Pages

Subscribe:

Selasa, 30 Juni 2015

KEDATANGAN JEPANG KE INDONESIA



Awal mula ekspansi Jepang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk keperluan perang ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang melarang ekspor minyak bumi ke Jepang. Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan ini akhirnya mendorong Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri.
Pada tanggal 1 Maret 1942, sebelum matahari terbit, Jepang mulai mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu di Banten, Indramayu, dan Rembang, masing-masing dengan kekuatan lebih kurang satu divisi. Pada awalnya, misi utama pendaratan Jepang adalah mencari bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini nyatanya disambut dengan antusias oleh rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang saat itu telah menaruh kebencian terhadap pihak Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap perang gerilya yang dilakukan oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan pendaratan tentara Jepang. Melalui Indramayu, dengan cepat Jepang berhasil merebut pangkalan udara Kalijati untuk dipersiapkan sebagai pangkaan pesawat. Hingga akhirnya tanggal 9 Maret tahun Showa 17, upacara serah terima kekuasaan dilakukan antara tentara Jepang dan Belanda di Kalijati.
Sikap Jepang pada awal kedatangannya semakin menarik simpati rakyat Indonesia. Dan kemenangan Jepang atas perang Pasifik digembor-gemborkan sebagai kemenangan bersama, yaitu kemenangan bangsa Asia. Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia, Pemerintah Jepang mengeluarkan slogan-slogan : ”India untuk orang India, Birma untuk orang Birma, Siam untuk orang Siam, Indonesia untuk orang Indonesia. Jepang juga memberikan janji kemerdekaan “Indonesia shorai dokuritsu”, dan membiarkan bendera Indonesia dikibarkan. Bahkan sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran Tokyo sering menyiarkan lagu kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan oleh Jepang adalah melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa Belanda. Sejak itulah bahasa Indonesia ikut berkembang dengan pesat. Keadaan sebelum kedatangan Jepang juga dikisahkan sebagai berikut :
 Kalau malam, di radio, disiarkan siaran-siaran radio Jepang yang berbahasa Indonesia, menganjurkan supaya rakyat Indonesia berontak, sebelum Jepang mendarat. Dalam propaganda itu mereka mengatakan Jepang datang bukan untuk menjajah Indonesia melainkan memerdekakan bangsa Indonesia
Setelah kedatangannya ke Indonesia, tentara ke 16 sebagai perwakilan pemerintah militer Jepang Jepang Pelindung Asia
di Indonesia membentuk suatu badan propaganda yang disebut dengan Sendenbu. Badan ini
berfungsi untuk mendukung pergerakan Jepang di Indonesia. Melalui badan ini pula, “Gerakan 3A” dipropagandakan, yaitu:
Jepang Cahaya AsiaJepang Pemimpin Asia
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KEDATANGAN BANGSA JEPANG
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Terjadinya perang pasifik sangat berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.

Penjajahan Jepang di Indonesia

* 8 Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber minyak mentah
* Tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Penyerahan di Kalijati, Subang, Jabar.
*Pihak Belanda:Letjen Ter Porten
*Pihak Jepang Letjen Hitoshi Imamura
*Saat dikuasai Jepang Indonesia dibagi dua :
 
  1) P. Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta 
  2) Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Ujung Pandang 
*Propaganda Jepang:
 1) Gerakan 3A: 
               Jepang pemimpin asia 
               Jepang pelindung asia 
               Jepang cahaya asia 
2) Jepang adalah saudara tua Indonesia 
3) Jepang membentuk Putera 
4) Jepang bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan 
 *Indonesia dimasukkan dalam kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, 
 dibawah kepemimpinan Jepang.

Romusha

Romusha (“buruh”, “pekerja”) adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti – perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.
Kamikaze
Bangsa Jepang, setelah kekalahan mereka di Pertempuran Pulau Midway pada Tahun 1942,mereka mempunyai momentum Untuk memulai Perang Pasifik (dikenal secara resmi sebagai Perang luar biasa Asia Timur di Jepang). Selama Tahun 1943-1944, angkatan perang Sekutu, didukung Oleh sektor industri yang maju dan sumber penghasilan yang cukup Kaya Mulai mengintai gerak gerik pasukan jepang. Pesawat pesawat tempur Jepang banyak yang kalah kelas dengan pesawat -pesawat tempur AS, terutama F4U Corsair dan P-51 Mustang.Karena kekalahan di pertempuran dan banyaknya pilot – pilot yang mati, jepang pun jadi kekurangan pilot – pilot trampil untuk dijadikan pilot kamikaze.
Jepang mulai menggunakan taktik Kamikaze waktu itu karena merasa sudah tidak mampu lagi menerobos barisan armada tempur Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Vice Admiral Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina yang mengeluh jika taktik biasa tidak mungkin dilakukan, mereka (Pasukan Jepang) haruslah menjadi manusia super. Ide ini kemudian direalisasikan oleh Vice Admiral Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze
BANGSA JEPANG MENDUDUKI INDONESIA
Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya perang Dunia kedua di kawasan Asia Pasifik, (1941-1945) Jepang berambisi untuk menguasai negara-negara Asia dan merebutnya dari negara-negara imperalis barat. Tujuannya selain untuk kepentingan supremasi (keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di asia sebagai tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil industrinya. Sejak awal abad 20 Jepang telah menjadi negara industri dan mulai melaksanakan imperialisme modern saat itu Jepang berhasil menduduki korea dan cina. Negara raksasa cina didudukinya pada tahun 1937.
Ketika Jepang menduduki indocina, pada juli 1941 AS tidak menyetujui tindakan tersebut. Tindakan protes AS dilakukan dengan menghentikan penjualan karet, baja lemepngan, minyak bumi dan lain-lain yang sangat dibutuhkan jepang. Jepang memutuskan untuk menyerang daerah-daerah koloni eropa di Asia Tenggara tujuannya untuk memperoleh barang-barang kebutuhan perang.
Dengan itu Jepang yakin bahwa serangan tersebut menimbulkan perang dengan as. Jepang mendahului serangan terhadap pearl habour, hawaii. Pada 7-12-1941. setelah menghancurkan pearl harbour, Jepang meneruskan serangan ke filifina pada 10 Desember 1941 dan berhasil menduduki luzon dan batoon, lalu pada tanggal 16 Desember berhasil menduduki burma.
Akhirnya pada 11 januari Jepang mendarat di Indonesia yaitu dirasakan kalimantan timur dan berhasil menduduki pulau kalimantan. Dari kalimantan Jepang meneruskan serangannya ke jawa sebagai pusat bertahan belanda, dan mulai menduduki daerah-daerah lainnya.
DAERAH YANG DI KUASAI JEPANG SELAMA MENDUDUKI INDONESIA
Secara berurutan Jepang mulai menguasai Hindia Belanda yang diawali dengan penaklukan Tarakan, Kalimantan Timur (11 Januari 1942), Balikpapan (24 Januari 1942), Pontianak (29 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), dan Banjarmasin (10 Februari 1942). Setelah berhasil menguasai wilayah luar Jawa. Jepang kemudian memusatkan serangannya ke Pulau Jawa. Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu di Teluk Banten, di Eretan Wetan, sebelah barat Cirebon (Jawa Barat), dan Kragan (Jawa Tengah). Setelah menguasai wilayah tersebut, Belanda pada tanggal 5 Maret 1942 mengumumkan Batavia (Jakarta) sebagai kota terbuka. Artinya, Batavia tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Serbuan tentara Jepang  ke Indonesia yang demikian besar membuat tentara Belanda tidak mampu bertahan. Akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Sejak saat itu, Indonesia dikuasai oleh Jepang.
PERUBAHAN YANG DI BUAT OLEH BANGSA JEPANG
Secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.
KEMUNDURAN BANGSA JEPANG KE NEGARANYA
Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945 menandai akhir Perang Dunia II. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945, sementara invasi Sekutu ke Jepang hanya tinggal waktu. Walaupun keinginan untuk melawan hingga titik penghabisan dinyatakan secara terbuka, pemimpin Jepang dari Dewan Penasihat Militer Jepang secara pribadi memohon Uni Soviet untuk berperan sebagai mediator dalam perjanjian damai dengan syarat-syarat yang menguntungkan Jepang. Sementara itu, Uni Soviet juga bersiap-siap untuk menyerang Jepang dalam usaha memenuhi janji kepada Amerika Serikat dan Inggris di Konferensi Yalta.
Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pada 9 Agustus, Uni Soviet melancarkan penyerbuan mendadak ke koloni Jepang di Manchuria (Manchukuo) yang melanggar Pakta Netralitas Soviet–Jepang. Kaisar Hirohito campur tangan setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan memerintahkan Dewan Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam. Setelah berlangsung perundingan di balik layar selama beberapa hari, dan kudeta yang gagal, Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat pada 15 Agustus 1945. Dalam pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar), Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang telah menyerah.Pendudukan Jepang oleh Komando Tertinggi Sekutu dimulai pada 28 Agustus. Upacara kapitulasi diadakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat Missouri. Dokumen Kapitulasi Jepang yang ditandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah Jepang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II. Penduduk sipil dan anggota militer di negara-negara Sekutu merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day). Walaupun demikian, sebagian pos komando terpencil dan personel militer dari kesatuan di pelosok-pelosok Asia menolak untuk menyerah selama berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun setelah Jepang menyerah. Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terus berdebat tentang etika penggunaan bom atom

