbulkan penebalan kulit hingga akhirnya kulit menjadi hitam.



Cara Memutihkan Kulit Ketiak Yang Hitam Secara Alami


Cara Memutihkan Ketiak Secara Alami

1. Dengan buah pepaya
    Sejak dahulu pepaya sudah terbukti ampuh mengatasi masalah pada kulit. Pilih buah pepaya yang belum terlalu masak kemudian parut atau blender secukupnya kemudian oleskan pada ketiak anda tunggu beberapa menit hingga zat air pada parutan buah pepaya meresap.kemudian bilas dengan air hangat hingga bersih.

2. Bubuk tawas dan jeruk nipis.
    Kandungan aluminium sulfat pada tawas dan vitamin c pada jeruk nipis terbukti bisa memutihkan ketiak secara alami. Campurkan bubuk tawas dengan perasan jeruk nipis kemudian gosokan pada daerah ketiak.diamkan sebentar kemudian bilas, gunakan sehabis mandi

3. Kapur sirih dan jeruk nipis.
    Seperti halnya bubuk tawas kapur sirih juga dapat kita gunakan untuk mengatasi ketiak hitam. dengan mencampurkan kapur sirih dan perasan jeruk nipis gosokan hingga beberapa menit terbukti dapat memutihkan kulit ketik.

4. Gunakan waxing
    Mungkin anda lebih memilih untuk mencabuti bulu ketiak atau mencukur dari pada mengunakan waxing, akan tetapi mencukur akan mengakibatkan kulit menjadi hitam. Pengunaan waxing dapat menghilangkan kulit mati hingga membersihkan dan memutihkan kulit ketiak anda.

5. Konsultasi dokter.w21'
sd1

    Apabila cara diatas tidak juga bisa mengatasi menghilangkan kulit ketiak hitam anda konsultasikan kepada dokter.

Saran Artikel : 
Cara memutihkan ketiak secara alami tentunya akan membutuhkan beberapa waktu supaya terlihat khasiatnya dan tentunya tidak dapat dilakukan secara instan dan keuntungan menggunakan bahan-bahan alami tentunya tidak akan membahayakan kesehatan anda.

Selasa, 28 April 2015

Johannes Robert Rydberg - Penemu Rumus Rydberg


Johannes Robert Rydberg
Lahir: 8 November, 1854 Halmstad
Meninggal: 28 Desember 1919 (umur 65) Lund
Kebangsaan: Swedia
Bidang: Fisika
Lembaga: Lund University
Dikenal sebagai: Rumus Rydberg
Penghargaan: Fellow dari Royal Society (1919)

Johannes (Janne) Robert Rydberg adalah seorang fisikawan asal Swedia, dan dikenal karena berhasil merancang dengan rumus Rydberg.

Rumus Rydberg merupakan suatu

Minggu, 26 April 2015

U Nu - Perdana Menteri Burma Pertama





U Nu
Perdana Menteri Burma ke-1



Perdana Menteri Burma ke-1

Masa jabatan: 4 Januari 1948 – 12 Juni 1956



Perdana Menteri Burma ke-3

Masa jabatan: 28 Februari 1957 – 28 Oktober 1958



Perdana Menteri Burma ke-5

Masa jabatan: 4 April 1960 – 2 Maret 1962



Informasi pribadi



Lahir: 25 Mei 1907 War khal ma, distrik Myaungmya, Ayeyarwady Division, British Burma
Meninggal: 14 Februari

Eduard Strasburger - Menciptakan Istilah Sitoplasma dan Nukleoplasma



Eduard Adolf  Strasburger adalah seorang profesor Polandia - Jerman yang merupakan salah satu ahli botani dari abad ke-19 yang paling terkenal.


Biografi

Ia lahir pada 1 Februari 1844 di Warsawa, Polandia, Kekaisaran Rusia [sekarang di Polandia]. Ia putra dari Edward Bogumil Strasburger (1803-1874). Pada tahun 1870, ia menikah dengan Aleksandra Julia Wertheim (1847-1902), dan memiliki dua

John Kotelawala - Perdana Menteri Sri Lanka ketiga



Jenderal Sir John Kotelawala adalah seorang politikus, tentara, dan Perdana Menteri Sri Lanka ketiga sejak 1953 hingga 1956.

John Kotelawala yang lahir pada 4 April 1897 adalah mantan Jenderal yang pernah mengeyam pendidikan teknik sipil di sebuah Universitas di Sri Langka.

Dalam percaturan politik dunia John Kotelawala ikut memprakrasai Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) di Bandung

Sabtu, 25 April 2015

Al-Maqrizi - Sejarawan dan Ekonom Muslim



Taqi al-Din Abu al-Abbas Ahmad bin 'Ali bin' Abd al-Qadir bin Muhammad al-Maqrizi,  ( Arab : تقى الدين أحمد بن على بن عبد القادر بن محمد المقريزى), adalah sejarawan Mesir yang lebih dikenal sebagai al-Maqrizi atau Makrizi. Ia dikenal juga sebagai pemikir ekonomi Islam yang melakukan studi khusus tentang uang dan inflasi.


Biografi

Al-Maqrizi memiliki nama lengkap Taqiyuddin Abu Al-Abbas Ahmad

Biografi Jawaharlal Nehru - Perdana Menteri India Pertama




Jawaharlal Nehru

Nehru, ca. 1927



Perdana Menteri India I

Masa jabatan: 15 Agustus 1947 – 27 Mei 1964



Menteri Luar Negeri India

Masa jabatan: 15 Agustus 1947 – 27 Mei 1964



Menteri Keuangan India

Masa jabatan: 8 Oktober 1958 – 17 November 1959



Informasi pribadi:



Lahir: 14 November 1889 Allahabad, Provinsi Serikat, Kemaharajaan India
Meninggal: 27 Mei 1964 (74 tahun) New Delhi,

Jumat, 24 April 2015

Ibnu Khaldun - Bapak Pendiri Ilmu Historiografi, Sosiologi dan Ekonomi

Ibnu Khaldun, menurut wikipedia nama lengkapnya adalah Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami (عبد الرحمن بن محمد بن خلدون الحضرمي) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).

Dalam literatur lainnya nama lengkapnya adalah Waliuddin

Biografi Muhammad Ali Bogra - Perdana Menteri Pakistan pada 1953-1955



Mohammed Ali Bogra
মোহাম্মদ আলী বগুড়া

Perdana Menteri Pakistan
Masa jabatan: 17 April 1953 – 12 Agustus 1955

Informasi pribadi
Lahir: 19 Oktober 1909 Bogra, British Raj (sekarang Bangladesh)
Meninggal : 23 Januari 1963 (umur 53) Dacca, Pakistan (sekarang Dhaka, Bangladesh)
Partai politik: Liga Muslim
Alma mater: Universitas Calcutta
Agama: Islam

Muhammad Ali Bogra (Bengali: মোহাম্মদ আলী

Selasa, 21 April 2015

Johny Setiawan - Penemu Planet Baru



Johny Setiawan adalah astronom asal Indonesia yang bekerja sebagai peneliti di Departemen Pembentukan Bintang dan Planet, Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman. Johny Setiawan dikenal sebagai penemu banyak planet ekstrasurya.

Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa dan Brasil di bawah pimpinannya berhasil menemukan sebuah planet luar surya yang diberi nama HD 11977 b.

Salah

Biografi Ali Sastroamidjojo - Perdana Menteri Indonesia ke-8




Ali Sastroamidjojo



Perdana Menteri Indonesia ke-8

Masa jabatan: 30 Juli 1953 – 11 Agustus 1955

Masa jabatan: 20 Maret 1956 – 9 April 1957



Menteri Pertahanan Indonesia ke-10

Masa jabatan: 24 Maret 1956 – 9 April 1957



Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-4

Masa jabatan: 3 Juli 1947 – 4 Agustus 1949



Informasi pribadi



Lahir: 21 Mei 1903 Grabag, Magelang, Hindia Belanda

Tokoh Pelopor / Pendiri Konferensi Asia-Afrika KAA



Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario.

