Drona jatuh cinta kepada Rukmini, putri Prabu Bismaka,
raja Kumbina, hingga terbawa dalam mimpinya.
(karya herjaka HS 1842/2008)
Kresna dikenal mempunyai tiga isteri, yaitu Rukmini, Setyaboma dan Jembawati. Namun ada sebuah cerita yang menyebutkan bahwa Kresna juga beristeri Pertiwi. Rupanya pendapat itu berbaur dengan cerita perkawinan Wisnu dengan Pertiwi.raja Kumbina, hingga terbawa dalam mimpinya.
(karya herjaka HS 1842/2008)
Dalam bab ini akan dibeberkan tiga cerita perkawinan Kresna, yaitu perkawinan Kresna dengan Rukmini, yang dikenal dengan judul Narayana Maling atau Kresna Kembang. Perkawinan Kresna dengan Setyaboma yang dikenal dengan judul Kresna Pujangga atau Alap-alapan Setyaboma. Perkawinan Kresna dengan Jembawati, yang sering diberi judul Narayana Krama.
Berikut ini ringkasan isi cerita tentang perkawinan Kresna.
1. Perkawinan Kresna dengan Rukmini.
Bismaka, raja Kumbina, mempunyai anak perempuan bernama Rukmini. Rukmini gadis cantik rupawan, sehingga banyak raja dan ksatria yang datang melamarnya. Namun lamaran itu belum diterima olehnya, sebab Rukmini jatuh cinta kapada Narayana yang sampai saat itu belum melamarnya. Rukmini dilamar juga oleh Pendeta Drona melalui Drona jatuh cinta kepada Rukmini, putri Prabu Bismaka, raja Kumbina, hingga terbawa dalam mimpinya. (karya herjaka HS 1842/2008) raja Duryudana, tetapi Rukmini berkeberatan. Untuk menolak lamaran Duryudana, Rukmini mengajukan sayembara. Bila Pendeta Drona dapat menjelaskan makna ungkapan “Sejatining Lanang” dan “Sejatining Wadon,” Rukmini sanggup diperisterinya. Rukmini berpendirian siapa yang mengerti makna ungkapan itu, itulah suaminya. Raja Bismaka mengumumkan pendirian Rukmini itu sebagai sayembara kepada semua pelamar, termasuk raja Duryodana.
Rukmana, anak raja Bismaka, disuruh memberi tahu kepada raja Duryudana di Ngastina. Setelah mendengar sayembara yang diminta oleh Rukmini, Pendeta Drona ingin menjelaskan ungkapan sayembara itu. Pendeta Drona berkata, bila ia berhasil mempersunting Rukmini, kerajaan Kumbina akan bersatu dengan Ngastina. Keluarga Pandhawa tidak akan minta bagian kerajaan Ngastina, karena hubungan persaudaraan mereka semakin erat. Raja Duryudana amat senang, maka keinginan Pendeta Drona didukung sepenuhnya. Pendeta Drona diijinkan pergi ke Kumbina, sejumlah warga Korawa disuruh membantunya. Pendeta Drona dan warga Korawa datang di Kumbina. Mereka dipimpin oleh raja Duryudana.
Raja Bismaka duduk di atas singgasana, dihadap oleh Patih Bisawarna, para menteri, hulubalang dan pembesar negara. Tengah mereka berbicara datanglah putra raja yang bernama Rukmana, kembali dari Ngastina dan Ngamarta. Rukmana melapor bahwa telah menjalankan tugas perintah raja, memberi tahu tentang sayembara kepada raja Duryudana dan mengundang kehadiran keluarga Pandhawa. Tidak lama kemudian Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa datang menghadap raja. Arjuna tidak ikut hadir, karena bertugas menjaga negara.
Raja Bismaka memberitahu rencana perkawinan Rukmini dengan Pendeta Drona. Raja berkata, Rukmini sanggup diperisteri Pendeta Drona, bila teka–tekinya tepat ditebak maknanya. Sebelumnya warga Pandhawa telah tahu rencana perkawinan Rukmini dengan Pendeta Drona itu, maka kedatangan mereka telah membawa harta pesumbang berupa emas, ratna manikam dan pakaian kebesaran putri saja buatan Arjuna. Setelah selesai penyambutan, raja Bismaka dan Yudhisthira masuk ke istana. Bima, Nakula dan Sadewa diantar Rukmana ke balai peristirahatan. Mereka berjauhan dengan tempat tinggal warga Korawa. Kemudian Rukmana naik kuda memeriksa persiapan perhelatan, penghiasan istana dan kota sekitarnya.
Narayana berbincang-bincang dengan adiknya, Sumbadra. Sumbadra menyatakan kesedihan hatinya karena telah beberapa malam kakaknya selalu pergi sampai jauh malam. Narayana menjawab bahwa kepergiannya untuk berkunjung ke rumah para pegawai dan terhibur oleh macam-macam pertunjukan. Setiap Narayana hendak pergi, menangislah Sumbadra. Narayana menghiburnya, berlagu tembang kawi, bercerita kecantikan bidadari dan cerita yang lain. Setelah Sumbadra lengah tertidur, pergilah Narayana ke Kumbina, sedng Udawa disuruh menjaga adiknya.
Bagawan Abyasa di Wukir Retawu, duduk di wisma Wiyatasasana, dihadap para siswa. Sang Bagawan sedang menguraikan Aji Jaya Kawijayan. Tiba-tiba Arjuna datang bersama panakawan. Arjuna menghormat, lalu menyampaikan berita tentang sanak saudara dan rencana perkawinan putri Kumbina. Diceritakan bahwa sanak saudara telah hadir di Kumbina, dan Arjuna ingin menyepi di Wukir Retawu. Bagawan Abyasa tidak menyetujui sikap Arjuna itu. Disuruhnya Arjuna supaya menyusul ke Kumbina. Sang Bagawan yang bijaksana itu berkata, bahwa tidak lama lagi akan terjadi perang saudara. Arjuna terkejut mendengar kata sang bagawan, dikiranya akan terjadi perang Baratayuda. Ia mohon diri, Bagawa Abyasa merestuinya.
Arjuna dan panakawan meninggalkan pertapaan Wukir Retawu, menuju ke Kumbina. Di tengah hutan, mereka berjumpa dengan dua raksasa besar lagi dahsyat. Raksasa itu disuruh raja Wanasasomah untuk mencari dging manusia atas keinginan isteri raja yang hamil muda. Arjuna hendak ditangkap, sehingga terjadilah perkelahian hebat. Arjuna melepaskan panah, dua raksasa musnah, menjadi dewa Kamajaya dan bidadari Ratih. Arjuna datang menyembahnya. Kamajaya memberi tahu tentang perang yang akan terjadi. Yang terjadi bukan perang Baratayuda, tetapi Pandhawa dan Korawa akan terlibat di dalamnya. Setelah berpesan, Kamajaya dan Ratih naik ke Kahyangan.
(R.S. Subalidinata)
sumber:wayang.wordpres.com
0 comments:
Posting Komentar