Awal Kedatangan Belanda Di Indonesia


a.Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia 
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan
penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis  de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.
Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.
Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
b.Sejarah Tujuan VOC dan Berakhirnya VOC
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The Britisch East India Company dan berpusat di Calcutta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Prancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1.Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2.Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3.Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda –yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. 
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri;
2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. memungut pajak.
Belanda konsisten menggunakan kekuatan bersenjata untuk memuluskan perdagangannya dan menjalankan taktik divide et impera (memecah-belah dan kemudian menguasai). Apabila ada konflik internal di satu kerajaan, atau ada pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan tetangganya, Belanda membantu salah satu pihak untuk mengalahkan lawannya, dengan imbalan yang sangat menguntungkan bagi Belanda, termasuk antara lain memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu muslihat dan bantuan penguasa setempat, Belanda berhasil mengusir Portugis dari wilayah yang mereka kuasai di Maluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa.
Runtuhnya VOC. 
Sejak tahun 1780-an terjadi peningkatan biaya dan menurunnya hasil penjualan, yang menyebabkan kerugian perusahaan dagang tersebut. Hal ini disebabkan oleh korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh para pegawai VOC di Asia Tenggara, dari pejabat rendah hingga pejabat tinggi, termasuk para residen. Misalnya beberapa residen Belanda memaksa rakyat untuk menyerahkan hasil produksi kepada mereka dengan harga yang sangat rendah, dan kemudian dijual lagi kepada VOC melalui kenalan atau kerabatnya yang menjadi pejabat VOC dengan harga yang sangat tinggi.
Karena korupsi, lemahnya pengawasan administrasi dan kemudian konflik dengan pemerintah Belanda sehubungan dengan makin berkurangnya keuntungan yang ditransfer ke Belanda karena dikorupsi oleh para pegawai VOC di berbagai wilayah, maka kontrak VOC yang jatuh tempo pada 31 Desember 1979 tidak diperpanjang lagi dan secara resmi dibubarkan tahun 1799.

konflik aceh

Gerakan Aceh Merdeka atau yang biasa disebut dengan GAM, merupakan organisasi separatisme yang telah berdiri di Aceh sejak tahun 1976. Tujuan didirikannya GAM ini ialah agar Aceh dapat lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan membuat negara kesatuan sendiri dengan nama Nanggroe Aceh Darussalam. Gerakan Aceh Merdeka juga dikenal dengan nama Aceh Sumatera National Liberation Front (ASNLF).
Pada awalnya, GAM adalah sebuah organisasi yang diproklamirkan secara terbatas. Deklarasi GAM yang dikumandangkan oleh Hasan Tiro dilakukan secara diam-diam disebuah kamp kedua yang bertempat di bukit Cokan, Pedalaman Kecamatan Tiro, Pidie. Setahun kemudian, teks tesebut disebarluaskan dalam versi tiga bahasa; Inggris Indonesia, dan Aceh. Penyebaran naskah teks proklamasi GAM ini, terungkap ketika salah seorang anggotanya ditangkap oleh polisi dikarena pemalsuan formulir pemilu di tahun 1977. Sejak itulah, pemerintahan orde baru mengetahui tentang pergerakan bawah tanah di Aceh.
Pada awalnya, gerakan ini terdiri dari sekelompok intelektual yang merasa kecewa atas model pembangunan di Aceh. Hal ini terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan di bawah orang-orang Jawa. Kelompok intelektual ini berasumsi bahwa telah terjadi kolonialisasi Jawa atas masyarakat dan kekayaan alam di Aceh. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, kalangan pemuda, serta tokoh-tokoh agama di Aceh, Hasan Tiro mereproduksi gagasan anti-kolonialisasi Jawa. Gagasan-gagasan Hasan Tiro ini semakin memuncak setelah pemerintah orde baru meng-eksplorasi kekayaan gas alam dan minyak bumi di Aceh Utara sejak awal 1970-an.
Sebab lain terjadinya gerakan separatisme GAM di Aceh, di perkuat oleh dukungan yang datang dari para tokoh Darul Islam (DI) di Aceh yang belum diselesaikan secara tuntas di era orde lama. Tokoh-tokoh DI/TII yang gagal melakukan pemberontakan di Aceh, merasa bahwa dukungan mereka kepada GAM akan dapat membantu Aceh memperoleh kemerdekaannya sendiri.
Munculnya kelompok GAM ditanggapi oleh pemerintahan orde baru dengan cara yang represif. GAM dipandang sebagai gerakan pengacau liar sehingga harus dibasmi. Dimasa orde baru, tidak ada toleransi bagi kaum pemberontak yang dapat menyebabkan instabilitas politik. Hampir tidak ada kebijakan orba yang mencoba untuk mengintegrasikan pihak-pihak yang memberontak, bahkan terhadap keluarga mereka sekalipun. Pendekatan militer menyebabkan terjadinya kekerasan dan pelanggaran HAM di Aceh, seperti penghilangan orang, pembunuhan, pemerkosaan, dan penculikan. Sedangkan Hasan Tiro, sebagai ketua kelompok GAM, diasingkan di Swiss dan baru saja kembali ke tanah air pada tahun 2008 kemarin.
Separatisme di Aceh justru semakin berkembang setelah tindakan represif dari pemerintahan orde baru. Dengan munculnya generasi baru yang mendukung GAM yang terdiri dari para korban Daerah Operasi Militer. Generasi ke-2 kelompok GAM ini melakukan eksodus keluar dan melakukan perjuangan dari luar Aceh, melalui Malaysia, Libya, dan Jenewa.
Turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan, menandakan berakhirnya era orde baru. Berbagai upaya untuk meredam pemberontakan di Aceh masih terus diusahakan oleh presiden-presiden RI berikutnya. Sejak era presiden B.J. Habibie sampai dengan presiden Megawati telah mengupayakan berbagai kebijakan. Namun sayangnya kebijakan-kebijakan tidak berjalan secara efektif. Sampai akhirnya, pemerintah kembali menggunakan pendekatan militeristik untuk menyelesaikan masalah di Aceh.
Pada era Abdurrahman Wahid, jalur diplomasi sudah mulai diterapkan untuk mendamaikan hubungan antara Indonesia dan Aceh. Gusdur menggunakan upaya dialog damai, yang bernama Jeda Kemanusiaan I dan II. Namun jalur ini kembali tidak efektif, karena Gusdur terpaksa turun dari kursi pemerintahan sebelum masa jabatannya usai. Pada era Megawati Soekarnoputri, pemerintah kembali menggunakan pendekatan militeristik yang membuat semakin banyaknya korban-korban sipil yang berjatuhan dengan menjadikan Aceh sebagai daerah darurat militer. Dan sekali lagi pendekatan militer membuat Indonesia menjadi semakin jauh dengan GAM. Yang akhirnya membuat masalah separatisme ini menjadi semakin berlarut-larut.
Perundingan Helsinki
Ide untuk menyelesaikan konflik dengan jalur perdamaian baru tercetus ketika Indonesia berada dibawah pemerintahan Presiden Yudhoyono. Sejak dari akhir Januari hingga Juli 2005, SBY-JK mulai melakukan empat babak pembicaraan informal dengan pihak GAM untuk melakukan perundingan sebagai cara damai menyelesaikan separatisme di Aceh. Pembicaaan informal ini difasilitasi oleh Crisis Management Initiative (CMI), yaitu sebuah lembaga yang dipimpin oleh seorang mantan pesiden Finlandia, Martti Ahtisaari. Jusuf Kalla menamakan jalur yang dilakukan saat ini sebagai sebuah pendekatan baru, kerena Kalla mempunyai supervisi yang konsisten dan terus menerus untuk menyelesaikan konflik Aceh dengan jalur perdamaian.2
Langkah pertama untuk dapat mendekati jalur perdamaian, adalah dengan mempertemukan kedua belah pihak yang bersengketa. Dan untuk dapat membuat GAM bersedia berdialog dengan pihak Indonesia, diperlukannya rasa kepercayaan satu sama lain. Rasa kepercayaan inilah yang cukup sulit diperoleh sehingga membuat putaran pertama pertemuan informal ini menjadi gagal. Karena itu diperlukannya pihak ketiga yang dapat dipercaya oleh kedua belah pihak sebagai penengah. Dan untuk pihak ketiganya, Indonesia memilih Martti Ahtisaari. Alasan dipilihnya Ahtisaari ialah; pertama, karena hampir selama satu tahun lamanya, Jusuf Kalla telah berkomunikasi via telepon dengan Ahtisaari untuk membahas konflik di Aceh ini.
Kedua, karena Martti Ahtisaari memiliki kesepahaman dengan pihak RI, bahwa dalam menyelesaikan konflik di Aceh, konsep yang mungkin digunakan adalah konsep otonomi khusus. Ketiga, karena reputasi Martti sebagai mantan presiden yang terbilang sangat baik. Dan Yang keempat, adalah karena keberadaan pihak GAM yang ada di Swedia diharapkan dapat ditemui dan dilobi oleh Martti, sehingga adanya kepercayaan pihak GAM terhadap negosiator.
Dalam perundingan Helsinki terdapat lima putaran. Pada putaran pertama dan kedua, memberikan hasil yang tidak memuaskan, karena keadaan kedua pihak menjadi kritis, khususnya pada putaran kedua, karena terjadi dead lock, atau tidak adanya titik temu, karena posisi kedua belah pihak yang berbeda. Namun peran CMI dalam mencari alternatif rumusan perundingan berhasil menjadi faktor penentu keberhasilan dalam perundingan antar RI-GAM. perundingan Helsinki sangat berbeda dengan perundingan-perundingan RI-GAM yang pernah terjadi sebelumnya. Martti tidak hanya berhasil menembus batas second track diplomacy, khususnya dengan pihak GAM dan Jusuf Kalla, tetapi Martti memiliki kemampuan menembus first track Diplomacy ditingkat Uni Eropa maupun PBB dan Amerika Serikat. Akhirnya, perundingan Helsinki behasil ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 15 Agustus 2005. Perundingan Helsinki ini merupakan simbol berakhirnya gerakan separatisme di Aceh
Mochamad Nurhasim, Konflik dan Integrasi Politik Gerakan Aceh Merdeka, 2008,
hlm. 100.

Pemalang dalam Sejarah : Pemberontakan Tiga Daerah

Revolusi tiga daerah yaitu Tegal, Pemalang, dan Brebes (karisidenan Pakalongan) yang terjadi pada bulan Oktober sampai Desember 1945. Peristiwa ini terjadi setelah seluruh elite birokrat, pangreh praja (residen, bupati, wedana, camat), dan sebagain besar kepala desa diganti oleh aparatur pemerintah yang baru. Pergantian seluruh aparatur pemerintah ini berasal dari berbagai aliran yang pada waktu itu berkembang dan diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, komunis, serta sosialis. Disinilah mulai terjadi pertentangan antara golongan kiri dan golongan Islam ataupun golongan lain yang merasa dirugikan.