Minggu, 19 April 2015

PERANG MAKASAR

TujuanVOC untuk memonopoli perdagangan langsng bertentangan dengan prinsip sistem terbuka yang di anut oleh kerajaan Goa yang di mana sistem keterbukaan ini memberi kesempatan pada pedagang-pedangan portugis, prancis, denmark dan belanda untuk datang ke makassar yang di mana kedudukan makassar sebagai pusat perdagangan dengan hegemoni politik sebagai dukungannya. Konflik semakin memuncak sejak tahun 1660 dengan adanya inisden-insiden dan faktor-faktor sebagai berikut : 1. Pendudukan benteng Pa"Nakkukang oleh VOC dirasakan sebagai ancaman terus menerus terhadap Makassar 2. Peristiwa De Walvis pada tahun 1662 , waktu meriam – meriam nya dan barang – barang muatannya disita oleh pasukan Karaeng Tallo , sedang tuntutan VOC untuk mengambalikannya di tolak. 3. Peristiwa kapal Leeuwin (1664) yang terkandas di pulau Don Duango dimana anak kapal dibunuh dan sejumlah uang disita. Untuk menghadapi kemungkinan pecahnya perang dengan Belanda , Sultan Hasanudin pada akhir Oktober 1660 mengumpulkan semua bangsawan yang diminta bersumpah setia kepadanya. Meskipun sultan hasanuddin dan kelompok besar bangsawan leberpolitik damai lebih suka jalan damai namun ada partai perang di bawah pimpinan Karaeng Popo. Pertahanan di bagi atas beberapa sektor: 1. Pasukan sebesar 3000 orang di bawah pimpinan Daeng Tololo saudara laki-laki sultah sendiri, mempertahankan benteng. 2. Sultan Hasanuddin dan Kareang Tallo menjaga istana Sombaopu 3. Pertahanan daera Portugis di serahkan kepada Kareang Lengkese 4. Kareang Karunrung sebagai komandan benteng Ujung Pandang yang di mana wanita dan anak-anak diusingka ke pedalaman sedangkan orang laki-laki di kerahkan untuk mengangkat senjata dan mempertahankan kerajaan. Di kabarkan bahwa pasukan Makassar yang di tempatkan di tepi Sungai Kalak Ongkong ada sekitar 1500 orang, dan di bantaeng ada 5 sampai 6000 orang. Kekuatan VOC sangat ditentukan oleh aliansinya dengan Toangke juga dari Soppeng dan Bone yang dengan demikian kekuatan pasukan bisa mencapai jumlah 10 – 18.000 orang. Sedangkan Goa dan Tallo tergantung pada aliansi dengan kerajaan tetangga di Sulawesi Selatan di tambah dengan vasal-vasalnya di seberang lautan. Akhirnya bangsa melayu yang menjadi kekuatan yang andalkan oleh makassar karena jalannya perang menentukan mati-hidupnya mereka. Jalannya perang di tentukan oleh juga oleh faktor iklim, suatu faktor yang sejal awal di perhitungkan oleh VOC yang di mana apabila musim hujan terjadi di kwatirkan pelabuhan makassar kurang aman bagi kapal-kapal yang akan berperang. Antara tahun 1666-1669 terjadi musim hujan yang di mana tidak banyak di lakukan operasi perang. Konlik bersenjata yang di kobarkan anatara munculnya angkatan perang VOC di pelabuhan Makassar dan jatuhnya Somboapu di tangannya merupakan konflik bedar kedua yang di alami VOC dalam menjalankan penetrasinya di Nusantara. Dari perang makassar ini di perolah bantuan untuk membantu VOC yang memungkinkan kemenangan dengan aliansi dengan Arung Palakan besert Toangkeknya. Berkali-kali VOC akan dapat memanfaatkan konflik atau perpecahan di antara pribumi dengan VOC membentuk aliansi dengan salah satu pihak. Konflik intern yang terdapat pada masyarakat pribumi itu memberi keleluasaan bagi kekuasaan kolonial menjalankan politik DEVIDE ET IMPERA nya.Hal ini membuat VOC tidak hanya berhasil merebut monopoli perdagangan tetapi juga menempatkan kekuasaan politiknya. Jalannya Perang (Desember 1666 - Juni 1669 ) Angkatan perang VOC yang berangkat pada tanggal 24 November 1666. Berdasarkan instruktur Dewan VOC di Batavia segera di kirim oleh utusan untuk menyampaikan surat kepada Kareang Goa berisi tuntutan agar di berikan penggantian dan di penuhi tuntutan Voc secara memuaskan. Tuntutan itu di sertai ancaman bahwa sikap dendam akan di hadapi dengan kekerasan. Tuntutan itu di tolak oleh Sultan Hasanuddin, yang hanya bersedia memberi ganti rugi apa yang di derita oleh VOC. Karena kegagalan itu, speelman kemudian memerintahkan untuk melakukan pemboman terhadap Makassar untuk melakukan intimidasi. Meskipun Arung Palaka mendesak untuk segera melakukan serangan, Speelman memutuskan untuk menunda operasi itu. Ekspedisi bergerak menuju ke arah Butung, perjalanan itu melampaui Bathaeng, di mana terdapat persediaan beras dan di serang tempat itu sampai hancur lebur. Di Buntung terdapat pasukan Makassar di bawah pimpinan Karaeng Bottomarannu, Sultan Bima, dan Opu Cening Luwu yang di perkirakan jumlahnya lima belas ribu orang. Angkatan laut belanda berlayar ke maluku sedangkan Arung Palaka denan pasukannya beroperasi di Butung. Berita tentang peristiwa di butung menggelisahkan rakyat makassar maka dari itu persiapan pertahanan di tingkatkan. Di Bone peristiwa itu di sambut dengan antusiasme, semangat rakyat bangkit kembali, lebih-lebih setelah Arung Bela dam Arung Kaju tiba dengan pasukan dari Butung. Persiapan dilakukan untuk mengadakan ofensif terhadap Goa. Sementara itu kunjungan Speelman ke maluku berhasil mengajak Sultan Ternate ikut serta dalam perang. Agar mobilitas pasukan Bugis dapat di perlancar serta semangat rakyat dapat di kobarkan untuk mendukung perjuangan melawan Goa, maka Arung Palaka berkunjung ke Bone yang di mana pemuka Bone dan Soppeng di adakan sumpah setia berdasarkan perjanjian Attapang. Tujuan ofensif pasukan VOC-Bugis terarah kepada Gelesong, suatu kunci strategis sebagai pertahanan terakhir dari Makassar. Serangan pasukan VOC-Bugis disertai pertempuran sengit untuk merebut benteng di Galesong akhirnya dapat memukul mundur pasukan Makassar dan pada akhir Agustus 1667 Galesong di kosongkan dan mereka mundur ke Makassar. Setelah Galesong jatuh, suatu deretan benteng-benteng pertahanan antara Besombong da Tallo perlu di hancurkan. Di sana pasukan VOC-Bugis menghadapi perlawanan yang gigih. Tetaoi semanngat itu menurun ketika mendengan berita invasi pasukan Mkassar ke Bone dan juga bantuan dari Batavia todak banyak karena adanya perang antara negeri belanda dan inggris. Bantuan itu datang dari pasukan Soppeng setelah beberapa bangsawan Soppeng bergabung dengan Arung Palaka. Pada saat itu sudah banyak raja-raja serta para bangsawan yang menyesuaikan diri dan menyatakan loyalitasnya kepada Arung Palaka. Sewaktu pasukan VOC-Bugis mengadakan pengepungan Makassar, timbullah perbedaan pendapat antara Arung Palaka dan Speelman dari satu pihak serta dewan di Batavia di lain pihak. Pihak yang pertama bertekad untuk meneruskan penyerangan, sedangkan pihak kedua ingin berdiplomasi mencari perdamaian. Suatu pertempuran besar terjadi pada tanggal 26 oktober 1667 di mana pasukan makassar mengalami kekalahan. Suatu gencatan senjata selama tiga hari terjadi dan pada akhirnya Karaeng lengkese dan karaeng bontosungu dengan kekuasaan dari Sultan Hasanuddin datang berunding. Perundingan itu di mulai tanggal 13 november 1667 di desa bongaya dekat besombong. Tujuan peridungan itu untuk menimbulkan keseimbangan dan hidup berdampinan secara serasi dalam suasana persaudaraan. DAFTAR PUSTAKA Kartodirdjo, Sartono, 1987, pengantar sejarah indonesia baru 1500-1900, Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Sejarah Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  •     Abdul Muthalib Sangadji
  •     Purnama Wulan
  •     Abdul Rachman
  •     Raden Soeharto
  •     Abu Hanifah
  •     Raden Soekamso
  •     Adnan Kapau Gani
  •     Ramelan
  •     Amir (Dienaren van Indie)
  •     Saerun (Keng Po)
  •     Anta Permana
  •     Sahardjo
  •     Anwari
  •     Sarbini
  •     Arnold Manonutu
  •     Sarmidi Mangunsarkoro
  •     Assaat
  •     Sartono
  •     Bahder Djohan
  •     S.M. Kartosoewirjo
  •     Dali
  •     Setiawan
  •     Darsa
  •     Sigit (Indonesische Studieclub)
  •     Dien Pantouw
  •     Siti Sundari
  •     Djuanda
  •     Sjahpuddin Latif
  •     Dr.Pijper
  •     Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  •     Emma Puradiredja
  •     Soejono Djoenoed Poeponegoro
  •     Halim
  •     R.M. Djoko Marsaid
  •     Hamami
  •     Soekamto
  •     Jo Tumbuhan
  •     Soekmono
  •     Joesoepadi
  •     Soekowati (Volksraad)
  •     Jos Masdani
  •     Soemanang
  •     Kadir
  •     Soemarto
  •     Karto Menggolo
  •     Soenario (PAPI & INPO)
  •     Kasman Singodimedjo
  •     Soerjadi
  •     Koentjoro Poerbopranoto
  •     Soewadji Prawirohardjo
  •     Martakusuma
  •     Soewirjo
  •     Masmoen Rasid
  •     Soeworo
  •     Mohammad Ali Hanafiah
  •     Suhara
  •     Mohammad Nazif
  •     Sujono (Volksraad)
  •     Mohammad Roem
  •     Sulaeman
  •     Mohammad Tabrani
  •     Suwarni
  •     Mohammad Tamzil
  •     Tjahija
  •     Muhidin (Pasundan)
  •     Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  •     Mukarno
  •     Wilopo
  •     Muwardi
  •     Wage Rudolf Soepratman
  •     Nona Tumbel


Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :


PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Perjanjian Giyanti antara VOC dan Mataram, Tanggal 23 September 1754

Perjanjian Giyanti ialah kesepakatan antara VOC, pihak Mataram [diwakili oleh Sunan Pakubuwana III], & kelompok Pangeran Mangkubumi. Kelompok Pangeran Sambernyawa tak ikut dlm perjanjian ini. Pangeran Mangkubumi demi keuntungan pribadi memutar haluan menyeberang dari kelompok pemberontak bergabung dengan kelompok pemegang legitimasi kekuasaan memerangi pemberontak yaitu Pangeran Sambernyawa. Perjanjian yg ditandatangani pada bulan 13 Februari 1755 ini secara de facto & de jure menandai berakhirnya Kerajaan Mataram yg sepenuhnya independen.

