Pages

Subscribe:

Minggu, 31 Mei 2015

MUSTAFA KEMAL ATATURK (TOKOH PENDIRI REPUBLIK TURKI)


A. PENDAHULUAN
Kehancuran Imperium Turki Usmani pada tahun 1918 setelah kekalahan perang yang dideritanya bersama, Jerman dan Austria adalah akhir dari sejarah masyarakat Islam imperial. Klimaks dari perjalanan sejarah imperium Islam ini kemudian menjadi awal bagi perkembangan baru masyarakat Islam abad ke-19 di Turki. Tumbuhnya semangat nasionalisme dan kebangsaan masyarakat Turki Berta upaya mereka untuk bangkit dari keterpurukan situasi negara yang telah hancur akhirnya menjadi tonggak berdirinya negara Republik Turki.
Tahun 1920 sebuah gerakan revolusi yang dikomando oleh Mustafa Kemal Pasha melahirkan perjuangan kemerdekaan bangsa Turki yang diawali dengan pembentukan Majelis Nasional Agung (Grand National Assembly). Melalui berbagai gerakan perjuangan pembebasan Turki dari penjajahan asing serta pesan strategisnya di atas panggung politik, pada tahun 1923 ia akhimya dapat mengukuhkan diri sebagai Presiden Republik Turki.
Mustafa Kemal Pasha, yang kemudian bergelar Ataturk (Bapak Bangsa Turki), adalah tokoh pendiri negara sekuler Republik Turki. Di bawah rezim pemerintahannya Republik Turki pernah dicap sebagai negara sekuler anti Islam. Bahkan, dengan sikap diktatorial rezim pemerintahannya, ia berhasil mengomando pengikutnya di dalam parlemen pemerintahan Turki untuk menghapus lembaga kesultanan dan kekhalifahan Islam. Selain tindakan radikal yang ia lakukan tadi, dengan serentetan program pembaruan (sekularisasi) Turki yang ia lakukan sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1938, Mustafa Kemal juga dianggap telah mencerabut akar dogmatisme Islam dari masyarakat Turki, dan menjauhkan nilai-nilai Islam yang telah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Turki tersebut dengan dalih modernitas dan pembaruan.

Makalah ini mencoba mengurai secara lugas sosok tokoh bernama Mustafa Kemal Ataturk, baik dari segi pemikirannya dalam pembaruan Turki setelah keruntuhan Imperium Turki Usmani, maupun mengenai gerakan politiknya yang akhirnya menghantarkannya menjadi Presiden Republik Turki sepanjang hidup. Kemudian, penulis juga akan mengurai sedikit mengenai kelangsungan pemikiran Mustafa Kemal Ataturk hingga, saat ini yang menjadi ideologi bagi pengikuttiya.


B. Biografi singkat Mustafa Kemal Ataturk
Perkumpulan persatuan dan Kemajuan membawa Turki turut dalam perang dunia I, dengan memihak pada jerman. Setelah selesai perang dengan kekalahan di pihak Jerman dan Turki, Kabinet Turki Muda mengundurkan diri. Talat Pasya, Enver pasya dan Jamal Pasya lari ke Eropa. Perdana Menteri Baru, Ahmed Izzet Pasya mencari perdamaian dengan pihak yang menang. Tentara sekutu masuk dan menduduki bahagian-bahagian tertentu dari Kota Istanbul.
Dalam pada itu Yunani yang ingin mengembalikan kejayaan lama, mendarat di Izmir pada tanggal 15 Mei 1919, dengan dibantu oleh kapal perang Inggeris, Perancis dan Amerika. Tanah, yang telah semenjak ratusan tahun dipandang tanah air oleh orang Turki, hendak dirampas oleh bekas jajahan. Ini menimbulkan amarah dan semangat rakyat Turki untuk membela tanah air. Hilangnya daerah-daerah di Eropa Timur dan di dunia Arab tidak begitu menyakitkan hati.