Revolusi Tiga Daerah merupakan salah satu revolusi lokal Indonesia yang mempunyai ciri dan keunikan khusus karena dianggap sebagai sebuah revolusi rakyat untuk mengubah struktur masyarakat kolonial dan feodal menjadi sebuah masyarakat dengan hidup yang lebih demokratis tanpa penindasan dan eksploitatif dari pemeritah kolonial. Terjadinya revolusi ini merupakan wujud ketidakpuasan rakyat terhadap kehidupan saat itu yang didominasi oleh kemerosotan ekonomi dan kemelaratan, sehingga membuat rakyat melakukan berbagai perlawanan terhadap elite birokrat. Perlawanan-perlawanan di karisedenan Pekalongan sebenarnya sudah dirintis sejak lama, antara lain Sarekat Rakyat Pekalongan tahun 1918 dan Sarekat Rakyat tahun 1926.
Peristiwa tiga daerah ini dimulai dari adanya aksi protes terhadap tanam paksa di pabrik gula dan beban wajib kerja (corvee) yang menjadi inti tanam paksa Belanda. Selanjutnya terjadi berbagai macam pemerontakan kecil, diantaranya “ Brandal Mas Cilik” di Tegal yang merupakan pemberontakan petani tahun 1864, pemberontakan ini dipimpin oleh dukun yang bernama Mas Cilik yang menyerang dan membunuh pegawai pabrik gula milik Belanda di Tegal. Selain itu, pada tahun 1926 di Tegal terjadi pemberontakan petani yang berideologi komunis sebagai aksi protes untuk melawan corvee. Akibat pemberontakan petani dengan payung komunis ini mengalami kegagalan, maka para pemimpin yang terlibat dalam aksi masa tersebut banyak dipenjarakan dan dibuang di Boven Digul. Setelah kembali dari pembuangan, mereka kembali mengorganisasi masa di Tiga Daerah untuk melakukan revolusi yang bertujuan mengubah struktur pemerintahan pada tahun 1945.
Peristiwa Tiga Daerah bukan hanya revolusi sosial untuk melakukan protes terhadap eksploitasi yang dilakukan Belanda, namun selain latar belakang sosial dan politik, serta ekonomi masih banyak sekali latar belakang lain sehingga peristiwa ini meletus dan menjadi peristiwa revolusi lokal. Faktor-faktor ini dapat diidentifikasi sebagai faktor kepemimpinan, ideologi dan konteks kebudayaanya.

Latar belakang peristiwa tiga daerah juga dapat ditinjau dari segi fisik, yaitu Brebes yang berbatasan dengan Jawa barat yang berbahasa sunda dan daerah pedalaman Banyumas selatan, bukan saja secara geografi terpecah belah, melainkan adat istiadat dan bahasa ditarik kedua arah yaitu bahasa Jawa dan Sunda. Tegal sebuah kota dengan kondisi masyarakat dengan tingkat kemiskinan lebih tinggi dari pada wilayah tetangganya juga melakukan revolusi lokal, meskipun demikian Tegal mempunyai kebanggaan karena dikuasai oleh seseorang yang mengerti perwatakan di wilayah ini. Pemalang sebuah kawasan yang cukup kaya dibandingkan dengan dua wilayah lainya. Revolusi yang terjadi di Pemalang ini merupakan pengaruh dari Brebes, Tegal atau Pekalongan.                                                                    Ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk memahami Peristiwa Tiga Daerah. Pertama, ialah perubahan sebelum tahun 1945, yaitu dalam bidang ekonomi dan politik sebelum Perang Dunia Kedua. Hal ini harus dikaitkan dengan perubahan ekonomi akibat masuknya modal asing (Eropa) di abad sembilan belas dan sistem Tanam Paksa yang berpengaruh besar terhadap kehidupan petani. Di tempat yang memiliki pabrik gula, golongan elit birokrat maupun kepala desa sering bertindak sebagi pejabat kapitalis Eropa, seperti dalam soal sewa tanah, penarikan pajak dan corvee (kerja paksa). Hal ini menyebabkan masyarakat kecil terutama para petani menjadi semakin menderita. Dari penderitaan ini lahir semangat revolusi untuk melawan kolonial Belanda maupun birokrat pemerintah di masing-masing daerah.

Kedua, dampak pendudukan Jepang yang membebani rakyat dengan wajib pajak dalam wujud menyetorkan hasil padi, romusha, tanam paksa, dan penjarahan bahan pokok. Walaupun dampak sistem pelaksanaan pengambilan bahan pokok dalam romusha berbeda menurut tempatnya masing-masing, yaitu tergantung pada sikap pejabat-pejabat lokal dan para pemimpin perjuangan setempat, namun pelaksanaan peraturan peraturan setoran padi merupakan beban yang berat dalam bidang ekonomi di masa penjajahan Jepang. Akibat kebijakan ini, telah menyebabkan terjadinya kelaparan dimana-mana termasuk juga di tiga daerah tersebut. Oleh sebab itu, muncul perasaan kebencian yang mendalam terhadap para elite birokrat, yang menurut rakyat dianggap sebagai penyebab utaman terjadinya berbagai kasus kelaparan yang diakibatkan kesewenang-wenangan dalam menarik setoran padi.
Ketiga, terlihat daru ciri-ciri revolusi sosial di masa revolusi di Pekalongan, yaitu pembagian kekayaan, pengusiran atau pergeseran elite lama dan pemimpim tradisional lain yang dianggap terlalu keras terhadap rakyat dan setia kepada Belanda atau Jepang. Dalam hal ini revolusi di wilayah Pekalongan punya ciri khas tersendiri, yaitu dengan adanya kekerasan terhadap golongan Cina, Indo-Belanda, Pangreh Praja dan Lurah. Namun pembahasan mengenai kekerasan terhadap orang-orang Cina ini belum dapat dikatakan sebagai gerakan anti Cina sebab banyak juga orang-orang Cina yang menjadi pemimpin pejuang revolusi, khususnya di Pemalang. Mereka juga menjadi penyumbang dana terbesar untuk membantu revolusi ini.
Peristiwa Tiga Daerah bukan hanya dari sektor ekonomi maupun politik, tetapi juga dapat dilihat dari faktor budaya. Menurut pandangan kaum priyayi, kepemimpinan revolusi sosial itu adalah sesuatu yang berasal dari luar atau asing, namun menurut golongan kiri revolusioner, tujuan utama revolusi mereka adalah penghapusan hierarki sosial dalam penggunaaan bahasa. Mereka menghendaki dihapusnya sebutan-sebutan untuk kaum priyayi dan menggunakan bahasa Jawa rendah dalam berkomunikasi. Hal ini merupakan suatu gerakan radikal yang mendasar di dalam konteks kebudayaan Jawa dan didasarkan tujuan dari ideologi komunis, yaitu persamaan diantara seluruh rakyat.
diambil dari buku Peristiwa Tiga Daerah karya Robert Cribb

kisah nabi Idris

Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa saya melihat surga dan neraka?”

“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.

Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.

“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.

“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya.

Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.

Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Kemudian Izrael membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata Izrael kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat tampan.

Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.

Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris beulang-ulang.



Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.

Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.

Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”

“Silakan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.

Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.

“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.

“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Izrael.

“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.

Firman Allah:

“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).

***
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.

“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.

Cerita Nabi Musa as Lengkap

     Seperti yang telah dibahas pada cerita nabi yusuf bahwa nabi yusuf telah berjuang, berdakwah mengajak masyarakat mesir untuk menyembah satu Tuhan yaitu Allah. Namun setelah Nabi Yusuf as meninggal dunia, Sistem tahid diubah menjadi system multi Ttuhan atau menyembah banyah tuhan. Hal ini diduga kuat karena adanya campur tangan kelompok-kelompok elit yang berkuasa ketika itu. Karena ketika mesir menganut system tauhid, mereka tidak mendapatkan perlakuan istimewa, sehingga mereka mempunyai tujuan khusus untuk mengembalikan system penyembahan kepada banyak tuhan. Selanjut masyarakat mesir pun mengikuti system penyembahan Fir’aun. Lalu akhirnya mesir dipimpin oleh keluarga-keluarga Fir’aun dan mereka mengklaim bahwa mereka merupakan tuhan atau wakil wakil tuhan.