Nama Giyanti diambil dari lokasi penandatanganan perjanjian ini, yaitu di Desa Giyanti [ejaan Belanda, sekarang tempat itu berlokasi di Dukuh Kerten, Desa Jantiharjo], di tenggara kota Karanganyar, Jawa Tengah. Berdasarkan perjanjian ini, wilayah Mataram dibagi dua: wilayah di sebelah timur Kali Opak [melintasi daerah Prambanan sekarang] dikuasai oleh pewaris tahta Mataram [yaitu Sunan Pakubuwana III] & tetap berkedudukan di Surakarta, sementara wilayah di sebelah barat [daerah Mataram yg asli] diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwana I yg berkedudukan di Yogyakarta. Di dalamnya juga terdapat klausul, bahwa pihak VOC dapat menentukan siapa yg menguasai kedua wilayah itu jika diperlukan. Menurut dokumen register harian N. Hartingh [Gubernur VOC untuk Jawa Utara], pada tanggal 10 September 1754 N. Hartingh berangkat dari Semarang untuk menemui Pangeran Mangkubumi. Pertemuan dengan Pangeran Mangkubumi sendiri baru pada 22 September 1754. P
ada hari berikutnya diadakan perundingan yg tertutup & hanya dihadiri oleh sedikit orang. Pangeran Mangkubumi didampingi oleh Pangeran Notokusumo & Tumenggung Ronggo. Hartingh didampingi Breton, Kapten Donkel, & sekretaris Fockens. Sedangkan yg menjadi juru bahasa ialah Pendeta Bastani. Pembicaraan pertama mengenai pembagian Mataram. N. Hartingh menyatakan keberatan karena tak mungkin ada dua buah matahari. Mangkubumi menyatakan di Cirebon ada lebih dari satu Sultan. Hartingh menawarkan Mataram sebelah timur. Usul ini ditolak sang Pangeran. Perundingan berjalan kurang lancar karena masih ada kecurigaan di antara mereka. Akhirnya sesudah bersumpah untuk tak saling melanggar janji maka pembicaraan menjadi lancar.
Kembali Gubernur VOC mengusulkan agar Mangkubumi jangan menggunakan gelar Sunan, & menentukan daerah mana saja yg akan dikuasai oleh beliau. Mangkubumi berkeberatan melepas gelar Sunan karena sejak 5 tahun lalu diakui rakyat sebagai Sunan. [Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sunan [Yang Dipertuan] atas kerajaan Mataram ketika Paku Buwono II wafat di daerah Kabanaran, bersamaan VOC melantik Adipati Anom menjadi Paku Buwono III]. Perundingan terpaksa dihentikan & diteruskan keesokan harinya. Pada 23 September 1754 akhirnya tercapai nota kesepahaman bahwa Pangeran Mangkubumi akan memakai gelar Sultan & mendapatkan setengah Kerajaan.
Daerah Pantai Utara Jawa [orang Jawa sering menyebutnya dengan daerah pesisiran] yg telah diserahkan pada VOC [orang Jawa sering menyebut dengan Kumpeni] tetap dikuasai VOC & ganti rugi atas penguasaan Pantura Jawa oleh VOC akan diberikan setengah bagiannya pada Mangkubumi. Terakhir, Pangeran memperoleh setengah dari pusaka-pusaka istana. Nota kesepahaman tersebut kemudian disampaikan pada Paku Buwono III. Pada 4 November tahun yg sama, Paku Buwono III menyampaikan surat pada Gubernur Jenderal VOC Mossel atas persetujuan beliau tehadap hasil perundingan Gubernur Jawa Utara & Mangkubumi. Berdasarkan perundingan 22-23 September 1754 & surat persetujuan Paku Buwono III maka pada 13 Februari 1755 ditandatangani ‘Perjanjian di Giyanti yg kurang lebih poin-poinnya, seperti dikemukakan Soedarisman Poerwokoesoemo, sebagai berikut:
[sunting] Pasal 1
Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Ngabdurrahman Sayidin Panotogomo Kalifattullah di atas separo dari Kerajaan Mataram, yg diberikan kepada beliau dengan hak turun temurun pada warisnya, dlm hal ini Pangeran Adipati Anom Bendoro Raden Mas Sundoro.
[sunting] Pasal 2
Akan senantiasa diusahakan adanya kerjasama antara rakyat yg berada dibawah kekuasaan Kumpeni dengan rakyat Kasultanan.
[sunting] Pasal 3
Sebelum Pepatih Dalem [Rijks-Bestuurder] & para Bupati mulai melaksanakan tugasnya masing-masing, mereka harus melakukan sumpah setia pada Kumpeni di tangan Gubernur. Intinya seorang patih dari dua kerajaan harus dikonsultasikan dengan Belanda sebelum kemudian Belanda menyetujuinya.
[sunting] Pasal 4
Sri Sultan tak akan mengangkat/memberhentikan Pepatih Dalem & Bupati, sebelum mendapatkan persetujuan dari Kumpeni. Pokok pokok pemikirannya itu Sultan tak memiliki kuasa penuh terhadap berhenti atau berlanjutnya seorang patih karena segala keputusan ada di tangan Dewan Hindia Belanda.
[sunting] Pasal 5
Sri Sultan akan mengampuni Bupati yg selama dlm peperangan memihak Kumpeni.
[sunting] Pasal 6
Sri Sultan tak akan menuntut haknya atas pulau Madura & daerah-daerah pesisiran, yg telah diserahkan oleh Sri Sunan Paku Buwono II kepada Kumpeni dlm Contract-nya pada tanggal 18 Mei 1746. Sebaliknya Kumpeni akan memberi ganti rugi kepada Sri Sultan 10. 000 real tiap tahunnya.
[sunting] Pasal 7
Sri Sultan akan memberi bantuan pada Sri Sunan Paku Buwono III sewaktu-waktu diperlukan.
[sunting] Pasal 8
Sri Sultan berjanji akan menjual kepada Kumpeni bahan-bahan makanan dengan harga tertentu.
[sunting] Pasal 9
Sultan berjanji akan mentaati segala macam perjanjian yg pernah diadakan antara raja-raja Mataram terdahulu dengan Kumpeni, khususnya perjanjian-perjanjian 1705, 1733, 1743, 1746, 1749.
[sunting] Penutup
Perjanjian ini dari pihak VOC ditanda tangani oleh N. Hartingh, W. van Ossenberch, J. J. Steenmulder, C. Donkel, & W. Fockens. ”
Perlu ditambahkan Pepatih Dalem [Rijks-Bestuurder/Chief of Administration Officer] dengan persetujuan residen/gubernur ialah pemegang kekuasaan eksekutif sehari hari yg sebenarnya [bukan di tangan Sultan].

Kerusuhan Setelah Perjanjian Giyanti

Perjanjian Giyanti belum mengakhiri kerusuhan karena dlm perjanian ini kelompok Pangeran Sambernyawa [Raden Mas Said] tak turut serta. Mengapa dlm perjanjian Giyanti ini Pangeran Sambernyawa tak turut serta? Para Pujangga Jawa & Sejarahwan rupanya enggan untuk menulis persoalan detail sekitar perjanjian ini atau paling tak generasi muda diberi suatu informasi yg benar sebagai landasan membangun mentalitas bangsa pentingnya persatuan. Dalam Perjanjian Giyanti ini Pangeran Sambernyawa ialah rivalitas Pangeran Mangkubumi untuk menjadi penguasa nomer satu di Mataram. Perjanjian Giyanti merupaken persekongkolan untuk menghancurkan pemberontak. Berhubung pemberontak Mangkubumi sudah bertobat & kembali bersama VOC & Paku Buwono III bersekutu kembali untuk maksud yg sama mematahkan & menumpas pemberontakan.
Pemberontak yg dimaksud dlm persekutuan dengan Perjanjian Giyanti ialah Pangeran Sambernyawa. Sebagai pemimpin pemberontak Pangeran Sambernyawa dinyatakan sebagai musuh bersama. Disini Perjanjian Giyanti terjadi bukannya tanpa sebab. Sebab yg utama ialah “penyeberangan Pangeran Mangkubumi” dari memberontak menjadi sekutu VOC & Paku Buwono III. Mengapa & bagaimana Pangeran Mangkubumi yg telah lari dari Keraton & menggabungkan diri dengan pemberontak tiba tiba kembali memerangi pemberontak? Dengan Perjanjian Giyanti Pangeran Mangkubumi sudah bukan lagi sebagai pejabat bawahan Paku Buwono III melainkan sebagai penguasa yg demi alasan ketenteraman Kerajaan memainkan peran memerangi pemberontak.
Disini rupanya Sejarah ada yg disembunyikan & ditutup tutupi. Pangeran Mangkubumi yg sebelum Perjanjian Giyanti memusuhi VOC secara tiba tiba berbalik bahu membahu memerangi pemberontak. Apa latar belakang yg mendasari sehingga terjadi persekutuan baru VOC, Paku Buwono III & Pangeran Mangkubumi? Persekutuan Paku Buwono III dengan VOC sudah bukan barang baru lagi karena keduanya bersekutu untuk menumpas pemberontakan. Pangeran Mangkubumi merupaken persoalan tersendiri karena bersama Pangeran Sambernyawa berada dlm posisi memberontak & memusuhi VOC. Pangeran Mangkubumi & Pangeran Sambernyawa tak kompak dlm menghadapi VOC. Kedua nya berselisih & puncak perselisihan itu mengemuka dengan menyeberangnya Pangeran Mangkubumi ke pihak lawan [ VOC ]. Penyeberangan itu dilakukan karena kekuatan bersenjata Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan yg sangat telak & Pangeran Mangkubumi tak ingin kehilangan kekuasaannya atas kekuatan bersenjatanya akibat kalah dengan Pangeran Sambernyawa.
VOC melihat bahwa Pangeran Mangkubumi tak bakalan menyeberang ke pihaknya kalau tak mengalami kekalahan dlm perselisihan itu. Dengan bersama sama Kompeni atau VOC maka musuh Pangeran Mangkubumi bukan lagi VOC/kompeni/Belanda melainkan musuhnya ialah Pangeran Sambernyawa sebagai musuh bersama [ VOC/Kompeni/Belanda, Pakubuwono III, Pangeran Mangkubumi]. Sebelum secara bersama bahu membahu bertindak melenyapkan Pangeran Sambernyawadisini tampak dengan jelas bahwa “pembagian Mataram menjadi Keraton Yogyakarta & Keraton Surakarta” ialah Kesepakatan VOC dengan Pangeran Mangkubumi yg digelar di Giyanti.

