Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari
penuh. Usaha dan rencana para pemuda untuk menekan kedua pemimpin bangsa
Indonesia itu agar cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa
campur tangan tentara Jepang tidak dapat dilaksanakan. Dalam peristiwa Rengasdengklok tersebut tampaknya kedua pemimpin
itu mempunyai wibawa yang besar sehingga para pemuda merasa segan untuk
mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Namun, melalui pembicaraan antara
Shodanco Singgih dengan Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.
Berdasarkan pernyataan Soekarno itu, pada tengah hari
Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi
kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan-kawannya dan para
pemimpin pemuda. Sementara itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara
Achmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan Wikana (mewakili golongan muda).
Dari perundingan itu tercapai kata sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi
Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan
bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.