Masyarakat mesir pada dasarnya merupakan masyarakat yang beradab, mereka disibukkan dengan pembangunan peradaban. Mereka mempunyai kecenderungan keagamaan yang kuat.  Serta kelompok-kelompok masyarakat mesir meyakini bahwa Fir’aun bukanlah tuhan, namun karena mendapat tentangan yang kuat dari Fir’aun dan fir’aun memaksa agar kaumnya taat kepadanya, sehingga mereka pun terpaksa mengakui dia sebagai tuhan, namun dalam kepura puraan dan menyembunyikan keimanan dalam hati mereka. Berbagai macam Tuhan dengan bentuk berhala pun banyak sekali di mesir. Ini bisa dimaklumi karena Fir’aun  menguasai berbagai macam tuhan dan ia mengisyaratkan dengan dan berbicara atas namanya. Yang demikian itu sangat jelas di mesir. Ketika terdapat system multi Tuhan di Mesir meskipun masyarakatnya meyakini tuhan utama, yaitu Fir’aun kelompok elit yang berkuasa membatasi untuk hanya menyembah Fir’aun dan melaksanakan perintah-perintahnya serta membenarkan tindakan semena-menanya.
Nabi Musa as merupakan anak laki-laki Imran bin Yash-har, dan bersaudara dengan Nabi harun as. Nabi Musa as dilahirkan pada waktu zaman Fir’aun menguasai mesir.
Rakyat mesir ketika itu benar-benar tuntuk pada Fir’aun yang menggunakan system banyak tuhan, padahal sebelumnya telah berada di jalan yang benar melaui dakwah yang dilakukan Nabi Yusuf.  Sementara anak-anak nabi yakub atau anak-anak israil juga telah menyimpang dari TAuhid. Mereka mengikuti jalan orang-orang mesir lainnya. Tidak banyak keluarga yakub yang mempertahankan agama Tauhid, itupun dilakukan dengan cara tersembunyi.
Lalu tibalah suatu masa atas bani israil di mana mereka semakin banyak dan semakin menyebar. Mereka mengerjakan berbagai macam pekerjaan dan mereka memenuhi pasar-pasar di mesir. Hari demi hari semakin erlalu, kekuasaan mesir diperintah oleh seorang raja yang bengis yaitu Firaun, dimana-mana orang mesir menyembahnya. Raja yang jahat ini melihat bahwa bani israil semakin banyak dan semakin berkembanga serta mempunyai posisi yang penting.
Lalu Fir’aun mengeluarkan perintah yang aneh, yaitu memerintahkan agar anak yang lahir berjenis kelamin laki laki harus dibunuh. Aturan itupun mulai dijalankan. Namun para pakar ekonimi berkata kepada Fir’aun; Orang-orang tua dari bani israil akan mati sesuai dengan ajal mereka, sedangkan anak kecil disembelih maka ini akan berakhir pada hancurnya dan binasanya Bani Israil namun Firaun akan kehilangan kekayaan dan asset manusia yang dapat bekerja untuknya atau menjadi budak-budaknya dan wanita-wanita tidak dapat lagi dimilikinya. Maka yang terbaik adalah, hendaklah dilakukan suatu proses sebagai berikut : anak laki-laki disembelih pada tahun pertama, dan hendaklah mereka dibiarkan pada tahun berikutnya. Fir’aun pun setuju dengan pendapat itu, karena mengganggap pemikiran itu lebih menguntungkan dari sisi ekonomi.
Suatu hari ibu nabi Musa mengandung nabi harun, ketika itu adalah tahun dimana anak-anak kecil laki-laki tidak dibunuh dan ia pun bisa melahirkan dengan terang-terangan. Namun ketika melahirkan mengandung Nabi Musa as, ia berada di tahun dimana anak-anak kecil harus di bunuh. Sang ibu pun merasa sangat cemas dan ketahukan yang luar biasa. Ia takut bahwa jangan-jangan nanti anak yang dilahirkannya akan dibunuh juga. Ia pun melahirkan secara sembunyi-sembunyi. Dan untuk menyembunyikan anaknya, sang ibu pun menyusui secara sembunyi-sembunyi. Lalu tibalah suatu malah yang penuh berkah, dimana saat itu Allah Yang Maha Mengetahui memberi wahyu kepadanya, sebagai berikut :
“Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa : “Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan jangan kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati. Karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul” (Qs 28 : 7)
Mendengar wahyu Allah yang maha kuasai itu dan panggilan yang penuh kasih saying dan suci itu, ibu Nabi Musa as langsung mentaatinya.Lalu ia diperintahkan untuk membuat peti kecil untuk Nabi Musa as. Setelah menyusuinya., ia meletakkannya di peti itu. Kemudian ia pergi ke tepi sungai nil lalu membuangnya di atas air. Ibu mana yang tega membuang anak yang dilahirkannya, hatinya penuh derita ketika ia melempat anaknya di sungai nil. Namun itu merupakan perintah dari Allah yang maha tahu dan maha pengasih serta penyayang.
Beberapa saat setelah berada di atas air sungai nil, kemudian  Allah memerintahkan arus sungai nil agar menjadi tenang dan lembut kepada bayi yang dibawanya yang nantinya akan menjadi Nabi. Sebagaimana Allah yang maha kuasa memerintahkan kepada api agar menjadi dingin dan membawa keselamatan bagi nabi Ibrahim as, begitu juga Allah memerintahkan kepada sungai Nil agar membawa Nabi Musa dengan tenang dan penuh kelembutan sehingga mengarahkannya ke istana raja Fir’aun. Air sungai Nil tersebut membawa peti yang berisi nabi Musa ke istana raja fir’aun. DI sana ombak menyerahkannya kepada tepi pantai kemudia ia mewariskan kepada tepi pantai itu. Dan ANgin berkata kepada rumput yang tidur di sisi peti: “Jangan engkau banyak bergerak karena Musa sedang tidur. Rumput pun mentaati perintah angin dan Musa pun tetap tertidur.
Pada suatu ketika, matahari telah menyinari istana raja Fir’aun. Isteri Fir’aun keluar berjalan-jalan di kebun istana sebagaimana biasanya. Isteri raja fir’aun tidak sama dengan Fir’aun, Fir’aun merupakan orang kafir, namun isterinya adalah orang yang beriman. Fir’aun keras kepala, namun isterinya adalah wanita penyayang. Fir’aun adalah penjahat namun isterinya adalah wanita yang lembut dan penuh cinta. Namun wanita itu merasakan kesedihan yang dalam karena ia belum mampu melahirkan anak. Ia ingin sekali memiliki anak.  Ketika ia berhenti di sisi kebun ia mencium baru harum pepohonan di kebun itu, yang menyebarkan perasaan sedih akan rasa kesendirian.  Pada saat yang sama, para wanita yang membantunya sudah mengisi penuh tempat-tempat air yang diambil dari sungai nil. TIba tiba mereka menemukan peti di sisi kaki mereka. Kemudian mereka membawa peti itu kepada isteri Fir’aun. Istri fir’aun itu memerintahkan untuk membuaknya, setelah peti itu terbuka ia sangat terkejut ketika isi peti tersebut menampakkan isinya. Isi peti tersebut adalah seorang bayi laki-laki yang lucu tanpa dosa yang nantinya menjadi Nabi. IStri Fir’aun merasakan bahwa ia mencintai bayi itu seperti anaknya sendiri. Allah SWT meneruh dalam hatinya rasa cinta kepada Nabi Musa as sehingga berlinang air matanya.
Setelah menemuikan bayi itu, ia pun membawanya pulang. Ia membolak balikkan bayi nabi Musa sambil menangis. Kemudian Nabi Musa as terbangun dan menangis. Nabi Musa tampak lapar ia membutuhkan air susu pagi. Di saat yang sama Fir’aun sedang duduk di atas meja makan. Ia menunggu  istrinya namun belum juga dating. Fir’aun mulai marah lalu mencarinya. Tiba-tiba ia terkejut dengan kehadiran isterinya sambil membawa seorang bayi. Isteri fir’aun tampak menyayanginya. Ia terus menciumnya dan air matanya berlinang. Kemudian raja fir’aun pun bertanya “dari mana datangnya anak kecil ini?” Kemudian mereka menceritakan bahwa mereka menemukannya di sebuah peti di tepi sungai. Fir’aun berkata : “ini adalah salah satu anak Bani Israil. Sesuai dengan peraturan, anak-anak yang lahir di tahun ini dibunuh” mendengar perkataan dari Fir’aun itu, ia berteriak dan ia mendekap nabi muas as lebih keras.
Seperti yang tertulis dalam Al Qur’an
“Dan berkatalah isteri Fir’aun : “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak, sedang mereka tidak menyadarinya” (Qs. 28:9)
Fir’aun tampak keseharanan sekali melihat tingkah isterinya yang mendekap anak kecil yang ditemuka di tepi sungai. Fir;aun tampak tercengang karena isterinya menangis karena gembira, di mata fir’aun tidak pernah mendapati isterinya menangis karena sebahagia itu. Fir’aun mulai menyadari bahwa isterinya menyayangi anak itu seperti anaknya sendiri. Fir’aun berkata dalam hati : “Mungkin ia ingat bahwa ia tidak mampu melahirkan anak dan menginginkan anak ini”. Akhirnya, Fir’aun sepakat atas apa yang dikatakan oleh isterinya. Fir’aun memenuhi keinginannya dan menyetujui untuk merawat dan mendidik anak itu di istana.
Setelah mendengar persetujuan dari suaminya, tampaklah keceriaan yang  hebat di wajah sang istri. Fir’aun belum pernah menyaksikan keceriaan seperti itu. Pada sebagai seorang suami ia telah memberikan berbagai macam hadiah kepada istrunya, berbagai perhiasan dan juga budak ia berikan kepada isterinya. Namun isterinya belum pernah tersenyum. Ia menyangka bahwa isterinya tidak mengertia arti senyuman. Dan sekarang, firaun melihat wajah isterinya dipenuh dengan senyum keceriaan.  Sementar itu Nabi Musah yang masih bayi mulai menangis karena lapar. Isteri nabi firaun berkata kepada suaminya : “Anakku yang kecil sedang lapar”, kemudian firaun berkata : “Datangkanlah kepadanya wanita yang menyusui”, kemudian datanglah kepadanya seorang wanita yang menyusui dari istana. Wanita itu mencoba untuk menyusui Nabi Musa as, tapi tanpa diduga nabi Musa as malah menolkanya. Kemudian didatangkan wanita yang kedua, kemudian ke tiga, lalu sampai kesepuluh namun nabi Musa as tetap menangis dan tidak mau menyusu kepada seorang wanita pun di antara mereka.  Melihat hal tersebut, isteri firaun menangis karena tidak tahan melihat penderitaan anak kecil yang baru ditemukannya. Ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya
Namun yang merasa sedih dan menangis bukan hanya isteri firaun, ibu kandung nabi Musa juga merasa sedih dan menangis. Ketika ibunya melempar nabi Musa ke sungai nil, ia merasa bahwa ia sedang melempar buah hatinya ke sungai. Lalu peti yang dilemparkan itu hilang di bawah oleh air sungai dan beritanya pun tersembunyi. Dan ketika datang waktu pagi, ibu nabi Musa merasakan kesedihan yang selalu menghantuinya. Hampir saja ia pergi ke istana firaun untuk mendapatkan berita tentang anaknya kalau, Allah SWT menaruh kedamaian dalam hatinya sehingga ia menyerahkan urusan anaknya kepada Allah SWT.kemudian, ia berkata kepada saudara perempuan Nabi Musa as.
“Pergilah dengan tenang ke istana firaun dan berusahalah untuk mendapatkan berita tentang Musa dan hendaklah engkau hati hati agar jangan sampai mereka mengetahuimu”, kemudian saudara perempuan nabi Musa pergi dengan tenang. Akhirnya ia mendengarkan kisah tentang Nabi Musa as secara sempurna. Ia melihat nabi Musa as dari kejauhan dan mendengarkan suara tangisannya. Ia melihat mereka dalam keadaan kebingungan dimana mereka tidak mengetahui bagaimana menyusuinya. Ia mendengar bahwa nabi Musa as menolak tawaran wanita yang mencoba menyusuinya.
Saudara perempuan nabi as berkara kepada para pengawal firaun
“apakah kalian mau aku tunjukkan suatu keluarga yang dapat menyusuinya dan dapat mengasuhnya”. Lalu Isteri firaun menjawab :
“seandainya kamu dapat membawa kami kepada wanita yang dapat menyusuinya dan dapat mengasuhnya niscaya kami akan memberimu hadiah yang besar. Yaitu sesuatu yang engkau inginkan akan kami penuhi”. Lalu saudara perempuan nabi Musa as itu kembali dan menghadirkan ibunya. Si ibu menyusuinya dan nabi Musa pun menyusu dengan tennang. Melihat hal itu, isteri firaun pun sangat gembira dan berkata :
“Bawalah dia hingga waktu penyusuannya selesai, lalu kembalikanlah dia kepada kami dan kami akan memberimu sesuatu balasan yang besar atas penyusuan dan pendidikan yang engkau berikan”
Itulah cara Allah yang maha adil dan maha kuasa mengembalikan Nabi Musa kepada ibunya agar ia merasagembira dan hatinya menjadi tenang dan tidak bersedih juga agar ia mengetahui bahwa janji Allah SWT benar dan bahwa perintah-Nya dan ketentuan-Nya pasti terlaksana meskipun banyak rintangan dan tantangan, Allah SWT berfirman :
“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hamper saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan. “Ikutilah dia”. Maka terlihatlah olehnya Musah dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yhang mau menyusui-nya sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa : “Maikah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlubait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadany?. Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (Qs. 28 : 10 – 13)
Ibu nabi Musa as yang asli menyempurnakan penyusuan lalu menyerahkannya ke rumah firaun. Saat itu nabi Musa as disenangi dan disukai semua orang. Allah SWT berfirman :
“Yaitu : Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti,kemudian lemparkanlah ia ke sungai (nil),maka pasti sungai itu membawanya ke tepi sungai, supaya diambil oleh (fir’aun) musuhku dan musuhya. Dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih saying yang datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku” (Qs. 20 : 39)
Tiada seorang pun yang melihat nabi Musa as kecuali ia akan mencintainya. Nabi Musa as dididik di istana terbesar di bawah bimbingan dan penjagaan Allah Yang Maha Kuasa. Pendidikan Nabi Muas as dimulai di rumah firaun di mana di dalamnya terdapat ahli pendidikan dan para pengajar. Mesir saat itu merupaka Negara yang besar di Dunia dan Firaun sebagai raja yang paling kuat. Karena itu dengan mudah Firaun mampu mengumpulkan para pakar pendidikan dan para cendekiawan.  Demikianlah hikmah Allah Swt berkehendak agar Nabi Musa as terdiri di bawah pendidikan yang besar dan ditangani pakar-pakar pendidik yang terlatih. Ironisnya, hal ini terjadi di rumah musuhnya yang pada suatu hari nanti akan hancur di tangannya, sebagai bentuk pelaksanaan dari perintah Allah Yang Maha Kuasa.
Nabi Musa as tumbuh di rumah firaun. Beliau mempelajari ilmu hisab, ilmu bangunan, ilmu kimia dan bahasa.  Beliau tidur di bawah bimbingan agama. SWehingga nabi Musa tidak mendengar omongan kosong yang dikatakan oleh pendidik tentang ketuhanan firaun. Jarang sekali ia mendengar bahwa firaun adalah tuhan. Beliau pun menepis pernyataan dan anggapan ini. Beliau tinggal bersama firaun di satu rumah. Nabi Musa mengetahui lebih dari pada orang lain bahwa firaun hanya sekedar manusia biasa yang lalim. Nabi Musa juga mengetahui  bahwa ia bukanlah anak dari firaun. Ia adalah anak seorang dari bani israil. Ia menyaksikan bagaimana para pengawal firaun dan para pengikutnya menindas masyarakat bani israil. Akhirnya, nabi Musa tumbuh besar dan mencapai kekuatannya.
Ketika para pengawal lali darinya, nabi muas as memasuki kota. Nabi Musa as berjalan-jalan di sekitar kota. Kemudian nabi Musa as mendapati seorang lelaki dari pengikut firaun yang sedang berkelahi dengan seorang bani israil. Lalu seorang yang lemah dari kedua orang itu meminta tolong kepadanya. Nabi Musa as pun turut campur dalam urusan itu. Nabi muas as mendorong dengan tangannya seorang lalaki yang berbuat aniyaa itu. Ternyata nabi Musa as membunuhnya. Ketika itu memang nabi Musa terkenal sebagai orang yang kuat. Nabi Musa berniat untuk melerai kedua orang yang berkelahi itu, namun tanpa sengaja malah membunuhnya, lelaki itu tersungkur kemudian mati.  Nabi Musa as kemudian kepada pada diri sendiri. Ini adalah perbuatan shetan. Sesungguihnya ia adalah musuh yang menyesatkan dan nyata. Kemudian nabi Musa as berdoa kepada Allah dan berkata :
“Ya TUhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku maka ampunilah aku” Allah yang maha pengampun pun mengampuninya. Allah berfirman
“Dan setelah Musa sudah cukup umur dan sempurna akalnya. Kami berikan kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lemah, maka didapatinya di dalamkota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani israil) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum firaun).  Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan darinya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matlah musuhnya itu. Musa berkata : “Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang menyesatkan lagi (permusuhannya). Musa berdoa : “Ya Thanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. Musa berkata : “Ya Tuhanku, demi nikmat yang engkau anugrahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa”
Nabi Musa as adalah cermin lain dari Nabi Ibrahim as. Kedua-keduanya dari kalangan ulul azmi, tetapi nabi ibrahim as merupakan cermin kesabaran dan kelebutan sementara itu nabi Musa as merupakan cermin dari kekuatan dan keperkasaan.
Nabi Musa as menjadi takut dan terancam di tengah-tengah kota. Beliau berjanji di kemudian hari bahwa beliau tidak akan lagi menjadi sahabat orang-orang yang berbuat jahat. Beliau tidak akan lagi terlimbat dalam pertengkaran dan permusuhan antara sesame penjahat. Di tengah-tengah perjalanannya, nabi Musa as dikagetkan ketika melihar seorang yang ditolongnya kemaren itu kini memanggilnya lagi dan meminta tolong pada pada nabi Musa. Dan lagi lagi orang itu terlibat permusuhan dan pertengkaran dengan orang mesir. Nabi muas as mengetahui bahwa orang Israel ini berbuat aniaya. Nabi Musa as mengetahui bahwa ia termasuk seorang preman di wilayah itu. AKhirnya, nabi Musa as berteriak di depan wajan orang israil itu sambil berkata : “SUngguh ternyata engkau adalah orang yang jahat”
Nabi Musa as mengatakan ucapan itu sambil mendorong kedua orang itu dan ia melerai pertengkaran. Orang israil itu mengira bahwa nabi Musa akan mencelakainya maka ia diliputi rasa takut. Sambil meminta kasih saying kepada Nabi Musa as, ia berkata  : “Wahai Musa apakah kamu akan membunuhku seperti kamu membunuh orang yang kemaren. Apakah kamu ingin menjadi penguasa di muka bumi ini dan tidak ingin menjadi orang yang memperbaiki bumi.” Ketika mendengar orang israil mengatakan demikian, nabi Musa as berhenti dan amarahnya mereda. Nabi Musa as mengingat apa yang dilakukannya kemaren dan bagaimana ia meminta ampun dan bertaubat serta berjanji tidak menjadi pembantu orang-orang yang berbuat jahat. Nabi Musa as kemudian kembali dan meminta ampun kepada Tuhannya.
Orang mesir yang berkelahi dengan orang Israel itu mengetahui bahwa nabi Musa as adalah pembunuh orang mesir yang mayatnya ditemukan oleh mereka kemaren. Petugas keamanan mesir tidak berhasil menyikap kasus pembunuhan itu. Akhirnya rahasia nabi muas as terungkap, lalu seorang pria dari mesir yang beriman datang dari penjuru kota. Ia membisikkan kepada nabi Musa as bahwa ada suatu rencana untuk membunuhnya. Pria itu menasehati nabi Musa agar ia meninggalkan mesir secepatnya, Allah swt berfirman
“Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya), maka tiba tiba orang yang meminta pertolongan kemaren berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya : “Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang sehat  yang nyata (kesesatannya), maka tatkala Musa memegan dengan keras orang yang menjadi musuk keduanya, musuhnya berkata :
“Hai Musa apakah kamu bermaksud untuk membunuhku, sebagaimana kamu kemaren telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-webang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian”. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota tergesa-gesa seraya berkata :