Sabtu, 18 April 2015

Kisah Perseteruan Antara Iblis dan Nabi Yahya as

        Nabi dan Rasul pun tak luput dari godaan iblis laknatullah.
Nabi Yaha as merupakan putra dari Nabi Zakaria as, dan keduanya menjadi Nabi dan Rasul Allah SWT.

Nabi Yahya as dari sejak kecil telah terpelihara dari perbuatan syirik (menyekutukan Tuhan) dan terpelihara dari maksiat.
Hal ini dijelaskan dengan Firman Allah SWT dalam Surat Maryam ayat 12-13.


Allah SWT berifrman,


يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا ١٢
وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا ١٣

Artinya:
12. Hai Yahya, ambillah[1] Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah[2] selagi ia masih kanak-kanak,
13. dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa,

[1] Maksudnya: pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya, dan sampaikan kepada umatmu.
[2] Maksudnya: kenabian. atau pemahaman Taurat dan pendalaman agama.

Kisahnya

Pada suatu hari, datanglah iblis menghadap Nabi Yahya as dan berkata sebagaimana berikut terangkum dalam dialog.

Iblis : "Wahai Nabi Yahya, aku ingin memberimu nasehat."
Nabi Yahya as : "Kamu bohong. Kamu jangan menasehati aku, tetapi beritahukan kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam as."
Iblis : "Anak cucu Adam itu menurut asal ada tiga golongan, yaitu:
1. Golongan yang paling keras terhadap golongan kami.
Bila saya menemukan kesempatan untuk untuk menggodanya, maka kesempatan itu tidak bisa saya manfaatkan sehingga kami tidak memperoleh apa-apa dari mereka.

2. Golongan yang kami kuasai.
Mereka ini ditangan kami tidak ubahnya seperti bola di tangan para anak-anak kami yang kapan saja bisa dimainkan. Kami puas atas mereka ini.

3. Golongan orang-orang seperti Anda.
Mereka ini oleh Allah SWT dilindungi sehingga saya tidak dapat menembus mereka.

Nabi Yahya as : "Kalau begitu, apakah kamu mampu menggoda saya?"
Iblis : "Tidak. Tapi hanya sekali saja saya mampu menggoda Anda. Yaitu ketika Anda menghadapi makanan, lalu Anda memakan makanan itu sekenyang-kenyangnya sampai Anda tertidur pada waktu itu. Saat itu Anda tidak melakukan shalat malam seperti pada malam-malam sebelumnya."
Nabi Yahya as :
(riwayat dari Abdullah bin Al Imam Ahmad Hambal dari Tsabit Al Bannani).

Karena Iblis tidak mampu menggoda Nabi Yahya as, maka iblis pun pergi untuk kembali nanti. Iblis berfikir, mungkin di kesempatan lain bisa menggoda Nabi Yahya as.


Kesempatan pun datang juga.
Iblis mendatangi Nabi Yahya as lagi, dan kali ini iblis tengah memperlihatkan dirinya dengan beberapa barang yang tergantung.
Dan terjadilah dialog lagi sebagaiman berikut.

Nabi Yahya as : "Apakah barang-barang yang tergantung itu, wahai Iblis laknatullah?"
Iblis : "Ini adalah beberapa syahwat yang saya dapat dari anak Adam.
Nabi Yahya as : "Apakah aku juga ada (syahwat)?"
Iblis : "Kadang-kadang Anda kebanyakan makan (maksudnya sekali itu saja hingga Beliau tertidur), lalu Anda berat untuk menjalankan shalat dan dzikir kepada Allah SWT."
Nabi Yahya as : "Apakah ada yang lain?"
Iblis : "Tidak ada. Wallahi tidak ada."
(Ini menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul itu benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari perbuatan dosa).

Nabi Yahya as : "Ketahuilah wahai Iblis, sesungguhnya Allah SWT tidak akan memenuhkan perut saya dari berbagai makanan."
Iblis : "Saya rasa demikian. Saya pun juga begitu, saya tidak akan memberi nasehat kepada anak cucu Adam."

Masih ada satu lagi riwayat tentang Nabi Yahya as.
Diriwayatkan dari Ibnu Abid Dunya dari Abdullah.
Saat itu, Iblis mendatangi Nabi Yahya as kali ketiga, dan dialogpun terjadi lagi.

Nabi Yahya as : "Wahai Iblis, tolong beritahu saya apakah yang paling engkai sukai dari manusia? Dan adakah yang paling engkau benci dari manusia."
Iblis : "Orang mukmin yang paling aku sukai adalah orang mukmin yang bakhil. Sedangkan orang mukmin yang paling aku benci adalah orang mukmin yang fasik (rusak amalny) tetapi dermawan."
Nabi Yahya as : "Mengapa bisa begitu?"
Iblis : "Orang mukmin yang bakhil itu menurut saya sudah cukup (untuk digoda amalnya). Tetapi kalau orang mukmin fasik yang suka bersedekah, saya khawatir kalau kedermawananya itu diketahui oleh Allah SWT lalu diterima amalnya, itu berarti saya tidak punya teman di neraka nanti."

Kemudian Iblis pergi dari hadapan Nabi Yahya as sambil berkata,
"Kalau Anda bukan Yahya UtusanNya, tentu saya tidak akan memberitahu tentang masalah ini."

Dari dialog dan percakapan antara Nabi Yahya as dan Iblis di atas telah disebutkan bahwa orang mukmin yang paling disukai oleh Iblis adalah orang mukmin yang bakhil/kikir. Karena seorang mukmin yang seperti ini telah menjadi teman iblis. Allah SWT membenci orang yang seperti ini.
Kenapa..?

Karena orang mukmin yang sedemikian itu telah beranggapan bahwa harta yang dimilikinya itu adalah hasil dari jerih payahnya sendiri tanpa pertolongan dan pemberian Allah SWT.
Na'uzubillah...

Untuk itulah admin menghimbau para pembaca Blog Kisah Teladan Islami ini untuk menafkahkan atau mensedekahkan sebagain harta/rezeki yang telah kita miliki ke jalan yang senantiasa diridhai Allah SWT.
Dan inilah nantinya yang akan menyelamatkan seseorang dari lembah kesesatan.

Pembunuhan Terhadap Nabi Yahya

Kisah Islamiah malam ini tentang pembunuhan Nabi Yahya as oleh Seorang Raja yang bengis dan kejam. Awal mulanya Nabi Yahya disuruh untuk membenarkan yang bathil, namun Nabi Yahya as bersikukuh menolak hingga dibunuhlah Nabi Yahya as yang mulia ini.

Nabi Yahya as menolak dengan keras rencana pernikahan Raja Herodus dengan ank kandungnya. Karena pernikahan yang seperti itu dilarang dalam hukum Allah SWT.

Kisahnya.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Yahya as tidak setengah-setengah. Ia tetap konsisten mengatakan yang benar itu benar dan yang salah tetaplah salah, seperti penolakannya terhadap rencana pernikahan Raja Herodus dengan putri kandungnya sendiri yang bernama Hirodia.

Pendapatnya tetap kuat meski yang dihadapinya adalah seorang raja.
"Pernikahan itu tidak akan saya akui, malah saya akan tetap menentangnya sampai kapanpun," ucap Nabi Yahya as kepada masyarakat yang menunggu keputusannya.
"Baiklah, kami juga tidak akan membenarkan pernikahan itu," ujar masyarakat kepada Nabi Yahya as.

Pada saat itu, memang Nabi Yahya as telah menjadi panutan masyarakat. Apapun yang diucapkannya senantiasa diikuti, begitu pula sesuatu yang dilarang juga akan dipatuhi.
Alasan Nabi Yahya as melarang pernikahan itu sangalah kuat, yaitu karena Hirodia merupakan anak kandung dari Raja Hirodus itu sendiri. Pernikahan seperti itu sangatlah dilarang oelh Allah SWT.

Hirodia Merayu Nabi Yahya as.
Hirodia memang tengah menjadi buah bibir setiap pemuda Palestina. Kecantikannya seperti bulan purnama, matanya jernih laksana bintang kejora, tubuhnya ramping dan seksi dengan rambut hitam yang panjang semakin menambah cantik wajahnya.

Pada akhirnya, kabar penolakan Nabi Yahya as terhadap rencana pernikahna itu sampai juga ke telinga Hirodia. Ia sangat terkejut sekaligus takut bila renca menjadi permaisuri tidak menjadi kenyataan. Karenanya, ia membuat siasat untuk merayu Nabi Yahya as dengan modal kecantikannya.

Setelah berhias secantik mungkin, Hirodia menyelinap masuk ke kamar Nabi Yahya as.
"Wahai Yahya, tidak tertarikkah engkau kepada tubuhku ini?" rayu Hirodia sambil memperlihatkan tubuhnya.
"Hirodia, tutuplah tubuhmu, ketahuilah bahwa orang-orang yang melakukan mesum akan disiksa di hari kiamat dan berbau lebih busuk dari bau bangkai," tolak Nabi Yahya as pada ajakan Hirodia untuk berbuat mesum.

Mendengar jawaban Nabi Yahya as yang demikian, Hirodia menjadi sangat jengkel. Ia lantas meminta kepada Herodus agar membunuh Nabi Yahya as.
"Sekiranya engaku benar-benar cinta kepadaku, aku ingin bukti darimu," ucap Hirodia kepada Raja Herodus.
"Bukti apa yang engkau inginkan?" tanya Raja Herodus.
"Aku ingin engkau membunuh Nabi Yahya as agar tidak ada lagi orang yang menentang rencana pernikahan kita," jelas Hirodia.