Sultan Turki, yang boleh Barat diejek dengan sebutan “Orang Sakit dari Timur”, berada dalam keadaan sangat sulit. Pasukan Turki di Irak dan Syria terancam punah di medan Perang Dunia I, 1914-1918. Jerman, sekutu utama Turki tidak mampu membantu.
Sementara itu, Sekutu telah membuka front lain di Turki. Mereka ingin merebut Konstantinopel, ibu kota Turki, dengan menerobos Dardanela. Sebuah pasukan gempur Anzacs (Australia dan Selandia Baru) mendarat di Semenanjung Gallipoli pada 25 April 1915. Panglima tertinggi Jerman untuk pasukan Turki, Jenderal Von Sanders, tidak melihat adanya anca¬man berbahaya dari pasukan musuh yang kecil itu. Tetapi Mustafa Kemal yang muda, sebagai salah seorang komandan pasukan Turki, berpendapat lain. Ia menganggap pasukan Anzacs itu sebagai sebuah ujung tombak serangan Sekutu yang amat besar. Tanpa mengindahkan perintah Jenderal Von Sanders, Mustafa Kemal membalas menyerang. Ia, selama empat bulan terus-menerus, mencoba menahan serbuan musuh, yang datang demi gelombang. Pasukan Sekutu, yang terdiri dari prajurit-prajurit Selandia Baru, Australia, Inggris, dan India, mencoba merebut tepi pantai, tetapi tiap kali mereka dipukul mundur. Di bawah komando Mustafa Kamal, pasukan Turki telah bertekad tidak ingin menyerah, meski mendapat tekanan keras dari pasukan yang jauh lebih kuat, dalam persen¬jataan dan jumlah prajurit. Akhirnya, setelah menyerang beberapa bulan dan tidak berhasil, Inggris terpaksa mundur dengan kehilangan beribu-¬ribu prajurit dan banyak peralatannya. Akhir Agustus 1915, Kamal melan¬carkan serangan gencar ke Saula. Ia merebut kembali posisi sebuah pen¬ting, Teluk Chumik, serta memaku pasukan Sekutu di pantai. Akhirnya Kamal berhasil memaksa musuh membatalkan ekspedisi Gallipoli di dalam kegagalan total.
Mustafa Kamal berhasil meraih keunggulan sangat gemilang dalam Perang Dunia I. Tidak diragukan lagi, Inggris menderita kekalahan paling buruk dalam sejarahnya yang panjang, Kamal disambut di Konstantinopel sebagai juru selamat Dardanela dan Turki.
Mustafa Kemal lahir di Salanika pada 1881 Masehi. Ayahnya bernama Ali Riza bekerja sebagai pegawai biasa di salah satu kantor pemerintahan di kota itu. Ibunya bernama Zubeyde seorang wanita yang amat baik dalam perasaan keagamaannya.
Ketika dipindahkan ke suatu desa di lereng gunung Olimpus, Ali Riza berhenti dari pekerjaanya sebagai pegawai Pemerintah dan memasuki lapangan dagang kayu. Di daerah itu memang banyak terdapat kayu. Tetapi dagangannya mendapat gangguan dari kaum perampok yang berkeliaran di daerah itu. Ia pindak ke perusahaan lain, tetapi juga gagal dan dalam keadaan susah ia ditimpa penyakit dan tidak lama kemudian meninggal dunia.
Pada mulanya Mustafa, atas desakan ibunya dimasukkan di madrasah, tetapi karena tidak merasa senang belajr di sana, ia selalu melawan guru. Ia kemudian dimasukkan orang tuanya ke sekolah dasar modern di Salonika.
Ketika Mustafa masih kecil. Anak laki-laki ini energitik dan sangat cerdas, dan bakat militernya sudah mulai tampak. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia masuk sekolah tentara di Rushtiye. Karena keahliannya dalam ilmu matematika, ia diberikan nama Kamal. Selanjutnya ia dikenal sebagai Mustafa Kamal.