“Hai Musa, sesungguhnya pembesar sedang berunding tentang kamu. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu” (Qs : 28 : 18 – 20)
Para penguasa atau para pembesar yang bertanggung jawab pada keamanan menyiapkan persekutuan untuk menyingkirkan nabi Musa as. Akhirnya kesempatan emas itu tiba. Para pembantunya mengatakan kepadanya bahwa nabi Musa merupakan orang yang membunuh orang mesir yang mereka temukan jasadnya kemaren. Selesai urusan ini. Kemudian datanglah perintah dan kesempatan untuk membunuh nabi Musa as. ORang-orang yang membenci nabi Musa as mulai mendapatkan angina kegembiraan di mana mereka akan melihat nabi Musa as terbunuh, tetapi Allah yang maha tahu mengirim orang mesir yang baik untuk mengingatkan nabi Musa agar berlari dari kejaran orang-orang yang lalim. Allah berfirman seperti yang tercantum dalam AL qur an
“Maka keluarkanlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa : ‘Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang lalim itu’.” (Qs. 28 : 21)
Nabi Musa as meninggalkan kota dan menjadi orang yang terusir. Nabi Musa as segera keluar dalam keadaan takut dan sambil waspada nabi Musa as selalu berdoa dalam hatinya : “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang lalim”. Kaum itu memang benar-benar orang-orang lalim. Mereka ingin menerapkan hukuman bagi pembunuh dengan sengaja atas nabi Musa as, padahal nabi Musa as tidak melakukan selain berusaha memisahkan orang yang berkelahi tetapi dengan tidak senagaja ia membunuhnya. Nabi Musa as segera keluar dari Mesir. Beliau tidak lagi pergi ke istana firaun dan tidak mengganti pakaiannya, dan tidak membawa makanan untuk perjalanan. Beliau tidak membawa binatang tunggangan yang dapat mengantarkannya. Beliau juga tidak pergi bersama suatu kafilah. Beliau langsung pergi ketika mendapatkan kabar dari seorang mukmin yang mengingatkannya dari ancaman firaun.
Nabi Musa as berjalan melalui jalan yang tidak biasanya dilalui orang.  Nabi muas memasukin gurun dan ia menuju ke suatu tempat yang disitu Allah membimbingnya. Ini adalah pertama kalinya beliau keluar dan mengarungi gurun pasir sendirian. Kemudian nabi Musa tiba di suatu tempat yang bernama Madyan. Nabi Musa istirahat dan duduk-duduk di dekat sumur yang bersar dimana disitu orang-orang mengambil air untuk memberi minum binatang tunggangan mereka dan juga binatang gembalaan mereka. Nabi Musa as tidak membawa makanan selain daun-daun pohon. Nabi Musa as minum dari sumur-sumur yang ditemukannya di tengah jalan. Sepanjang perjalanan Nabi Musa merasakan ketakukan, jangan jangan firaun mengirim orang untuk menangkapnya. Ketika nabi Musa as sampai di kota madyan nabi Musa as berbaring di sisi pohon dan beristirahat. Nabi Musa as merasa lapar dan keletihan. Sandal yang dipakai olehhnya terlihat mulai rusak. Beliau tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli sandal baru, dan beliau juga tidak mempunya uang yang cukup untuk membeli minuman atau makanan.
Nabi Musa as memperhatikan kumpulan pengembala yang sedang mengambil air untuk kambing-kambing mereka. Nabi Musa as ingat bahwa ia sedang lapar dan haus. Ia berkata dalam hati : “Aku dapat memenuhi perutuku dengan air selama aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli makanan:, nabi Musa kemudian berjalan ke tempar air. Sebelum sampai, ia mendapati dua orang perempuan yang sedang memisah kambing-kambingnya agar jangan sampai tercampur dengan kambing orang lain. Melalui ilham, nabi Musa as merasa bahwa kedua wanita itu membutuhkan pertolongan. Nabi Musa as lupa terhadap rasa hausnya, lalu beliau menuju kea rah mereka dan bertanya, apakah ia dapat membantu mereka? Lalu seorang gadis yang  paling tua berkata :
“kami menunggu sampai selesainya para gembala itu mengambil air untuk binatang gembalaanmereka” lalu nabi Musa bertanya :
“Mengapa kalian tidak mengambil air sekarang?” kemudian gadis kecil berkata :
“Kami tidak mampu untuk berdesak-desakan dengan kaum pria”. Nabi Musa as keheranan karena mengetahui kedua gadis itu menggembala kambing. Seharusnya yang menggembala kambing adalah kaum pria. Itu merupakan tugas berat dan sangat melelahkan, tidak semestinya wanita menggembala.
“Mengapa kalian mengembala kambing” Gadis yang kecil mengatakan lagi :
“Orang tua kami sudah tua dimana kesehatannya tidak dapat membantunya untuk keluar dari rumah dan mengembala kambing setiap hari”. Mendengar hal itu Nabi Musa as lalu berkata :
“Kalau begitu, aku akan membantu kalian untuk mengambil air itu”
Nabi Musa as berjalan menuju tempat air. Nabi Musa air mengetahui bahwa para pengembala meletakkan di atas bibir suatu air suatu batu besar yang tidak bisa digerakkan kecuali oleh sepuluh orang. Nabi Musa as merangkul dan mengangkatnya dari bibir sumur. Otot-otot nabi Musa as tampak menonjol saat memindahkan batu itu. Nabi Musa merupakan pria yang kuat. Akhirnya, nabi Musa as berhasil mengambil air untuk remaja putrid itu, dan kemudian ia mengembalikan batu itu ke tempatnya. Nabi Musa as kembali duduk di bawah naungan pohon. Saat itu nabi Musa as lupa untuk minum. Perut nabi Musa menempel ke punggungnya karena karena saking laparnya. Nabi Musa as mengingat Allah yang maha esa dan memanggil Nya dalam hati :
“Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudia dia kembali ketempat yang terduh lalu berdoa : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang engkau turunkan kepadaku”  (Qs. 28 : 24)
Kedua gadis itu kembali ke rumah ayahnya. Si ayah bertanya :
“Hari ini kalian kembali lebih cepat dari biasnaya?”
Gadis yang paling tua berkata :
“Sungguh hari ini kami sangat beruntung. Wahai ayah, kami bertemu dengan seorang pria yang mulia yang mengambilkan air bagi hewan kami sebelum orang-orang lain mengambilnya”
Si ayah berkata
“Alhamdulullah”
Gadis yang paling kecil berkata
“saya kira wahai ayahku dia datang dari tempat yang jauh dan tampak ia sedang lapar. Saya melihat dia dalam keadaan kecapaian meskipun ia seorang pria yang kuat”
Lalu si ayah berkata kepada anak perempuannya :
“Pergilah engkau padanya dan katakana, sesungguhnya ayahku memanggilmu untuk memberimu upah atas jasamu mengambilkan air untukku”. Kemudian anak perempuan itu pergi menemui Nabi Musa as dalam keadaan hatinya berdebar-debar. Perempuan itu berdiri di depan Nabi Musa as dan menyampaikan surat dari ayahnya. Nabi Musa as bangkit dari tempat duduk dan pandangannya tertuju ke bawah. Nabi Musa as tidak bermaksud mengambilkan air untuk mereka dengan tujuan mengharapkan upah dari mereka. Beliau membantu mereka hanya semata-mata karena Allah SWT. Beliau merasakan dalam dirinya bahwa Allah SWT lah yang menggerakkan beliau untuk membantu mereka.
Gadis itu berjalan di depan Nabi Musa as kemudian bertiuplah angin dan menyentuh pakaiannya sehingga nabi Musa as menunduk padangan matanya karena merasa malu. Nabi Musa as berkata kepada gadis itu :
“saya akan berjalan di depanmu dan tunjukkanlah jalan padaku”. Mereka pun sampai di kediaman si ayah. Sebagian ahli tafsir mengatakan bawah si saya ini adalah Nabi Syu’aib as. Beliau memperoleh usia panjang setelah kematian kaumnya. Orang tua itu menghidangkan kepada nabi Musa as makan siang dan bertanya kepadanya dari mana ia datang dan kemudian ke mana ia akan pergi,
Nabi Muas as mengungkapkan ceritanya. Orang tua itu berkata kepadanya, jangan khawatir dan jangan takut. Engkau akan selamat dari orang-orang yang lalmi. Negeri ini tidak tunduk pada mesir dan mereka tidak akan sampai di sini. Mendengar ucapan itu, nabi Musa as menjadi tenang dan bangkit untuk pergi. Salah seorang anak perempuan itu berkata kepada ayahnya dengan berbisik :
“wahai ayahku, berilah dia upah. Sesungguhnya engkau akan memberikan upah kepada seorang yang kuat dan jujur”
Si ayah bertanya kepadanya :
“bagaimana engkau mengetahui dia seorang lelaki yang kuat”
Anak perempuannya menjawab
“Saya lihat sendiri ia mengangkat batu yang tidak mampu diangkat oleh sepuluh orang lelaki”
Si ayah bertanya lagi :
“Bagaimana engkau mengetahui bahwa dia seorang yang jujur”
Perempuan itu menjawab :
“Ia menolak untuk berjalan di belakangku dan ia berjalan di depanku sehingga ia tidak melihatku saat aku berjalan. Dan selama perjalanan saaat aku berbincang-bincang denganya, dia sellau menundukkan matanya ke tanah sebagai rasa malu dan adab yang baik darinya”
Kemudian orang tua itu memandangi Nabi Musa as dan berkata kepadanya :
“Wahai Musa, aku ingin menikahkanmu dengan salah satu putriku. Dengan syarat, hendaklah engkau bekerja menggembala kambing bersamaku selama delapan tahun. Seandainya engkau menyempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah kemurahan darimu. Aku tidak ingin menyusahkanmu, sungguh insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang saleh”
Nabi Musa as kemudian berkata  :
“Ini adalah kesepakatan antara aku dan engkau dan Allah SWT sebagai saksi atas kesepakatan kita, baik aku akan melaksanakan pekerjaan selama delapan tahun maupun sepuluh tahun.  Setelah itu, aku bebas untuk pergi ke mana saja”
Allah SWT berfirman
“Kemudian datanglah kepada Musa seorang dari kedua wanita itu berjalan malu-malu, ia berkata :
“Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu’aib berkata :
“Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang lalim itu” Salah seorang dari kedua wanita itu berkata :