Nabi Yahya as Rela Dibunuh Demi Kebenaran dan Takut Azab Allah SWT.
Raja Herodus yang terkenal dengan kekejamannya itu langsung menyanggupi permintaan calon permaisurinya. Dengan segera ia menyuruh para prajuritnya untuk menangkap Nabi Yahya as.

Setelah tertangkap, Nabi Yahya as dimasukkan ke dalam penjara.
"Wahai Yahya, jelaskan mengapa engkau melarang rencana pernikahan kami?" tanya Raja Herodus.
"Ketahuilah bahwa Allah SWT melarang pernikahan antara ayah dan anak. Allah SWT juga melaknat siapa saja yang melakukan pernikahan seperti itu," jelas Nabi Yahya as.

"Kami tidak peduli, sekarang akuilah dan umumkanlah kepada rakyatku bahwa engkau merestui rencana pernikahan kami," ujar Raja Herodus.
"Demia Allah SWT, aku tidak akanmengatakan benar bila kenyataannya iitu salah," jawab Nabi Yahya as tidak gentar sedikitpun.
"Baiklah, kalau engkau tidak mau merestui, maka engkau akan aku bunuh," ancam Raja Herodus.
"Tidak ada sesuatu pun yang aku takuti kecuali azab Allah SWT," jawab Nabi Yahya as dengan tenangnya.

Nabi Yahya as tetap saja bersikukuh pada pendirian dan keutusannya. Ia rela dibunuh daripada ikut menanggung azab Allah SWT karena ikut membenarkan pernikahan yang terlarang itu.

Akhirnya, Raja Herodus menyuruh prajuritnya untuk membunuh Nabi Yahya as. Darah pun mengucur dengan derasnya mengiringi kematian Nabi Yahya as yang sangat disegani oleh rakyat Herodus itu. Beliau pun tewas dalam memegang syariat agama Allah SWT.

Dari kisah inilah, Allah SWT mengutuk kekejaman Raja Herodus yang telah membunuh Nabi Yahya as. Kutukan tersebut terdapat dalam ayat suci Al Qur'an Surat An-Nisaa ayat 93.
Allah SWT berfirman,

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Artinya:
"Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya."

PEMBERONTAKAN ANDI AZIS

Andi Aziz merupakan seorang mantan perwira KNIL. Pada tanggal 30 Maret 1950, ia bersama dengan pasukan KNIL di bawah komandonya menggabungkan diri ke dalam APRIS di hadapan Letnan Kolonel Ahmad Junus Mokoginta, Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur.
Pemberontakan dibawah pimpinan Andi Aziz  ini terjadi di Makassar diawali dengan adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan tersebut terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat yang anti-federal, mereka mendesak NIT segera menggabungkan diri dengan RI. Sementara itu terjadi demonstrasi dari golongan yang mendukung terbentuknya Negara federal. Keadaan ini menyebabkan muncul kekacauan dan ketegangan di masyarakat.
Untuk menjaga keamanan maka pada tanggal 5 April 1950, pemerintah mengirimkan 1 batalion TNI dari Jawa. Kedatangan pasukan tersebut dipandang mengancam kedudukan kelompok masyarakat pro-federal. Selanjutnya kelompok pro-federal ini bergabung dan membentuk “Pasukan Bebas” di bawah pimpinan Kapten Andi Aziz. Ia menganggap masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi tanggung jawabnya.
 
Pada 5 April 1950, pasukan Andi Aziz menyerang markas TNI di Makassar dan berhasil menguasainya bahkan Letkol Mokoginta berhasil ditawan. Bahkan Ir.P.D. Diapari (Perdana Mentri NIT) mengundurkan diri karena tidak setuju dengan tindakan Andi Aziz dan diganti Ir. Putuhena yang pro-RI. Tanggal 21 April 1950, Wali Negara NIT, Sukawati mengumumkan bahwa NIT bersedia bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mengatasi pemberontakan tersebut pemerintah pada tanggal 8 April 1950 mengeluarkan perintah bahwa dalam waktu 4 x 24 Jam Andi Aziz harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kepada pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk menyerahkan diri dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat yang sama dikirim pasukan untuk melakukan operasi militer di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh A.E. Kawilarang.
Pada tanggal 15 April 1950 Andi Aziz berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Tetapi Andi Aziz terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili sedangkan pasukan yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melakukan pendaratan di Sulawesi Selatan. Pada 21 April 1950 pasukan ini berhasil menduduki Makassar tanpa perlawanan dari pasukan pemberontak.
Tanggal 26 April 1950, pasukan ekspedisi yang dipimpin A.E. Kawilarang mendarat di Sulawesi Selatan. Keamanan yang tercipta di Sulawesi Selatan tidak berlangsung lama karena keberadaan pasukan KL-KNIL yang sedang menunggu peralihan pasukan APRIS keluar dari Makassar. Mereka melakukan provokasi dan memancing bentrokan dengan pasukan APRIS.
Pertempuran antara APRIS dengan KL-KNIL terjadi pada 5 Agustus 1950. Kota Makassar pada waktu itu berada dalam suasana peperangan. APRIS berhasil memukul mundur pasukan lawan. Pasukan APRIS melakukan pengepungan terhadap tangsi-tangsi KNIL.
8 Agustus 1950, pihak KL-KNIL meminta untuk berunding ketika menyadari bahwa kedudukannya sudah sangat kritis.Perundingan dilakukan oleh Kolonel A.E Kawilarang dari pihak RI dan Mayor Jendral Scheffelaar dari KL-KNIL. Hasilnya kedua belah pihak setuju untuk dihentikannya tembak menembak dan dalam waktu dua hari pasukan KL-KNIL harus meninggalkan Makassar.

Johann Wolfgang Döbereiner - Membuat Pengelompokan Unsur



Johann Wolfgang Döbereiner adalah seorang ahli kimia Jerman yang terkenal karena pekerjaan yang meramalkan hukum periodik untuk unsur-unsur kimia. Ia dikenal sebagai Triad Döbereiner, Lampu Döbereiner.


Kehidupan

Johann Wolfgang Döbereiner lahir pada 13 Desember 1780 di Hof, Bayreuth. Sebagai anak kusir, Döbereiner memiliki sedikit kesempatan untuk sekolah formal. Jadi ia magang di apotek,

Kamis, 16 April 2015

Biografi Ibnu Khaldun - Peletak Dasar Ilmu-Ilmu Sosial dan Politik Islam



Masjid tempat belajar Ibnu kaldun

Nama lengkap Ibnu Khaldun adalah Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami (عبد الرحمن بن محمد بن خلدون الحضرمي) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).

Ibnu Khaldun lahir di Tunisia pada 1 Ramadan

Rabu, 15 April 2015

Hugo tetrode - Fisikakawan Statistik, Teori Kuantum Awal dan Mekanika Kuantum



Hugo Martin tetrode adalah seorang fisikawan teoritis Belanda yang memberikan kontribusi dalam fisika statistik, teori kuantum awal dan mekanika kuantum.

Ia lahir di Amsterdam pada 7 Maret 1895. Pada tahun 1912, tetrode mengembangkan persamaan Sackur-tetrode, ekspresi mekanik kuantum dari entropi suatu gas ideal.  konstanta Sackur-tetrode yakni S 0 / R, adalah konstanta fisika dasar yang

Selasa, 14 April 2015

Johannes von Hanstein - Melakukan penelitian Awal Proses Pembuahan Pakis





Asteranthera ovata, (Cav.) Hanst. di Taman National Puyehue 

Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 - 27 Agustus 1880) adalah ahli botani  Jerman yang berasal dari Potsdam.

Ia belajar di Gärtnerlehranstalt (Institut Hortikultura) di Potsdam, kemudian belajar ilmu di Berlin dan mencapai gelar doktor pada tahun 1848. Pada tahun 1855 ia menjadi dosen botani di University of

Selasa, 07 April 2015

kisah nabi harun & musa

Mengisahkan nabi Harun tidak lepas dari kisah nabi Musa, kerena ia adalah juru bicara nabi Musa ketika menghadap Fir”aun ataupun umat nabi Musa sendiri. Kisahnya ketika nabi Musa berhasil membawa umatnya keluar dari wilayah Mesir dan selamat dari kejaran Fir”aun yang ingin membunuh mereka.

Kini tibalah saatnya nabi Musa untuk menerima wahyu dari Allah swt, ia memerintahkan nabi Harun agar menjaga umatnya, jangan sampai mereka kufur, lalu nabi Musa naik gunung Thursina, untuk berkhalwat dan berpuasa sempat empat puluh hari. Diatas gunung nabi Musa kemudian memohon kepada Allah swt “ Ya Tuhan, dapatkah aku melihat Engkau ?”

Allah swt berfirman:”Engkau akan sanggup melihat Ku, tetapi cobalah lihat bukit itu. Jika tetap berdiri tegak di tempatnya maka kau akan dapat melihat Ku”. Lalu nabi Musa menoleh kearah bukit atau gunung yang dimaksud, seketika gunung yang dilihat hancur luluh tanpa meninggalkan bekas, lalu masuk ke dalam perut bumi.

Nabi Musa terperanjat, gemetar seluruh tubuhnya dan jatuh pingsan, setelah itu sadar ia bertasbih dan bertahmid seraya memohon ampun atas kelancangannya itu, “ maha besar Engkau Wahai Tuhan, ampunilah aku dan terimalah taubatku dan aku akan menjadi orang pertama yang beriman kepada Mu”. Selanjutnya Allah swt menurunkan Kitab Taurat yang berupa kepingan – kepingan batu, di dalamnya tertulis pedoman hidup dan penuntun beribadah kepada Allah Swt.