Diantara teman-teman sekelasnya, Mustafa cemerlang luar biasa. Pada umur 17 ia meninggalkan Salonika untuk masuk sekolah militer di Monatsin. Setelah dua tahun di sini, ia diangkat menjadi pembantu letnan, dan dikirim ke sekolah staf kerajaan di Konstantinopel. Di kota inilah ia mengenyam kehidupan politiknya yang pertama.
Kelompok nasionalis Turki menjulukinya sebagai Ataturk (artinya bapak Turki) pada tahun 1934, sebagai penghormatan dan pengakuan atas kecemerlangan dalah datu anaknya. Kamal bukan saja pahlawan yang mampu mengendalikan pasukan tentaranya serta menyelamatkan negaranya dari penjajah Yunani dan gangguan bangsa Eropa yang merobek-robek kesatuan daulah Utsmaniyah pada perang Dunia I, melainkan juga pendiri kebangkitan Turki modern. Dia berhasil mengangkat Turki menuju peradaban modern dari waktu ke waktu, dengan meniru kemajuan Islam pada abad-abad pertengahan, mamasukkan perbaikan yang mendasar ke dalam negaranya, serta bentuk-bentuk peradaban modern. Dialah teladan yang patut diikuti oleh kaum modernis di Negara-negara Islam yang lain.
Masa studi Mustafa Kemal di Istanbul adalah masa meluasnya tantangan terhadap kekuasaan absolute Sultan Abdul Hamid dan masa pembentukan perkumpulan-perkumpulan rahasia bukan dikalangan politisi saja, tetapi juga di kalangan pemuda di sekolah-sekolah militer. Mustafa dan teman-temannya pernah membentuk suatu komite rahasia dan menerbitkan surat kabar tulisan tangan yang mendukung kritik terhadap pemerintahan Sultan. Sesudah selesai studi, ia tidak meninggalkan kegiatan politik sehingga ia akhirnya, bersama dengan beberapa teman ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara untuk beberapa bulan. Kemudian mereka di bebaskan, tetapi diasingkan ke luar Istanbul. Mustafa Kemal dan seorang temannya Ali Fuad diasingkan ke Suria.
Setelah di penjara beberapa bulan, Mustaf Kemal memulai karirnya di bidang kemiliteran. Ia ditugaskan untuk bergabung dengan pasukan kelima di Danaskus untuk menumpas pemberontakan sekte Druzz. Pada tahun 1907, dia dipromosikan ke pankat mayor dan ditugaskan di Pasukan Ketiga di Macedonia. Di tengah karir militernya, ia tetap melakukan kegiatan politiknya dengan mendirikan kelompok posisi bawah tanah pada tahun 1906. Pada masa tugasnya di Macedonia, ia tetap menjalin kontak, meskipun tidak terlalu dekat dengan kelompok CUP. Setelah revolusi tahun 1908, ia memusatkan karir militernya dan untuk sementara menghentikan kegiatan politiknya. Setelah mendapat tugas ke Eropa untuk tugas militer, pada tahun 1915 atas permintaannya sendiri, ia dipanggil ke Turki untuk mengambil peran di Pasukan Ketiga belas dengan pangkat komandan. Mereka berhasil mempertahankan Gallipoli dari serbuan Inggris tahun 1915. Setelah kemenangan tersebut, karir militernya menanjak dengan cepat.
Dengan teman-temannya dari pimpinan nasionalis lain, Ali Fuad, Rauf dan Refat, ia dalam pada itu mulai menentang perintah yang dating dari Sultan di Istanbul, karena perintah itu banyak bertentangan dengan kepentingan nasional Turki. Sultan di Istanbul telah berada di bawah kekuasaan sekutu dan harus menyesuaikan diri dengan kehendak mereka.
Mustafa Kemal melihat perlunya diadakan pemerintahan tandingan di Anatolia. Segera ia dengan rekan-rekannya tersebut di atas mengeluarkan maklumat yang berisi pernyataan-pernyataan berikut:
1. Kemerdekaan tanah air sedang dalam keadaan bahaya.
2. Pemerintah di Ibu Kota terletak di bawah kekuasaan Sekutu dan oleh karena itu tidak dapat menjalankan tugas.
3. Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari kekuasaan asing.