“Wahai bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang aling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Berkatalah dia (Syu’aib)
“sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak berhak memberatkan kamu. Dan kamu insyaAllah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”. Dia (Musa) berkata :
“itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang aku ucapkan” (Qs. 28 : 25 – 28)
Lalu menikahlah nabi Musa as dengan salah satu anak gadis dari nabi SYu’aib as dan perjanjian yang telah ditentukan itu telah dijalankan dan dilaksanakan oleh Nabi Musa as.
Demikianlah nabi Musa mengabdi kepada Nabi Syu’aib as selama sepuluh tahun penuh. Pekerjaan Nabi Musa as terbatas pada keluar dari rumah di waktu pagi untuk mengembala kambing. Sepuluh tahun waktu yang dihabiskan oleh Nabi Musa as di Madyan merupakan suatu ketentuan yang dirancang oleh Allah SWT.
Nabi Musa as berdasarkan islam dan agama tauhid.  Nabi Musa as menghabiskan masa sepuluh tahun itu dalam keadaan jauh dari kaumnya dan keluarganya. Masa sepuluh tahun ini adalah masa yang paling penting dalam kehidupannya. Ia merupakan  masa persiapan yang besar. Pada setiap malam Nabi Musa as merenungkan bintang-bintang. Nabi Musa as mengikuti terbitnya matahari dan tenggelamnya. Pada setiap siang nabi Musa memikirkan tumbuh-tumbuhan; bagaimana ia membela tanah dan mekar. Nabi Musa as memperhatikan hari; bagaimana ia menghidupkan bumi setelah bumi itu mati, lalu bumi itu menjadi tempat yang indah dan subur. Nabi Musa as memperhatikan alam yang luas dan ia tempak tercengan dan kagum dengan ciptaan Allah SWT.
Sebenarnya pemikiran-pemikiran dan perenungan-perenungan tersebut jauh jauh hari sudah tersembunyi di dalam dirinya dan menetap di dalam jiwanya. Bukankah nabi Musa as terdidik di istana Firaun. Ini berarti bahwa beliau menjadi seorang mesir yang mempunyai wawasan luas, orang mesir menunjukkan kekuatan fisiknya, orang mesir dengan segala makanannya dan minumannya. Jadi, segala hal yang ada pada nabi Musa as berbau mesir. Nabi Musa as siap sipa untuk menerima wayu dari Allah dengan bentuk yang baru. Yaitu wayu Illahi yang langsung datang tanpa perantara seorang malaikat di mana Allah SWT yang berbicara dengannya secara langsung.
Oleh karena itu, sebelum datangnya watyu itu perlu adanya persiapan mental dan moral, sendangkan persiapa fisik telah selesai dilaluinya di mesir. Nabi Musa as tumbuh di sitana yang paling besar yang dimiliki penguasa di bumi dan di suatu pemerintahan yang paling kaya di bumi. Nabi Musa as menjadi seorang pemuda yang kuat di mana bukan hanya sekedar memisahkan seseorang yang berkelahi, namun justru membunuhnya meski tanpa sengaja. Setelah persiapan fisik yang kuat, kini nabi Musa as harus melewati persiapan mental yang seimbang. Yaitu persiapan yang dilakukan melalui pengasingan yang sempurna di mana beliau hidup di tengah-tengah guru dan tempat pengembalaan yang beliau belum pernah menginjakkan kakinya di sana. Beliau hidup di tengah-tengah orang asing yang belum pernah beliau lihat sebelumnya.
Sering kali nabi Musa as mendapatkan kesunyian dan keheningan di balik pengasingan itu. Allah SWT mempersiapkan hal tersebut kepada nabi-Nya agar setelah itu beliau mampu memegang amanat yang besar dari Allah SWT. Datanglah suatu hari atas nabi muas as. Selesailah masa yang ditentukan. Kemudian nabi Musa as merasakan kerinduan untuk kembali ke mesir. Dengan berlalunya waktu, hukuman yang harus dijalaninya dengan sendirinya gugur.
Nabi Musa as mengetahui hal itu, tetapi beliau juga mengetahui bahwa undang-undang di mesir sebenarnya terletak pada kekuatan penguasa, jika penguasa berkehendak maka nabi Musa as dapat menerima hukuman, dan jika tidak berkehendak maka dia akan memafaatkannya, meskipun yang bersangkutan berhak mendapatkan hukuman. Nabi Musa as menyadari hal itu, nabi muas as tidak sepenuhnya yakin ia akan selamat ketika beliau menginjakkan kakinya di mesir seperti keyakinannya bahwa beliau selamat di tempatnya sekarang. Meskipun demikian, rasa rindunya untuk melakukan perjalanan kembali ke tempatnya mendorong nabi Musa as segera menuju ke mesir. Nabi Musa mengambil keputusan yang tepat.
 Nabi Musa as berkata kepada isterinya :
“Besok kita akan mulai perjalanan ke mesir:
“Di dalam perjalanan terdapat seribu macam bahaya tetapi ketenangan tetap menghiasai Musa.” Istri nabi Musa as taat kepada nabi Musa as.
Nabi Musa as keluar bersama keluarganya dan melakukan perjalanan. Bulan bersembunyi di balik gumpalan awan yang tebal dan kegelapan menyelimuti sana-sini. Sementara itu, petir menyambar sangat keras dan langit menurunkan hujan. Cuaca tampak tidak bersahabat. Di tengah-tengah perjalanannya, nabi Musa as tersesat. Nabi Musa as mendapatkan dua potongan batu kemudian beliau memukul keduanya dan menggesek-gesekkan keduanya agar mendapatkan api dariny sehingga beliau dapat berjalan. Tapi sayang, beliau tidak mampu melakukan hal itu. Angin yang bertiup kencang memadamkan api kecil itu.
Nabi Musa as berdiri dalam keadaan bingung dan tubuhnya tampak menggigil di tengah-tengah keluarganya.  Kemudian Nabi Musa as mengangkat kepalanya dan menyaksikan sesuatu dari jauh. Sesuatu yang beliau saksikan adalah api yang sabat besar yang menyala-nyala dari kejauhan. Maka hati bai Musa as dipenuhi dengan rasa gembira. Ia berkata kepada keluarnya :
“Aku melihat api di sana”
Lalu beliau memerintahkan kepada mereka untuk tinggal di tempatnya sehingga beliau pergi ke api itu. Mungkin di sana beliau mendapatkan sesuatu berita atau akan menemukan seseorang yang dapat memberinya petunjuk sehingga beliau tidak tersesat, atau beliau dapat membawa segian api yang menyala sehingga tubuh mereka menjadi hangat.
Keluarganya melihat api yang diisyaratkan oleh nabi Musa as tetapi sebenarnya mereka tidak melihat sesuatu apapun. Mereka tetap menantinya dan duduk sambil menunggu kedatangan nabi Musa as. Nabi Musa as bergera menuju ke tempat api. Nabi Musa as segera berjalan dan menghangatkan tubuhnya, sementara tangan kanannya memegang tongkatnya dan tubuhnya tampak basah kuyup karena hujan. Nabi Musa as tetap berjalan sampai ia mencapai suatu lembah yang bernama Thua’. Beliau menyaksikan sesuatu yang unik di lembat ini. Di lembah itu tidak ada rasa dingin dan tidak ada angina yang bertiup. Yang ada hanya keheningan. Nabi Musa as mendekati api. Belum lama beliau mendekatnya sehingga beliau mendekar suara panggilan :
“Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia : ‘bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan maha suci Allah, Tuhan semesta alam (Qs. 27 : 8)
TIba tiba nabi Musa as berhenti dan badannya menggigil. Suara itu tampak terdengar dan datang dari segala tempat dan berasal dari tempat tertentu. Nabi mua as melihat api dan beliau kembali merasa menggigil. Nabi Musa as melihat api dan beliau kembali merasa menggigil. Beliau mendapati suatu pohon hijau dari duri dan setiap kali pohon itu terbakar dan berkobarlah api darinya maka pohon itu justeri semakin menghijau. Seharusnya pohon itu berubah warnah menjadi hitam saat terbakar, tetapi anehnya api justru meningkatkan warna hijaunya. Nabi Musa as tetap menggigil mekipun beliau merasakan kehangatan dan tampak mulai berkeringat.
LEmbah tempat nabi Musa as berdiri adalah lembah Thua’. Nabi Musa as meletakkan kedua tangannya di atas kedua matanya karena saking dahsyatnya cahaya. Beliau melakukan yang demikian itu sebagai usaha untuk melindungi kedua matanya. Kemudian nabi Musa as bertanya dalam dirinya”
“INi cahaya atau api?” Tiba tiba beliau tersungkur ke tanah sebagai wujud rasa takut, lalu Allah SWT memangggil :
“Maka ketika ia datang ke tempat itu ia dipanggil: wahai Musa” (QS. 20 : II)
Nabi Musa as mengangkat kepalanya dan berkata :
“Ya”
Allah berkata :
Sesungguhnya aku inilah Tuhanmu, maka tinggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, thuwa’ (Qs. 20 : 12)
Nabi Musa as ruku dan melepas kedua sandalnya, kemudian Allah SWT kembali berkata :
“Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktuhny) agar supaya tiap tipa dari itu dibalas dengan apa yang diusahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu binasa. “Qs. 20 : 13 – 16)
Nabi Musa as semakin gemetar saat beliau menerima wahyu Ilahi dan saat berdialog dengan Allah SWT. Allah yang maha pengasih dan penyayang itu berkata :
“Apakah itu yang ada di tangan kanamu, hai Musa?” (Qs. 20 : 17)
Bertambah keheranan nabi Musa as. Allah SWT adalah zat yang mengajaknya berbicara dan tentu lebih mengetahui dari nabi Musa as tentang apa yang dipegangnya, lalu mengapa Allah SWT bertanya kepada jika memang Dia lebih mengetahui darinya. Tak ragu lagi bahwa di sana ada hikmah yang tinggi. Nabi as menjawab pertanyaan itu dengan suara yang tampak menggigil :
“Berkata Musa : “ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan abgiku ada lagi kepeluan yang ada padanya” (qs. 20 : 18)
Allah befirman : lemparkanlah ia, hai Musa! (Qs : 20 : 19)
Nabi Musa as melemparkan tongkatnya dari tangannya dan rasa herannya semakin menjadi-jari. Tiba-tiba nabi Musa as dikagetkan ketika melihat tongkat itu menjadi ular yang besar. Ular itu bergerak dengan cepat. Nabi Musa as tidak mampu lagi menahan rasa takutnya. Nabi Musa as merasa tubuhnya bergetar karena rasa takut. Nabi Musa as membalikkan tubuhnya karena takut dan ia mulai lari. Belum lama ia lari, belum sampai dua langkah, Allah SWT memanggilanya :