Patung Anak Sapi


Ketika nabi Musa turun dari bukit Thursina ia terkejut, kaumnya lelah tersesat. Mereka berpesta pora dan menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas. Nabi Musa menegur saudaranya yaitu Harun yang telah dititipi agar menjaga umatnya. Nabi Harun berkata bahwa ia sudah memperingatkan mereka, namun mereka tak menganggapnya sebelah mata. Nabi Harun dianggap orang yang lemah.

Setelah diselidiki ternyata Samiri-lah orang yang mengajak orang – orang itu membuat patung anak sapi dan menyembahnya. Nabi Musa marah sekali sehingga Samiri diusir, dan tidak boleh bergaul dengan masyarakat, sebab Samiri terkena kutukan, jika ia disentuh atau menyentuh manusia maka badannya akan menjadi demam panas itulah siksaan di dunia, adapun nanti di akhirat ia akan di masukkan ke dalam neraka.

Kemudian nabi Musa memerintahkan kaumnya yang telah tersesat menyembah patung anak sapi supaya bertaubat kepada Allah Swt dengan sebenar – benarnya taubat. Tujuh puluh orang diantara kaumnya diajak ke bukit Thursina, untuk mereka adalah orang – orang terbaik. Di ajak nabi Musa untuk memohonkan ampun buat kaumnya yang berdosa.
Setibanya diatas bukit, datanglah awan tebal yang meliputi seluruih bukit nabi Musa dan kaumnya masuk ke dalam awan itu dan mereka segera bersujud. Selagi bersujud mereka mendengar percakapan nabi Musa  dengan Tuhan-Nya. Pada saat itu timbullah keinginan di benak mereka untuk melihat Allah Swt.

Setelah nabi Musa selesai bercakap – cakap dengan Allah Swt , mereka berkata kepada nabi Musa:”Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang dan nyata”.

Sebagai jawaban kontan atas kelancangan mereka itu Allah Swt mengirim halilintar yang menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus. Nabi Musa sedih melihat nasib kelompok tujuh puluh itu, mereka adalah orang – orang terbaik yang dikumpulkan dari kaumnya. Ia memohon kepada Allah Swt agar mereka diampuni dosa-dosa mereka dan dihidupkan lagi.

Allah Swt mengabulkan do”anya, tujuh puluh orang yang sudah mati itu dihidupkan kembali, nabi Musa kemudian menyuruh orang – orang itu bersumpah untuk berpegang teguh dengan kitab Taurat sebagai pedoman hidup. Melaksanakan perintah – Nya dan menjauhi larangan- Nya.

Kisah Tenggelamnya Qarun dan Harta Bendanya


Qarun (Bahasa Arab قارون ) adalah salah seorang sepupu Musa, berasal dari Bani Israel. Qarun disebut dalam Al-Quran sebanyak empat kali, dua kali di surah Al-Qasas, satu kali di surah Al-'Ankabut dan satu kali di surah Al-Mu’min.Qarun adalah orang yang sering memakerkan kekayaan.
Qarun adalah sepupu Musa, anak dari Yashar adik kandung Imran ayah Musa. Baik Musa maupun Qarun masih keturunan Yaqub, karena keduanya merupakan cucu dari Quhas putra Lewi, Lewi bersaudara dengan Yusuf anak dari Yaqub, hanya berbeda ibu. Silsilah lengkapnya adalah Qarun bin Yashar bin Qahit/ Quhas bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.
Awal kehidupan Qarun sangatlah miskin dan memiliki banyak anak. Sehingga pada suatu kesempatan ia meminta Musa untuk mendoakannya kepada Allah, yang ia pinta adalah kekayaan harta benda dan permintaan tersebut dikabulkan oleh Allah. Dikisahkan pula dalam Al-Qur'an dia juga sering mengambil harta dari Bani Israel yang lain dan dia memiliki ribuan gudang harta melimpah ruah, penuh berisikan emas dan perak.
Setelah menjadi kaya raya, Qarun menjadi orang yang sombong dan suka pamer. Orang-orang kaya biasanya menyimpan kunci harta mereka dalam tempat rahasia agar tidak diketahui orang lain. Qarun bisa saja membuat sebuah tempat besar yang tersembunyi untuk menampung kunci-kuncinya, tapi dia tidak melakukannya karena dia ingin menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya.

Jadi kebiasaannya adalah membawa sepuluh orang kuat kemanapun dia pergi. Kesepuluh orang ini adalah pria-pria perkasa yang berotot kekar. Mereka mengikuti Qarun kemanapun dia pergi hanya untuk membawakan kunci-kuncinya. Meskipun sudah dibawa sepuluh orang pria perkasa, tetap saja mereka merasa bahwa kunci-kunci Qarun terasa berat.
Kebiasaan Qarun yang lain adalah dia selalu mengenakan pakaian yang berbeda setiap kali keluar rumah. Pakaian-pakaiannya merupakan jubah-jubah mewah yang paling mahal di zaman itu. Dia juga punya banyak kuda, punya tentara pribadi, punya bodyguard, punya banyak istana, dan harta benda. Tidak terhitung jumlah kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.
Qarun juga bisa memainkan orang-orang, dia bisa melakukan apapun karena punya kekuatan.  Fir’aun adalah teman baik Qarun. Jika ada seseorang yang punya masalah dengannya, Qarun tinggal memberitahu Fir’aun maka habislah orang itu. Dia bisa membuat seseorang menjadi budak jika dia mau. Jadi tak seorang pun berani dengan Qarun. Dia adalah seorang tiran yang dijadikan Allah sebagai contoh di dalam Al-Qur’an.
 
Pada suatu hari, Qarun memilih pakaian terbaiknya. Kemudian dia pergi ke pekarangan istananya yang luas dan dia berjalan-jalan sambil memilih-milih kudanya. Akhirnya pandangannya tertuju ke salah satu kuda miliknya sembari tangannya menunjuk. Dia berkata kepada pelayannya “Kuda itu yang disana! Kuda yang memiliki bulu paling putih. Aku ingin menaiki kuda itu sekarang!” Mereka menghias kuda itu dengan berbagai macam pernak-pernik. Andaikan orang-orang di jalan melihat kuda putih itu, tentu mereka akan terkagum-kagum melihatnya. Jadi dia menaiki kuda putih itu dan berkata: “Tentara-tentaraku! Datanglah kemari!” Kemudian dia menunjuk tentara-tentara terbaiknya. Lalu tentara-tentara itu berbaris mengikutinya dari belakang. Kemudian dia menunjuk sepuluh orang pria kekarnya dan berkata “Bawalah SEMUA harta-hartaku! Hari ini aku ingin menunjukkan harta-hartaku pada orang-orang. Bawa semua emas, perak, perunggu, barang-barang mewahku, koleksi pribadiku, dan yang lainnya. Aku ingin kalian membawa semuanya. Bahkan kalian para tentara juga harus membawanya! Ketika kita lewat, aku ingin semua orang terkagum-kagum melihat banyaknya hartaku.”
 
Jadi dia membawa semua harta karunnyaa, ada begitu banyak rubi, permata, mutiara, emas, dan perhiasan dalam berbagai bentuk. Ketika dia berparade keliling kota dari istananya, orang-orang di jalan melihatnya. Dan orang-orang yang menginginkan yang hanya menginginkan dunia ini berkata “Lihatlah semua ini. Andai saja kita mempunyai apa yang Qarun miliki.” Mereka sangat menginginkan harta itu. Bayangkanlah, seluruh kota menyaksikannya. Di antara mereka juga ada ahli agama. Mereka berkata “Jangan meminta seperti itu! Celakalah kamu! Sesungguhnya apapun yang Allah berikan kepadamu sudah cukup.”

Jadi ketika Qarun keluar membawa semua hartanya dan orang-orang di jalan melihatnya dengan terkagum-kagum, Ada orang di sisi kanan dan ada di sisi kiri, sedangkan parade Qarun berada di tengah-tengahnya. Ketika dia merasakan keangkuhan yang tertinggi dan berpikir “Wow, inilah diriku!”
 
Tiba-tiba Allah memerintahkan bumi untuk menelannya! Jadi tiba-tiba bumi bergemuruh. Kemudian jalanan mulai retak. Kemudian retakan itu semakin membesar sehingga terciptalah sebuah lubang yang menganga. Lubang yang besar itu menelan Qarun beserta semua tentaranya, kunci-kuncinya, hartanya, bahkan Allah memerintahkan bumi untuk menelan istananya! Dan orang-orang yang sedang mengamati, beberapa dari mereka berlarian, tapi pada akhirnya mereka sadar bahwa bumi hanya menelan Qarun dan hartanya. Kemudian bumi kembali seperti semula seakan-akan tidak ada yang terjadi. Orang-orang sangat terkejut. Allah telah menunjukkan kepada orang-orang dan Qarun tentang siapa Raja yang sesungguhnya.
”Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri’. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
 Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” ”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. 
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.” Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah).” Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” 
(QS. Al-Qashash: 76-83)
referensi: wikipedia.org