4. Gerakan-gerakan pembela tanah air yang telah ada harus dikordinir oleh suatu panitia nasional pusat.
5. Untuk itu perlu diadakan kongres.
"Minggu pertama Juli 1921, pasukan Yunani melaju menduduki dan mengancam Eska Shehir. Lasykar Kamal menderita kekalahan berat dalam berbagai pertempuran sengit. Karena itu, Kamal memutuskan mundur dua ratus mil ke garis pertahanan alarm sebelum Ankara: Sungai Sakarya.
"Dan di sinilah, pada 24 Agustus, dimulai serangkaian pertempuran paling berdarah dan menentukan dalam sejarah perang modern. Setelah penembakan artileri oleh pasukan Yunani, kedua tentara sampai pada per¬tarungan hidup-mati. Dendam yang berabad-abad lamanya antara Yunani dan Turki, orang Kristen, dan orang kafir, menyatu dalam pelampiasan kemarahan yang berlangsung empat belas hari, berbentuk Baling bunuh¬-membunuh secara habis-habisan yang tidak dapat dilukiskan."
"Akhirnya orang Yunani dipukul mundur dari medan perang yang menjadi kacau balau, orang Turki sendiri ikut berantakan dalam kemenang¬annya mengejar musuh sampai ke Eska Shehir."
Bangsa-bangsa di seluruh dunia mendengarkan koor pujian bagi Kamal, ketika ia tiba kembali ke Ankara. Tetapi Sang Ghazi (yang unggul) sadar bahwa tugasnya baru saja dimulai. Ia masih harus mengusir orang Yunani ke laut.
Demikianlah, Mustafa Kemal dan teman-temannya dari golongan nasionalis bergerak terus dan dengan perlahan-lahan dapat menguasai situasi, sehingga akhirnya Sekutu terpaksa mengakui mereka sebagai penguasa defacto dan dejure di Turki. Pada tanggal 23 Juli 1923 ditanda tangani Perjanjian Lausanue, dan pemerintahan Mustafa Kemal mendapat pengakuan inter¬nasional.



C. Prinsif Pemikiran Pembaharuan Mustafa Kemal Ataturk
Pembaruan Turki sesungguhnya telah sejak lama dilakukan oleh generasi, Turki, jauh sebelum pembaruan yang dilakukan Mustafa Kemal Ataturk. Pembaruan di bidang militer dan administrasi, sampai kepada pembaruan di bidang ekonomi, sosial dan keagamaan, telah dilakukan oleh generasi Turki pada era Tanzimat yang berlangsung dari tahun 1839 sampai dengan 1876; kemudian pada era Usmani Muda yang berlangsung dari dekade 1860-an sampai dengan dekade 1870-an merupakan reaksi atas program Tanzimat yang mereka anggap tidak peka terhadap tuntutan sosia dan keagamaan; dan pada akhir dekade 1880-an, terbentuklah era baru generasi muds Turki. Generasi baru Turki ini menamakan diri mereka sebagai Kelompok Turki Muda (Ottoman Society for Union and Progress). Kelompok ini secara nyata mempertahankan kontinuitas imperium Usmani, tetapi secara tegas mereka melakukan agitasi terhadap restorasi rezim parlementer dan kontitusional.
Pemikiran pembaruan Turki yang dimiliki oleh Mustafa Kemal Ataturk boleth dianggap merupakan sintesa dari pemikiran ketiga generasi Turki sebelumnya. Bahkan, prinsip pemikiran pembaruan Turki yang ia ke tengahkan di dalam frame kebangsaan masyarakat Turki saat ini adalah reduksi pemikiran dari seorang pemikir Turki yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Turki, yakni Ziya Gokalp.
