Sudah sejak zaman dahulu, ulat sutera diusahakan manusia untuk diambil seratnya sebgai bahan untuk membuat kain tenun yang bermutu tinggi. Sifat ulat sutera yang
liar samapi menjadi serangga piaraan seperti yang dikenal dan
diusahakan sekarang ini memerlukan ketekunan dan waktu yang cukup lama.
Akhirnya ulat sutera yang diusahakan secara sunggug-sungguh menghasilkan manfaat social ekonomi yang cukup tinggi.
Ulat sutera (Bmbyx mori) membutuhkan daun murbei sebagai makanannya. Sebelum mulai pemeliharaan ulat sutera,
tanaman murbei harus sudah siap diambil daunnya sebagai bahan makanan.
Ulat yang sudah menjadi serangga piaraan sangat peka terhadap
factor-faktor lingkungan.Oleh karena itu, pemeliharaan ulat sutera memerlukan tempat atau ruangan yang memiliki suhu dan kelembapan yang cocok dengan ulat sutera yang dipelihara.
Jenis-jenis ulat sutera
Jenis ulat sutera yang menghasilkan sutera alam berdasarkan kebiasaan hidupnya dibagi dua kelompok.
1. Ulat sutera liar (Wilik Silkworm), yaitu ulat sutera yang biasa hidup bebas dibeberapa pohon.
2. Ulat sutera yang dipelihara di dalam ruangan dan merupakan penghasil utama ulat sutera yang meliputi 95% produksi sutera dunia.
Ulat sutera yang tergolong sebagai ulat sutera liar adalah sebagai berikut.
- Philosamia ricini Hutt (ulat sutera eri) Ulat ini makan daun jarak (Ricinus communis L) dan di India hasil suteranya disebut ulat eri.
- Antheraea pernyi Guerin (ulat sutera tasar Cina). Ulat ini makan daun Quercus sp dan sutera yang dihasilakn disebut sutera tasar.
- Anthereae yamamai Guerin (ulat sutera tasar Jepang). Ulat ini makan daun Alianthus sp.daun suteranya disebut sutera tasar.
- Anthereae mylitta Drury (ulat sutera tasar India). Ulat ini makan daun ketapang (Terminalia sp.) meranti (Shorea sp) dan bungur (Lagerstomeia sp.). Sutera yang dihasilkan disebut sutera tasar.
Jenis ulat sutera yang paling banyak dipelihara untuk memproduksi bahan sutera adalah Bombyk mori. Ulat sutera ini
makan daun murbei ( Morus sp.). Ulat sutera Bombyx diduga nama serangga
penghasil serat yang termasuk dalam familia Bombycidae. Kata mori
berasal dari Morus (murbei) yang daunnya merupakan makanan ulat ini.
Pada daun murbei terdapat suatu zat perangsang berupa glukosida dan
penolakan memakan daun tumbuhan lain karena tidak adanya zat perangsang
tersebut.
Sistematika Ulat sutera
Sistematika ulat sutera (Bombyx mori) adalah sebagai berikut.
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Mombycidae
Genus : Bombyx
Spesies : Bombyx mori L
Pemeliharaan Ulat sutera
Pemeliharaan ulat sutera tergantung pada keadaan alam dan
kemampuan manusia. Pemeliharaan ulat sutera perlu memiliki iklim dan
tanah yang cocok bagi kehidupan ulat sutera. Keadaan alam yang
cocok bagi kehidupan ulat sutera dapat menghasilkan kokon dakam jumlah
banyak dan berkualitas tinggi. Sedangkan unsure kemampuan manusia yang
dibutuhkan adalah kemauan dan semangat memelihara ulat sutera disertai
denagn bekerja yang rajin. Jika syarat-syarat ini terpenuhi, maka dapat
diterangkan tentang waktu dan besarnya usaha pemeliharaan ulat sutera.
Daerah yang paling cocok untuk pemeliharaan ulat sutera adalah
yang mempunyai suhu 20°C-30°C. Ulat yang masih kecil memrlukan suhu agak
tinggi. Di negra tropis, seperti Indonesia, pemeliharaan ulat sutera
sepanjang tahun dapat dilakukan terus-menerus. Pemeliharaan ulat sutera
perlu diatur agar hasil daun murbei dapat mencukupi kebutuhan jumlah
ulat yang dipelihara sepanjang tahun. Tenaga manusia, peralatan, dan
tempat pemeliharaan yang memadai perlu dipersiapkan jauh sebelumnya.