Biografi Muhammad Abduh

A. Biografi Muhammad Abduh
            ‘Abduh lahir di pedusunan delta Nil Mesir pada tahun 1849. Keluarganya terkenal berpegang teguh kepada ilmu dan agama. Ayahnya beristri dua. Muhammad ‘Abduh muda merasakan sejak dini sulitnya hidup dalam keluarga poligami. Hal  ini menjadi pokok persoalan yang dia sampaikan dengan sangat yakin di kemudian hari ketika dia menegaskan perlunya pembaruan keluarga dan hak-hak wanita.[1]
             Dalam usia 12 tahun ‘Abduh telah hapal al-Qur’an. Kemudian, pada usia 13 tahun ia dibawa ke Tanta untuk belajar di Mesjid Ahamdi. Mesjid ini sering disebut “Mesjid Syeikh Ahmad”, yang kedudukannya dianggap sebagai level kedua setelah Al-Azhar dari segi menghapal dan belajar al-Qur’an. Pelajaran di mesjid Ahmadi ini ia selesaikan selama 2 tahun. Namun ‘Abduh merasa tak mengerti apa-apa. Tentang pengalamannya ini ‘Abduh menceritakan: “Satu setengah tahun saya belajar di mesjid Syeikh Ahmad dengan tak mengerti suatu apapun. Ini adalah karena metodenya yang salah. Guru-guru mulai mengajak  kita untuk menghapal istilah-istilah tentang nahwu dan fiqh yang tak kita ketahui artinya, guru tak merasa penting apa kita meengetahui atau tidak mengerti istilah-istilah itu.”[2] Inilah latar belakang dari pokok pembaruannya dalam bidang pendidikan di kemudian hari.
            Pada saat ‘Abduh berumur 16 tahun, tepatnya pada tahun 1865, ‘Abduh menikah dan bekerja sebagai petani. Namun hal itu hanya berlangsung selama 40 hari. Karena ia harus pergi ke Tanta untuk belajar kembali. Pamannya ‘Abduh, seorang Syeikh (guru spiritual) Darwisy Khadr--seorang sufi dari Tarekat Syadzili--telah membangkitkan kembali semangat belajar dan antusiasme ‘Abduh terhadap ilmu dan agama. Syeikh ini mengajarkan kepadanya disiplin etika dan moral serta praktek kezuhudan tarekatnya. Meski ‘Abduh tidak lama bersama Syeikh Darwisy, sepanjang hidupnya ‘Abduh tetap tertarik kepada kehidupan ruhaniah tasawuf. Namun kemudian dia jadi kritis terhadap banyak bentuk lahiriah dan ajaran tasawuf, dan karena kemudian dia memasuki kehidupan Jamaluddin Al-Afghani yang karismatis itu.
            Tahun 1866 ‘Abduh meninggalkan isteri dan keluarganya menuju Kairo untuk belajar di Al-Azhar. Harapannya itu tak terpenuhi. Ia keluar karena proses belajar yang berlangsung menonjolkan ilmu dan hapalan luar kepala tanpa pemahaman, seperti pengalamannya di Tanta. Inilah juga yang melatarbelakangi ‘Abduh ingin mengadakan pembaruan dalam bidang pendidikan.
            Tiga tahun setelah ‘Abduh di Al-Azhar, Jamaluddin al-Afghani datang ke Mesir. Segera saja ‘Abduh bergabung bersamanya. Di bawah bimbingan al-Afghani, ‘Abduh mulai memperluas studinya sampai meliputi filsafat dan ilmu sosial serta politik. Sekelompok pelajar muda Al-Azhar bergabung bersamanya, termasuk pemimpin Mesir di kemudian hari, Sa’d Zaghlul. Afghani aktif memberikan dorongan kepada murid-muridnya ini untuk menghadapi intervensi Eropa di negeri mereka dan pentingnya melihat umat Islam sebagai umat yang satu.[3] ‘Abduh memutar jalur hidupnya dari tasawuf yang bersifat pantang dunia itu, lalu memasuki dunia aktivisme sosio-politik.[4]
            ‘Abduh menyelesaikan studinya pada tahun 1877, dan mengajar pertama kali di Al-Azhar. Ia mengajarkan Akhlak karya Ibn Miskawaih, Muqoddimah Ibn Khaldun, dan sejarah kebudayaan Eropa karya Guizot yang diterjemahkan oleh Tahthawi ke bahasa Arab.
            Muhammad ‘Abduh meninggal pada tanggal 11 Juli 1905. Banyaknya orang yang memberikan hormat di Kairo dan Aleksandria, membuktikan betapa besar penghormatan orang kepada dirinya. Meskipun ‘Abduh mendapat serangan sengit karena pandangan dan tindakannya yang reformatif, terasa ada pengakuan bahwa Mesir dan Islam merasa kehilangan atas meninggalnya seorang pemimpin yang terkenal lemah lembut dan mendalam spiritualnya.
B. Ide-ide Pembaharuan Muhammad ‘Abduh
1. Jumud: Faktor Utama Kemunduran Umat Islam
            ‘Abduh berpandangan bahwa penyakit yang melanda negara-negara Islam adalah adanya kerancuan pemikiran agama di kalangan umat Islam sebagai konsekuensi datangnya peradaban Barat dan adanya tuntutan dunia Islam modern. Selama beberapa abad di masa silam, kaum Muslimin telah menghadapi kemunduran dan sebagai hasilnya mereka tidak mendapatkan dirinya sebagai siap sedia untuk menghadapi situasi yang kritis ini.[5]
            Ia berpendapat bahwa sebab yang membawa kemunduran umat Islam adalah bukan karena ajaran Islam itu sendiri, melainkan adanya sikap jumud di tubuh umat Islam. Jumud yaitu keadaan membeku/statis, sehingga umat tidak mau menerima peubahan, yang dengannya membawa bibit kepada kemunduran umat saat ini (al-Jumud ‘illatun tazawwul). Seperti dikemukakan ‘Abduh dalam al-Islam baina al-’Ilm wa al-Madaniyyah, ia menerangkan bahwa sikap jumud dibawa ke tubuh Islam oleh orang-orang yang bukan Arab, yang merampas puncak kekuasaan politik di dunia Islam. Mereka juga membawa faham animisme, tidak mementingkan pemakaian akal, jahil dan tidak kenal ilmu pengetahuan. Rakyat harus dibutakan dalam hal ilmu pengetahuan agar tetap bodoh dan tunduk pada pemerintah.[6]
            Keadaan ini seperti ini, menurutnya, adalah bid’ah. Masuknya bid’ah ke dalam tubuh Islam-lah yang membawa umat lepas dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Untuk menyelesaikan masalah ini, ‘Abduh, sebagaimana Abdul Wahhab, berusaha mengembalikan umat seperti pada masa salaf, yaitu di zaman sahabat dan ulama-ulama besar. Namun, yang membedakan faham ‘Abduh dengan Abdul Wahhab adalah umat tidak cukup hanya kembali kepada ajaran-ajaran asli itu saja, tetapi ajaran-ajaran itu juga mesti disesuaikan dengan keadaan modern sekarang ini. [7]
2. Pembaruan ‘Abduh dalam Masalah Ijtihad
            Faham Ibn Taimiyyah yang menyatakan bahwa ajaran-ajran Islam terbagi ke dalam dua kategori: Ibadah dan Mu’amalah, diambil dan ditonjolkan oleh ‘Abduh. Ia melihat bahwa ajaran-ajaran yang terdapat dalam Qur’an dan hadits bersifat tegas, jelas dan terperinci. Sebaliknya, ajaran-ajaran mengenai hidup kemasyarakatan umat hanya merupakan dasar-dasar dan prinsip umum tidak terperinci, serta sedikit jumlahnya. Oleh karena sifatnya yang umum tanpa perincian, maka ajaran tersebut dapat disesuaikan dengan zaman.[8]
            Penyesuaian dasar-dasar itu dengan situasi modern dilakukan dengan mengadakan interpretasi baru. Untuk itu, Ijtihad perlu dibuka. Dalam kitab Tarikh Hashri al-Ijtihad dikutip pendapat ‘Abduh mengenai ijtihad sebagai berikut:
“Sesungguhnya kehidupan sosial manusia selalu mengalami perubahan, selalu terdapat hal-hal baru yang belum pernah ada pada zaman sebelumnya. Ijtihad adalah jalan yang telah ada dalam syariat Islam sebagai sarana untuk menghubungkan hal-hal baru dalam kehidupan manusia dengan ilmu-ilmu Islam, meskipun ilmu-ilmu Islam telah dibahas seluruhnya oleh para ulama terdahulu....”.[9]
Selanjutnya, menurut ‘Abduh, untuk orang yang telah memenuhi syarat ijtihad di bidang muamalah dan hukum kemasyarakatan bisa didasarkan langsung pada Quran dan hadis dan disesuaikan dengan zaman. Sedangkan ibadah tidak menghendaki perubahan menurut zaman.
            Taklid buta pada ulama terdahulu tidak perlu dipertahankan, bahkan Abduh memeranginya. Karena taklid di bidang  muamalah  menghentikan pikir dan akal berkarat. Taklid menghambat perkembangan bahasa Arab, perkembangan susunan masyarakat Islam, sistem pendidikan Islam,dan sebagainya.
            Pendapat tentang dibukanya pintu ijtihad bukan semata-mata pada hati tetapi pada akal. Qur'an memberikan kedudukan yang tinggi bagi akal.  Islam, menurutnya adalah agama rasional.[10] Mempergunakan akal adalah salah satu dasar Islam. Iman seseorang takkan sempurna tanpa akal. Agama dan akal yang pertama kali mengikat tali persaudaraan. Wahyu tidak dapat membawa hal-hal yang  bertentangan dengan akal. Kalau zahir ayat atau hadis bertentangan dengan akal, maka harus dicari interpretasi yang membuat ayat dapat dipahami secara rasional. Kepercayaan pada kekuatan akal adalah dasar peradaban bangsa. Tentang hal ini Muhammad ‘Abduh berkata:
“Mesti ada suatu pembebasan akal dari belenggu taqlid, dan mesti memahami agama sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh pada kaum salaf sebelum terjadi perpecahan.......dan umat Islam mesti berpaling kepada kekuatan akal sebagai kekuatan terbesar manusia....”[11]
3. Pembaruan ‘Abduh dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Islam (Pendidikan)
            Seperti dikutip Fazlur Rahman, ‘Abduh menyatakan bahwa ilmu pengetahuan modern banyak berdasar pada hukum alam (sunnatullah, yang tidak bertentangan dengan Islam yang sebenarnya). Sunnatullah adalah ciptaan Allah SWT. Wahyu juga berasal dari Allah. Jadi, karena keduanya datang dari Allah, tidak dapat bertentangan satu dengan yang lainnya. Islam mesti sesuai dengan ilmu pengetahuan modern dan, yang modern mesti sesuai dengan Islam, sebagaimana zaman keemasan Islam yang melindungi ilmu pengetahuan. Dengan penuh semangat, ‘Abduh menyuarakan penggalian sains dan penanaman semangat ilmiah Barat.[12] Kemajuan Eropa ia tegaskan karena belahan dunia ini telah mengambil yang terbaik dari ajaran Islam. Ia membantah bahwa Islam tidak mampu beradaptasi dengan dunia modern. Ia ingin membuktikan bahwa Islam adalah agama rasional yang dapat menjadi basis kehidupan modern.
            Sebagai konsekuensi dari pendapatnya, ‘Abduh berupaya untuk memperbarui pendidikan dan pelajaran modern, yang dimaksudkan agar para ulama kelak tahu kebudayaan modern dan mampu menyelesaikan persoalan modern. Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia dan dapat merubah segala sesuatu.[13]
            Program yang diajukannya--sebagai salah satu fondasi utama--adalah memahami dan menggunakan Islam dengan benar untuk mewujudkan kebangkitan masyarakat. Menurutnya, sekolah negeri (sekuler) harus diwarnai dengan agama yang kuat. Namun, rupanya, pendapatnya itu mendapat tantangan berat dari ulama konservatif yang belum mengetahui faedah dari perubahan yang dianjurkan ‘Abduh.[14]
            Keberatan final ‘Abduh berkenaan dengan upaya meniru pendidikan Barat disebabkan pengalaman bahwa orang yang meniru bangsa lain, dan meniru adat bangsa lain, membukakan pintu bagi masuknya musuh. Segelintir orang yang terbaratkan telah menggunakan slogan asing, seperti “kebebasan, nasionalisme, etnisitas”.
            ‘Abduh memperjuangkan sistem pendidikan fungsional yang bukan impor, yang mencakup pendidikan universal bagi semua anak, laki-laki dan perempuan. Semuanya harus punya kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Semuanya harus mendapat pendidikan agama, yang mengabaikan perbedaan sektarian dan menyoroti perbedaan antara Kristen dan Islam.[15]
            Isi dan lama pendidikan haruslah beragam, sesuai dengan tujuan dan profesi yang dikehendaki pelajar. ‘Abduh percaya bahwa anak petani dan tukang harus mendapat pendidikan minimum, agar mereka dapat meneruskan jejak ayah mereka. Kurikulum sekolah ini harus meliputi: (1) buku ikhtisar doktrin Islam yang  berdasarkan ajaran Sunni dan tidak  menyebut-nyebut perbedaan sektarian; (2) teks ringkas yang memaparkan secara garis besar fondasi kehidupan etika dan moral dan menunjukkan mana yang benar dan yang salah; dan (3) teks ringkas sejarah hidup Nabi Muhammad, kehidupan shahabat, dan sebab-sebab kejayaan Islam.
            Sedangkan untuk sekolah menengah haruslah mereka yang ingin mempelajari syariat, militer, kedokteran, atau ingin bekerja ada pemerintah. Kurikulumnya haruslah meliputi, antara lain: (1) buku yang memberikan pengantar pengetahuan, seno logika, prinsip penalaran; (2) teks tentang doktrin, yang menyampaikan soal-soal seperti dalil rasional, menentukan posisi tengah dalam upaya menghindarkan konflik, pembahasan lebih irnci mengenai perbedaan antara Kristen dan Islam, dan keefektifan doktrin Islam dalam membentuk kehidupan di dunia dan akherat; (3) teks yang menjelaskan mana yang benar dan salah, penggunaan nalar dan prinsip-prinsip doktrin; serta (4) teks sejarah yang meliputi berbagai penaklukan dan penyebaran Islam.
            Adapun pendidikan yang lebih tinggi lagi untuk guru dan kepala sekolah, dengan kurikulum yang lebih lengkap, mencakup: (1) tafsir al-Qur’an; (2) ilmu bahasa dan bahasa Arab; (3) ilmu hadis; (4) studi moralitas (etika); (5) prinsip-prinsip fiqh; (6) seni berbicara dan meyakinkan; dan (7) teologi dan pemahaman doktrin secara rasional.[16]
4. Pembaruan ‘Abduh dalam Bidang Keluarga dan Wanita
            Menurut ‘Abduh, blok bangunan terpenting dari masyarakat baru adalah individu. Umat terdiri dari unit-unit keluarga. Kalau unit-unit ini tidak memberikan lingkungan yang sehat dan fungsional bagi perkembangan individu di dalamnya, maka masyarakat akan ambruk. Abduh berkata:
“Sesungguhnya umat terdiri rumah-rumah (unit-unit keluarga). Jika unit-unit keluarga baik, maka umat pun akan baik. Barangsiapa yang tidak memiliki keluarga maka ia pun tidak memiliki umat. Laki-laki dan perempuan adalah dua jenis makhluk yang memiliki hak, kebebasan beraktivitas, perasaan, dan akal yang sama. Dan ketahuilah bahwa laki-laki yang berupaya menindas wanita supaya dapat menjadi tuan dirumahnya sendiri, berarti menciptakan generasi budak...”[17]
            Menurut ‘Abduh, jika wanita memang punya kualitas pemimpin dan kualitas membuat keputusan, maka keunggulan pria tak berlaku lagi. Di tempat lain, dia menulis, bahwa menurut al-Qur’an ada dua jenis wanita, wanita saleh dan wanita durhaka. kepemimpinan pria berlaku hanya terhadap istri yang mengacau atau durhaka.
            ‘Abduh juga berpendapat bahwa, penyebab perpecahan atau firnah dalam masyarakat adalah karena pria mengumbar hawa nafsunya. Tak seperti penulis kontemporer lainnya, dia tak mengatakan bahwa penyebabnya adalah karena wanita, atau karena kapasitas wanita untuk membangkitkan gairah seks pria.
            Berikut ini adalah argumentasi ‘Abduh dalam memperotes poligami:
  1. Jika seorang wanita dapat dimiliki oleh semua pria, dan setiap wanita boleh jadi pasangan setiap pria, maka api kecemburuan akan berkobar di hati manusia, dan masing-masing akan berupaya membela keinginanya. Ini akan menyebabkan pertumpahan darah.
  2. Wanita pada sifatnya tak mampu menyediakan kebutuhan hidupnya, dan tak mampu melindungi dirinya dari bahaya, khususnya ketika sedang hamil dan melahirkan. Kalau pria tak  menyadari tanggung jawab memebelanya dan hak-haknya, maka dia dan keturunannya akan  mendapat bahaya.
  3. Pria Muslim baru akan terdorong untuk bekerja keras agar menjadi pemerhati tanggungannya yang baik. Kalau tak ada istri dan anak dia tidak akan mendapat masa depan. Jika keturunannya tak jelas, maka pria tak akan berjuang menafkahi anak seperti itu.
  4. Jika seseorang benar-benar memahami betapa sulitnya berlaku sama, maka dia akan sadar bahwa mustahil untuk beristri lebih dari satu. Maka karena keadilan dalam poligami itu mustahil, maka poligami harus dilarang.[18] **[makalah ditulis oleh harja saputra, tahun 2001]

[1]        Yvonne Haddad, “Muhammad ‘Abduh: Perintis Pembaruan Islam”, dalam Ali Rahnema (ed.), Para Perintis Zaman baru Islam (Bandung: Mizan, 1998) Cet. III, hlm. 36.
[2]        Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), Cet. IX, hlm. 59.
 [3]         Albert Hourani, Arabic Thought in The Liberal Age (London: Oxford University Press, 1933), hlm. 23ff.
[4]         Yvonne Hadda, Op. Cit., hlm. 38.
[5]          Murtadha Muthahhari, Gerakan Islam Abad XX, (Jakarta: Beunebi Cipta, tt), hlm. 67.
[6]          Muhammad ‘Abduh, Al-Islam Baina al-Din wa al-Madaniyyah (Mesir: Haiat al-Mishriyyah al-’Ammah lil-Kitab, 1993). hlm. 164.
[7]          Harun Nasution, Op.Cit., hlm. 63.
[8]          Ibid., hlm. 64.
[9]          Syeikh Agha Bazrak at-Teherani, Tarikh Hashri al-Ijtihad, (Qum: al-Khayyam, 1401 H), hlm. 28.
[10]           Dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menggambarkan posisi akal yang tinggi dengan lafadz: afalâ ta’qilûn, afalâ yatadabbarûn, dll.
[11]           Muhammad ‘Ammarah, Al-Imam Muhammad ‘Abduh: Mujaddid al-Islam (Beirut: Al-Muassassah al-Islamiyyah li al-Dirasah wa al-Nasyr, 1981), hlm. 47.
[12]          Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas tentang Transformasi Intellektual (Bandung: Pustaka, 1995), hlm. 58.
[13]          Muhammad ‘Ammarah, Al-Imam Muhammad ‘Abduh, Op.Cit. hlm. 207.
[14]          Harun Nasution, Op. Cit., hlm. 67.
[15]          Yvonne Haddad, Op.Cit., hlm. 59.
[16]          Muhammad ‘Ammarah, Op. Cit., hlm. 222-223. Lihat juga Yvonne Haddad, Ibid.
[17]          Muhammad ‘Abduh, “Al-Usrah wa al-Mar’ah”, disusun dan diedit oleh Muhammad ‘Ammarah, al-Imam Muhammad ‘Abduh: Mujaddid al-Islam, Op.Cit., hlm. 231.
[18]         Muhammad ‘Abduh, Tafsir, yang dikutip Yvonne Haddad, Op. Cit. hlm. 65.
- See more at: http://harjasaputra.com/riset/muhammad-abduh-dan-ide-ide-pembaharuannya.html#sthash.yPBKo8TH.dpuf