Pengalaman Irak dalam Perang Teluk I diuji lagi kemampuannya dalam
Perang Teluk II antara Irak melawan Kuwait yang didukung negara-negara
yang tergabung dalam pasukan multinasional pimpinan Amerika Serikat.
Bagi Irak tidak terlalu sulit untuk menguasai Kuwait yang waktu itu
hanya memiliki tentara kurang lebih 20.000 personel, itu pun tidak
semuanya terlatih dengan baik. Oleh karena itu, dalam waktu singkat Irak
berhasil menduduki wilayah Kuwait tanpa ada perlawanan berarti dari
pihak Kuwait. Bahkan pimpinan tertinggi Kuwait Ahmad El Sabah akhirnya
lari minta perlindungan kepada Arab Saudi.
Perang Irak melawan Kuwait atau sering di sebut Perang Teluk II disebabkan oleh faktor-faktor seperti berikut.
- Terjadinya pelanggaran kuota minyak oleh Kuwait, Arab, dan Uni Emirat Arab sehingga produksi melimpah, akibatnya harga minyak anjlok. Irak yang waktu itu sangat mengandalkan pendapatan negara dari sektor minyak sangat terpukul dengan peristiwa ini. Irak waktu itu sedang membangun negaranya yang rusak akibat perang dengan Iran. Sumber dana diandalkan dari minyak.
- Ambisi Saddam Husein untuk tampil sebagai orang yang dihormati di negara-negara Arab.
- Kuwait dituduh Irak mencuri minyak Irak di Padang Rumeila yang terletak di perbatasan kedua negara (dipersengketakan).
- Sebab khsusunya yaitu adanya serangan Irak terhadap Kuwait tanggal 2 Agustus 1990 yang berhasil menduduki wilayah Kuwait.
Diawali serangan Irak terhadap negara Kuwait pada tanggal 2 Agustus
1990. Serangan ini berhasil menduduki Kuwait tanpa ada perlawanan yang
berarti dari pihak Kuwait. Sementara pemimpin tertinggi Kuwait Ahmad El
Sabah yang merasa terancam keselamatannya lari minta perlindungan kepada
Arab Saudi.
Invasi Irak ke Kuwait ini menimbulkan reaksi dunia internasional. DK PBB
segera mengadakan sidang guna membahas situasi di Kuwait. Hasil sidang
yaitu keluarnya Resolusi DK PBB No.660 yang berisi kutukan terhadap
tindakan Irak menduduki Kuwait. Selanjutnya DK PBB juga memerintahkan
kepada Irak agar meninggalkan Kuwait tanpa syarat. PBB memberi batas
sampai 29 November 1990 untuk keluar dari Kuwait.
Karena Irak tidak mau meninggalkan Kuwait sampai batas waktu yang
ditentukan, maka tanggal 14 Januari 1991 Amerika Serikat dibantu
kelompok sekutunya mengadakan serangan secara membabi buta ke wilayah
Irak dengan tidak kurang 20.000 ton bom dijatuhkan pesawat-pesawat
Amerika, Inggris, dan Perancis. Tujuan Amerika memang tidak sekedar Irak
keluar dari Kuwait, tetapi ingin menghancurkan militer dan sarana
pendukung lainnya agar kekuatan Irak lumpuh.
Orang-orang Amerika yang menjadi arsitek penyerangan dan penghancuran
terhadap negara Irak adalah Presiden George Bush, Menhan Dic Cheney, dan
Kepala Staf Gabungan Jenderal Collin Powell. Komandan operasi serangan
ditanggung oleh Kuwait dan Arab Saudi.
Setelah kekuatan Irak dihancurkan oleh tentara multinasional, Irak
akhirnya menerima semua syarat yang diajukan DK PBB dan berkahirlah
Perang Teluk II.
3. Akibat Perang Teluk II
Perang Teluk II yang berlangsung lebih singkat daripada Perang Teluk I,
ternyata membawa akibat yang tidak kalah hebatnya dengan Perang Teluk I.
Akibat-akibat itu sebagai berikut.
- Ladang-ladang minyak Kuwait rusak berat karena dibakar oleh Irak.
- Negara dan perekonomian Irak rusak berat karena gempuran tentara multinasional dan blokade ekonomi serta embargo yang diterapkan PBB
- Peranan Amerika Serikat semakin kuat di Timur Tengah
- Kekuatan Israel semakin tidak ada tandingannya.
- Timbulnya semangat anti-Amerika
- Perpecahan negara-negara Arab
- Irak membayar ganti rugi
- Irak harus mengizinkan tim inspeksi nuklir PBB memeriksa nuklir Irak
- Irak kena embargo ekonomi.
0 comments:
Posting Komentar