“Dan lemparkanlah tongkatmu”, maka tatkala (tongkat itu menjadi luar) dan Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit. Larilah ia berbalik kebelakang tanpa menoleh. “Hai Musa, janganlah kamu takut, sesungguhnya orang menjadi rasul, tidak takut di hadapanku” (Qs  27 :10)
“Hai Musa, datanglah kepadaKu dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman” (qs. 28 : 31)
Nabi Musa as kembali memutar badannya dan berdiri. Tongkat itu tampak bergerak dan ular itupun tetap bergerak. Allah SWT berkata kepada Musa :
“Peganglah ia dan janganlah takut, kami akan mengembalikan kepadanya keadaannya semula” (qs. 20 :21)
Nabi Musa as mengulurkan tangannya ke ular itu dalam keadaan menggigil. Nabi Musa as belum sempat menyentuhnya sehingga ular itu menjadi tongkat. Demikianlah perintah Allah SWT terjadi dengan cepat. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepadanya :
“Masukanlah tangganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir;aun dan pembesar-pembesaranya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Qs : 28 : 32)
Nabi Musa as meletakkan tangannya di kantorngnya lalu ia mengeluarkannya dan tiba-tiba tangan itu bersinar bagaikan bulan. Kembali rasa kagum Nabi Musa as bertambah. Lalu ia meletakkan tangannya di dadanya sebagaimana diperintahkan Allah SWT padanya sehingga rasa takutnya benar-benar hilang.
Nabi Musa as merasa tenang dan terdiam. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepadanya setelah beliau melihat kedua mukjizat itu, yaitu mukjizat tangan dan mukjizat tongkat untuk pergi menemui Firaun dan berdakwah kepadanya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, dan Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk mengeluarkan Bani Israil dari mesir. Nabi Musa as manampakkan rasa takutnya kepada Fir’aun. Nabi Musa as berkata bahwa ia telah membunuh seseorang di antara mereka dan beliau khawatir mereka akan membunuh dan membalasnya. Nabi Musa as meminta kepada Allah SWT dan memohon kepada-Nya agar mengirim saudaranya Nabi Harun as bersamanya. Allah SWT menenangkan Nabi Musa as dengan mengatakan bahwa dia akan selalu bersama mereka berdua. Dia mendengar dan menyaksikan gerak-gerik dan perbuatan mereka. Meskipun Firaun terkenal dengan kejahatannya dan kekuatannya, namun kali ini Fir’aun tidak akan mampu menggangu atau menyakiti mereka. Allah SWT memberitahu Nabi Musa as, bahwa Dia-lah yang akan menang. Nabi Musa as berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar melapangkan hatinya dan memudahkan urusannya serta memberinya kekuatan dalam berdakwah di jalan-Nya.
Allah SWT telah memilih Nabi Musa as. Itu adalah salah satu puncah kemuliaan di mana tidak ada seorang pun di zaman itu yang mampu mencapainya selain nabi Musa as. Nabi Musa as kembali untuk menemui keluarganya setelah Allah SWT memilihnya sebagai rasul dan utusan untuk berdakwah ke Fir’aun. Akhirnya. Nabi Musa as beserta keluarganya berjalan menuju ke Mesir. Hanya Allah SWT yang mengetahui pikiran-pikiran apa yang terlintas di dalam diri Nabi Musa as saat beliau mengayunkan langkahnya menuju ke mesir.
Nabi Musa as mengetahui bahwa Fir’aun adalah orang yang jahat. Fir’aun akan berusaha memberhentikan langkah dakwahnya dan firaun akan menentangnya tetapi Allah SWT memerintahkannya untuk pergi ke firaun dan berdakwah kepadanya dengan kelembutan dan kasih sayang. Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa as bahwa Firaun tidak akan beriman tetapi Nabi Musa as tidak peduli dengan hal itu. Beliau diperintahkan untuk melepaskan bani israil yang sedang disiksa oleh Firaun.
cerita nabi musa as lengkap
Allah SWT berkata kepada Musa dan Harun :
“Maka datanglah kamu berdua kepadanya (firaun) dan katakanlah : “sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka” (Qs. 20 : 47)
Inilah tugas yang ditetukan, yaitu tugas yang akan berbenturan dengan ribuan tantangan. Fir’aun menyiksa bani israil dan menjadikan mereka budak-budak dan memaksa mereka untuk bekerja di luar kemampuan mereka. Firaun juga menodai kehormatan wanita-wanita mereka dan menyembelih anak laki-laki mereka. Nabi Musa as mengetahui bahwa rezim mesir berusaha untuk memeprbudak bani israil dan mengekspliotasi mereka di luar kemampuan mereka demi kepentinan penguasa. Tetapi nabi Musa as tetap memperlakukan dan menghadapi Firaun dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT kepadanya :
“pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut” (qs. 20 : 43 – 44)
Nabi Musa as bercerita kepada firaun tentang siapa sebenarnya Allah SWT, tentang Rahmat-Nya, tentang surga-Nya, dan tentang kewajiban mengesankan-Nya dan menyembah-Nya. Beliau berusaha membangkitkan aspek-aspek kemanusiaan firaun  melalui pembicaraan tersebut. FIraun mendengarkan apa yang dikatakan oleh Nabi Musa as dengan penuh kebosanan. Firaun membayangkan bahwa seseorang yang diharapannya adalah orang gila yang nekat untuk menentang dan menggoyang kedudukannya.
Kemudian firaun mengangkat tangannya dan berbicara
“apa yang engkau inginkan, hai Musa?
Nabi Musa as menjawab :
“Aku ingin agar engkau membebaskan bani israil”
Fir’aun bertanya :
“Mengapa aku harus membebaskan mereka bersamamu sementara mereka adalah budak-budakku?”
Musa menjawab :
“mereka adalah hamba-hamba Allah SWT, Tuhan pengatur alam semesta”
Dengan nada mengejek Fir;aun bertanya :
“BUkankah engkau mengatakan bahwa namamu Musa?”
Nabi Musa as menjawab :
“benar”
Firaun berkata :
“Bukankah engkau yang kami temukan di sungail Nil saat engkau masih kecil yang tidak mempunyai daya dan kekuatan? Bukankah engkau Musa yang aku didik di istana ini, lalu engkau memakan makanan kam dan meminum air kami, dan engkai menikmati kebaikan-kebaikan dari kami? Bukankah engkau yang membunuh seseorang lalu setelah itu engkau lari? Tidakkah engkau ingat semua itu? Bukankah mereka mengatkaan bahwa pembunuhan merupakan suatu kekufuran? Kalau begitu, engkau seorang kafir dan engkau seorang pembunuh. Jadi engkau adalah Musa yang lari dari hokum mesir. Engkau adalah seseorang yang lari dan menghindari keadilan. Lalu sekarang engkau datang kepadaku dan berusaha berbicara denganku. Engkau berbicara tetang apa hai Musa. Sungguh aku telah lupa”
“siapakah Tuhan semesta alam itu?” (Qs. 26 : 23)
Nabi Musa as menjawab :
“Tuhan pencipta lagi dan bumi dan apa-apa yang di antaranya keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya” (Qs 26 : 24)
Berkata firaun kepada orang-orang sekelilingnya :
“Apakah kamu tidak mendengarkan?” (Qs. 26 : 25)
Musa berkata dan tidak memperdulikan ejekan Firaun itu :
“Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu” Qs. 26 : 26)
Firaun berkata bahwa nabi  Musa as adalah tukang sihir dan jika sihir itu yang akan dibanggakan oleh nabi Musa as, maka iapun mempunyai tukang-tukang sihir pula.
Lalu firaun mengumpulkan tukang-tukang sihirnya, untuk bertanding melawan nabi Musa as di suatu area yang telah ditentukan waktu dan tempatnya.
Di antara mereka ada yang melemparkan tali, tongkat, maka berubahlah tongkat dan tali itu menjadi ular yang menjalar. Lalu nabi Musa as merasa takut, karena telah dikelilingi ular-ular yang berbisa.
Lalu Allah memerintahkan kepada Musa dengan firmanNya :
“Lemparkanlah tongkat yang ditangan kananmu, nanti berubah menjadi ular yang besar yang akan menelan segala perbuatan mereka itu, sesungguhna kerja mereka itu adalah tipu daya tukang sihir saja dan sekali-kali tidaklah akan menang tukan sihir itu, meskipun bagaimanapun juga”
Kemudian semua ahli sihir itu tunduk sujud kepada Nabi Musa as. Karena melihat tukang sihirnya telah beriman kepada nabi Musa demikian pula isterinya (siti asiah), maka firaun bertambah kemarahannya, sehingga isterinya disiksa hingga meninggal, demikian juga orang-orang yang beriman disiksa dengan sangat berat.
Akhirnya nabi Musa as bersama-sama orang yang beriman pergi keluar dari mesir, setelah mereka tidak berdaya lagi di negeri Mesir, maka dikejarlah mereka sampai ke laut merah, dan laut pun berubah menjadi jalan besar dan membelah menjadi dua untuk dilalui nabi Musa as dengan pengikut-pengikutnya.
Ketika firaun dengan bala tentaranya mengejar dari belakang dan ketika mereka sampai di pertengahan laut, maka air lauput pun bertaut kembali menjadi satu, kemudian mereka tenggelam semuanya, sebagaimana firman Allah :
“Maka firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka” (Qs. 20 : 78)
Setelah nabi Musa as, dan kaumnya bebas dari kejaran firaun, awalnya mereka mengembara. Pada saat mereka mengembara, dan tiba di suatu tempat mereka melihat para penyembah berhala. Dan kaum nabi Musa ingin melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Namun nabi Musa as mengingatkannya, mereka pun tersadar dan lalu bertaubat karena keinginan mereka untuk berbuat syirik.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan mencari tempat tinggal yang sesuai untuk ditempati. Lembah, bukit dan padang pasir pun mereka lewati. Dan ketika mereka berada di tengah-tengah padang pasir yang tandus, mereka berkata : “WAhai, nabi Allah, mintalah kepada Allah Supaya menurunkan makanan dan minuman untuk kami”, kemudian nabi Musa as pun berdoa dan Allah SWT mengabulkan doa nabi Musa as. Langi pun melimpahkan makanan untuk mereka. Betapa pemurahnya Allah kepada para hamba-Nya, padahal mereka sebelumnya pernah berniat untuk menyekutukan-Nya.
Kemudian Nabi Musa as mengajarkan isi Taurat kepada umatnya. Nabi Musa as meninggal dunia di padang Tih pada usia yang ke 120 tahun.