Kidung Glagah Seta
Tetes-tetes hujan berjatuhan di seputar kolam
di tengah hutan menerbangkan debu-debu
dan rumput kering sisa kemarau yang banyak
berserakan di pinggir kolam, lalu hujan turun
semakin lebat mericik sepanjang malam
Kemarau benar-benar telah pergi sejak hujan
pertama turun sore ini, tak ada lagi gigitan
terik matahari di gigir bumi yang sering pedih
bagai sayatan pisau di atas daging, yang
sering runcing seruncing duri menancap
di pori-pori daging
pertama turun sore ini, tak ada lagi gigitan
terik matahari di gigir bumi yang sering pedih
bagai sayatan pisau di atas daging, yang
sering runcing seruncing duri menancap
di pori-pori daging
Hujan yang mericik sejak sore hingga tengah
malam di hutan itu sungguh menjawab doa-
doa malam yang sering dilantunkan bunga
rumput yang acap kehausan bila diterpa
sinar surya yang mencekam,
malam di hutan itu sungguh menjawab doa-
doa malam yang sering dilantunkan bunga
rumput yang acap kehausan bila diterpa
sinar surya yang mencekam,
Hujan telah kembali meneduhkan hati rawan,
menyingkirkan siksa agar pergi meski hanya
sekedar penundaan, meski kelak akan pulan
menyingkirkan siksa agar pergi meski hanya
sekedar penundaan, meski kelak akan pulan
0 comments:
Posting Komentar