Pada 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan secara serentah terhadap
daerah daerah republic. Serangan ini diarahkan ke Pulau Jawa dan
Sumatra. Serangan militer tersebut oleh pihak republic dikenal sebagai
Agresi Militer Pertama Belanda. Sementara itu, pihak Belanda menyebut
aksi agresinya sebagai “Operasi Produk” karena serangan pertama yang
dilancarkannya ditujukan pada sasaran yang bersifat ekonomis. Agresi
militer pertama Belanda berada dibawah pimpinan seorang mantan perwira
KNIL, Letnan Jenderal Simon M. Spoor.
Oleh karena itu, Dewan Keamanan PBB mulai membicarakan agresi militer
Belanda kedua ini. Dalam pertemuan tanggal 28 Januari 1949, Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang memerintahkan penghentian semua
operasi militer Belanda dan penghentian semua aktivitas gerilya tentara
republic.
Selanjutnya :
Agresi Militer I Belanda |
Dalam waktu singkat, Belanda berhasil menguasai Jakarta dan kota kota
penting di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra. Belanda
tidak menemui kesulitan yang berarti dalam menjalankan agresi militer
pertama. Hal ini disebabkan oleh hal hal berikut.
a) Belanda
memiliki senjata yang lengkap dan modern, sedangkan tentara republic
hanya menggunakan sisa sisa senjata dari Jepang dan Belanda yang sedikit
dan using.
b) Pasukan republic menjadi terpencar pencar sebagai akibat agresi Belanda.
c) Pasukan republic banyak kehilangan koordinasi dengan kesatuan atau pimpinanannya setelah jalur komunikasi diputus Belanda.
d) Sebagian besar rakyat belum sepenuhnya dapat bekerja sama dan mendukung tentara republic untuk bersama sama menghalau musuh.
Dalam perkembangan selanjutnya, tentara republic militer dapat melakukan
konsolidasi dan berusaha membangun daerah daerah pertahanan baru.
System gerilya diterapkan untuk menggantikan Belanda dibatasi hanya di
kota kota besar, sedangkan diluar itu kekuasaan berada ditangan
republic.
Agresi Militer Belanda pertama mengundang reaksi dunia. India dan
Australia mengajukan usul agar masalah Indonesia dibicarakan dalam Dewan
Keamanan PBB. Usul ini diterima baik oleh PB sehingga pada 1 Agustus
1947 Dewan Keamanan PBB memerintahkan penghentian tembak menebak. Tiga
hari kemudian, Indonesia dan Belanda mengumumkan genjatan senjata.
Dengan demikian, sejak 4 Agustus 1947 berakhirlah agresi militer Belanda
yang pertama.
2) Agresi Militer Belanda Kedua (19 Desember 1948-28 Januari 1949)
Pada 19 Desember 1948 Belanda dibawah koordinasi Dr. Bell melancarkan
agresi militer kedua. Dengan pasukan lintas udara yang dimilikinya,
Belanda terlebih dahulu menyerang pangkalan udara Maguwo. Setelah Maguwo
dikuasai, sasaaran beralih langsung ke ibu kota RI di Yogyakarta.
Pesawat pesawat terbang Belanda seger menghujani jalan, jembatan, dan
barak barak militer dengan bom dan roket.
Dalam serangan itu Belanda berhasil menawan presiden, wakil presiden,
dan beberapa pejabat tinggi lainnya. Presiden Soekarno diterbangkan ke
Prapat (dekat Danau Toba) dan kemudian ke Bangka. Wakil Presiden Hatta
langsung ditawan di Bangka. Setelah itu Belanda meyiarkan berita
keseluruh dunia yang menyatakan bahwa RI sudah tidak ada dan perlawanan
TNI sama sekali tidak berarti. Propaganda semacam itu jelas menyudutkan
kedudukan RI dimata dunia internasional.
Kendati demikian, sebelum para pemimpin republic ditawan, Presiden
Soekarno masih sempat memimpin sidang cabinet secara singkat. Hasil
sidang cabinet tersebut, yakni sebagai berikut.
a) Pemerintah
republic Indonesia memberikan mandate melalui radiogram kepada Menteri
Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Darurat Republik
Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra.
b) Presiden dan wakil presiden tetap tinggal didalam kota agar tetap dekat dengan KTN dengan risiko ditawan Belanda.
c) Pimpinan
TNI akan menyingkir ke luar kota untuk melaksanakan perang gerilya
dengan membentuk wilayah komando di Jawa dan Sumatra.
Agresi militer Belanda kedua ini mengundang reaksi dan kecaman dari
dunia internasional. Belanda dinilai selalu menganggu ketertiban dan
perdamaian dunia. Belanda pun dianggap tidak menghormati setiap
persetujuan yang dibuatnya.
Selanjutnya :
0 comments:
Posting Komentar