Dalam catatan kaki Ajid Thohir, di dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, disebutkan bahwa pemikiran pembaruan Turki telah dilakukan oleh tokoh¬tokoh, seperti : Mustafa Rasyid Pasha (1800) dan Mehmet Shidiq Ri'at (1807) dari generasi Tanzimat; Ziya Pasha (1825-1876), Namik Kemal (1840-1880) dan Midhat Pasha (1822-1883) dari generasi Usmani Muda, dan, Ahmad Riza (1859-1931) dan Mehmed Murad (1853-1912) dari generasi Turki Muda. Sedangkan, pemikiran yang paling dekat dengan gerakan pembaruan Turki yang dilaksanakan oleh Mustafa Kemal adalah pemikiran Ziya Gokalp, yang secara sistematis mencanangkan program-program pernbaruannya dalam berbagai aspek yang ia rebut sebagai The Programs of Turkism, yakni : Linguistic Turkism, Aesthetic Turkism, Ethical Turkism, Legal Turkism, Economic Turkism, Political Turkism, dan Philosopical Turkism.
Prinsip Pemikiran Pembaman Mustafa Kemal di awali ketika ia ditugaskan sebagai attase militer pada tahun 1913 di Sofia. Dari sinilah ia berkenalan dengan peradaban Barat, terutama sistem parlementernya. Adapun prinsip pemikiran pembaharuan Turki yang kemudian menjadi corak ideologinya terdiri dari tiga unsur, yakni: nasionalisme, sekularisme dan westernisms. Mempersoalkan tiga unsur dalam prinsip pemikiran pembaruan Turki Mustafa Kemal di atas, penulis mengulasnya sebagai berikut:
Pertama, unsur nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal diilhami oleh Ziya Gokalp (1875-1924) yang meresmikan kultur rakyat Turki dan menyerukan reformasi Islam untuk menjadikan Islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Dalam koridor pemahaman Mustafa Kemal, Islam yang berkembang di Turki adalah Islam yang telah dipribumikan ke dalam budaya Turki. Oleh karenanya, ia berkeyakinan bahwa Islam pun dapat diselaraskan dengan dunia modern. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan akan membawa kemunduran pada bangsa dan agama. Atas dasar itu, agama harus dipisahkan dari negara. Islam tidak perlu menghalangi adopsi Turki sepenuhnya terhadap peradaban Barat, karena peradaban Barat bukanlah Kristen, sebagaimana Timur bukanlah Islam;
Kedua, unsur sekularisme. Unsur ini sebenarnya adalah implikasi dari pemahaman westernisms Mustafa Kemal. Pada prinsip ini, salah seorang pengikut setia Mustafa Kemal, Ahmed Agouglu menyatakan bahwa indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat mengalahkan peradaban-peradaban lain, bukan hanya karena kemajuan ihnu pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsur-unsumya. Peperangan antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban. yakni peradaban Islam dan peradaban Barat. Di dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya mulai dari pakaian dan perkakas rumah sampai ke sekolah dan institusi. Turut campumva Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada mundumya Islam, dan di Barat sebaliknya sekularisasilah yang menimbulkan peradaban yang tinggi itu. Jika ingin terus mempunyai wujud rakyat Turki harus mengadakan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan, hubungan social dan hukum. Menurut versi Mustafa kemal. sekularisme bukan saja memisahkan masalah bernegara (legislatif, eksekutif dan yudikatif) dari pengaruh agama melainkan juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai satu bangsa. Sekularisme ini adalah lebih merupakan antagonisme terhadap hampir segala apa yang berlaku di masa Usmani; dan
Ketiga, unsur wasternisme. Dalam unsur ini, Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus berorientasi ke Barat. la melihat bahwa dengan meniru Barat negara Turki akan maju. Unsur westernisms dalam prinsip pemikiran Mustafa Kemal mendapat momennya ketika dalam salah satu pidatonya ia menga--takan bahwa kelanjutan hidup suatu masyarakat di dunia peradaban modern menghendaki perobahan dalam diri sendiri. Di zaman yang dalamnya ilmu pengetahuan mampu membawa perubahan secara terus-menerus, maka bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang tidak akan dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan reaksioner harus dihancurkan.
Dari ketiga prinsip di atas, kemudian melahirkan ideologi kemalisme, yang terdiri atas : republikanisme, nasionalisme, kerakyatan, sekularisme, etatisme, dan revolusionisme. Ideologi yang diasosiasikan dengan figur Mustafa Kemal ini kemudian di Turki dan dikembangkan oleh pengikutnya.
“Kenapakah sampai ada suatu anggapan umum, bahkan semacam tuduhan, bahwa dengan mendirikan suatu Negara secular di bawah pimpinan Kemal Ataturk, Turki telah meninggalkan Islam?” Tanya Haji Wa’ang.
Mungkin karena tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah Republik Turki, yang satu persatu meninggalkan kesan mendalam pada bagian lain dunia Islam.
Dapat disebutkan misalnya: (1) penghapusan Khalifah di tahun 1924: (2) pembubaran yang dipaksakan pada perkumpulan-perkumpulan agama dan penutupan tarikat-tarikat Sufi atau apa yang dinamakan di situ “tekkes” (takiah) di tahun 1925 ; (3) dugantinya hukum-hukum Shari’a dengan hukum nasional yang berdasarkan Barat di tahun 1926: (4) diperbaikinya undang-undang dasar di tahun 1928 dengan menghilangkan klasule yang berbunyi: “agama Negara Turki adalah Islam” dan sebagai gantinya memajukan asas ‘laicism”, keawaman, duniawi, sekularisme sebagai salah satu tiang Negara; (5) pada tahun 1928 diberikan tulisan latin untuk menggantikan tulisan arab; (6) pada tahun 1935 seluruh warga turki diharuskan menggunakan nama kecil sebagaimana yang berlaku dengan pola nama Barat.
Kebijaksanaan berikutnya Al Ghazi menghapuskan artikel dalam UUD yang berbunyi bahwa agama Islam adalah agama Negara. Selanjutnya dia menghapuskan syari’at Islam dan sebagai gantinya syari’at Atiqat (Hukum Adat) diberlakukan, akan tetapi syari’at Atiqat juga kemudian diganti lagi dengan hukum positif model Swiss dan hukum pidana lal Itali. Hari libur resmi mingguan dirubah dari hari Jum’at menjadi hari Minggu, di samping mengganti kalender Hijriyyah dengan kalender Miladi. Hukum warispun tidak luput dari perubahannya. Bagian laki-laki dan perempuan disamakan dan yang menjadi ahli waris adalah hanya keluarga mayat saja (anak istri) lain tidak.
Gerakan sekularisasi Turki oleh rezim Mustafa Kemal berakhir wiring dengan wafatnva Mustafa Kemal pada tahun 1938. Sungguhpun demikian, sepeninggal Mustafa Kemal Ataturk, posisi presiden Turki digantikan oleh Ismet Inonu, seorang kolega yang sangat setia kepadanya. Dengan demikian, proses sekularisasi terus berjalan di Turki. Hanya saja, pergantian tampuk pimpinan dalam rezim pemerintahan ini memberikan peluang bagi konsepsi sistem politik baru bagi negara Turki. Konsepsi politik baru ini terjadi setelah Perang Dunia II, khususnya pada tahun 1946, yang atas campur tangan pemerintah Amerika Serikat ketika itu yang berusaha mengurangi pengaruh sistem paternalistik dan lebih cenderung menginginkan sistem multi partai. Kondisi ini membuka jalan bagi terbentuknya partai Demokrat (Democrat Party) di Republik Turki.
Dalam sistem politik multi partai inilah, akhimya pengaruh Partai Republik yang pemah dipimpin oleh Mustafa Kemal, cenderung berkurang. Kecenderungan apresiasi masyarakat Turki terhadap Partai Demokrat lebih didasarkan oleh sikap politik partai ini yang mengusung opini tentang orientasi keagamaan baru yang berbeda daripada orientasi keagamaan di masa rezim Mustafa Kemal bersama Partai Republik-nya.

0 comments: