Pages

Subscribe:

Selasa, 07 April 2015

PARA RAJA MELAWAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA



      Perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme Barat sebagai reaksi terhadap pengaruh kolonialisme dan imperialisme yang sangat merugikan baik dari segi politik, ideologi, sosial, ekonomi maupun budaya di Indonesia, dapat dikelompokkan dalam dua periode besar menurut kontek waktu. Pertama, perlawanan terhadap para pedagang Barat yang berpolitik, seperti para pedagang Portugis, VOC dan EIC yang terjadi sepanjang abad ke –16 sampai akhir abad ke –18.  Kedua, perlawanan terhadap pemerintahan Hindia-Belanda sejak abad ke –19.
      Perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme ini dilakukan oleh pihak kerajaan, elit lokal dan rakyat dengan motif dan bentuk gerakan yang berbeda. Satu hal yang pasti, perlawanan ini muncul seiring dengan perluasan kolonialisme dan imperialisme Barat di berbagai wilayah di Indonesia.
A.   PERIODE SEBELUM ABAD KE -18
            1.   Dipati Unus   (1518 – 1521)
            Hanya kurang lebih satu tahun setelah kedatangan Portugis di Malaka ( 1511 ), perlawanan terhadap dominasi Barat mulai muncul. Jatuhnya Malaka ke pihak Portugis sangat merugikan jaringan perdagangan para pedagang Islam dari kepulauan Indonesia. Aktivitas perdagangan para pedagang Islam di selat Malaka terhenti dan para pedagang Islam mencari jalan sendiri lewat pantai barat Sumatera untuk menjalin hubungan dengan pedagang-pedagang Islam di sebelah Barat Indonesia. Di samping itu, kedudukan kerajaan Islam di Indonesia merasa terancam oleh pengaruh Portugis di Malaka. Kenyataan, kedatangan Portugis tidak hanya untuk berdagang tetapi juga untuk menyebarkan agama Khatolik dan menguasai.
            Solidaritas sesama pedagang Islam terbangun saat Malaka di bawah kekuasaan Sultan Mahmud Syah jatuh ke pihak Portugis. Kerajaan Aceh, Palembang, Banten, Johor dan Demak bersekutu untuk menghadapi Portugis di Malaka. Keterlibatan Demak juga dikarenakan banyak komoditas dari Demak melalui pelabuhan Jepara ikut dirugikan sejak Malaka dikuasai Portugis. Pasukan dari Demak dipimpin langsung oleh putra mahkotanya, yaitu Dipati Unus siap menyerang Portugis di  Malaka.
            Dipati Unus atau Yunus adalah putra Raden Patah penguasa kerajaan Demak di Jawa. Dipati Unus mendapat sebutan “Pangeran Sabrang Lor “ karena jasanya memimpin armada laut Demak dalam penyerangan ke Malaka. Pemerintahan Pangeran Sabrang Lor tidak berlangsung lama, dari tahun 1518 – 1521
            Pada tahun 1513, Demak mengerahkan kekuatan 100 kapal perang dengan ribuan prajurit untuk bergabung dengan pasukan dari Banten, Palembang, Aceh dan Johor. Armada Demak mengambil rute melalui Banten bersama-sama armada Banten lewat selat Sunda - Pantai Barat Sumatera - Aceh -Selat Malaka –Malaka. Jadi penyerangan armada Demak dan kawan-kawan dilakukan dari arah utara ( lor ). Karena faktor jarak yang begitu jauh dan peralatan perang yang kurang seimbang serta strategi perang kurang jitu, penyerangan tidak berhasil.
            Kegagalan mengusir Portugis di Malaka ini membuat Demak harus semakin waspada dari ancaman Portugis. Untuk itu Demak lebih meningkatkan pertahanannnya dengan menambah jumlah kapal perang dan prajurit. Terutama pada saat Dipati Unus naik tahta pada tahun 1518 menggantikan ayahnya, Raden Patah . Baru berlangsung sekitar 3 tahun, Dipati Unus jatuh sakit dan wafat tahun 1521. Pati Unus meninggal tanpa memiliki keturunan, oleh karena itu yang berhak menggantikan kedudukannya adalah adiknya, Raden Trenggono.
  1. Sultan Baabullah ( 1570 – 1583 )
Maluku merupakan daerah yang kaya rempah-rempah terutama pala dan cengkih. Banyak pedagang dari Jawa, Aceh, Arab dan Cina datang membeli rempah-rempah di Maluku, khususnya di Ternate.Posisi kerajaan Ternate menjadi penting pada masa itu.
Kedatangan Portugis ( 1512 ) dan Spanyol ( 1521 ) di Maluku merupakan awal malapetaka mengarah terpecah belah dan kesengsaraan. Pada tahun 1535 , Portugis di Ternate bertindak sewenang-wenang dengan menurunkan secara paksa raja Tabariji .
Raja Tabariji berkuasa tahun 1523 – 1535. Tabariji diasingkan Portugis ke Goa dipaksa untuk murtad. Jordao de Freitas, orang Portugis yang berhasil mengkristenkan Tabariji dengan nama baptis Dom Manuel. Pada tahun 1545  Tabariji meninggal dengan sempat memberi janji  menyerahkan Ambon pada Portugis.
            Sultan Khaerun yang pada saat itu berkuasa di Ternate menolak keras pernyataan Gubernur de Mesquita pimpinan Portugis untuk   :
  1. Menyerahkan Ambon
  2. Memonopoli perdagangan
  3. Agar membatasi bahkan mencegah kapal-kapal dagang selain Portugis.
Sultan Khaerun tetap memberi kebebasan kepada kapal-kapal dagang dari Aceh, Persia, Gujarat, Demak dan Gresik untuk berdatangan ke Ternate membeli cengkih, pala dan lada. Sultan Khaerun membangun terus armada lautnya dengan membeli kapal-kapal dari Gresik  dan senjata baru dari Aceh dan Turki.
            Portugis memandang tindakan Sultan Khaerun sangat membahayakan monopoli perdagangannya. Oleh karena itu, pada tanggal 17 Februari 1570, dengan licik Portugis menawarkan tipu perdamaian. Sehari setelah sumpah damai di paraf, de Mosquita mengundang Sultan Khaerun menghadiri pesta perdamaian di benteng. Tanpa curiga Sultan Khaerun hadir dan dibunuh di dalam benteng.
            Peristiwa ini menimbulkan kemarahan besar bagi rakyat Maluku dan terutama Sultan Baabullah .Bersama rakyat, Sultan Baabullah bertekad menggempur Portugis. Gelombang perang besar segera melanda lautan dan daratan Ternate.  Bergandeng dengan Tidore yang semula musuh, menyerang dan menghancurkan  benteng Portugis di Ambon.
Sultan Baabullah ( 1570 – 1583 ) adalah putra Sultan Khaerun ( 1550 – 1570 ) berhasil mengusir Portugis dari bumi Maluku dan  mengantarkan Ternate mencapai puncak kejayaan . Wilayah Ternate sampai ke daerah Philipina bagian selatan .
Kemudian pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis di Ternate. Lima tahun lamanya orang Portugis mampu bertahan di dalam benteng yang akhirnya menyerah pada tahun 1575 karena kehabisan bekal. Penurunan bendera Portugis sebagai lambang kekalahan yang kemudian sebagian dari mereka diberi kebebasan  pergi menuju Timor-Timur.
3.   Panglima Fatahillah  ( 1527 – 1570 )
Pada tahun 1521, Pasai berhasil diduduki oleh armada Portugis yang mula-mula hanya untuk berdagang, tetapi kemudian berusaha menyebarkan agama Khatolik dan menjajah. Fatahillah tidak rela melihat tanah tumpah darahnya diduduki bangsa asing. Ia tidak mau hidup di bawah perintah orang asing, namun untuk melawan belum memungkinkan.
Fatahillah dilahirkan sekitar tahun 1490 di Pasai, Sumatera Utara. Nama lain Fatahillah adalah Falatehan, Fadhilah Khan, Ratu Bagus Pase dan  Ratu Sunda Kelapa. Ayahnya bernama Maulana Makhdar Ibrahim selaku guru agama Islam di Pasai kelahiran Gujarat, India Selatan
Berkat kemauan yang keras dan ikhtiar yang terus menerus, Fatahillah berlayar menuju tanah suci Arab. Tujuan utama untuk menunaikan ibadah haji, menggembleng diri memperdalam ilmu agama dan menambah kecakapan yang lainnya seperti olah bela diri dan strategi perang. Tiga tahun telah berlalu, saat pulang ke Pasai ternyata orang Portugis masih bercokol. Dengan hati berat Fatahillah tidak mendarat melainkan melanjutkan perjalanan menuju pulau Jawa.
Pada sekitar tahun 1525, Fatahillah mendarat di pelabuhan Jepara, pelabuhan utama kesultanan Demak. Sultan Demak waktu itu adalah Sultan Trenggono, menyambut baik kedatangan dan maksud Fatahillah. Sultan sangat mengagumi fatahillah atas kedalaman ilmunya, kecakapan dan keberaniannya. Tanpa ragu Sultan Demak mengangkat fatahillah sebagai guru agama di lingkungan istana, penasehat Sultan dan panglima perang tentara Demak.
Sultan Trenggono sangat mendukung cita-cita Fatahillah untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh pulau Jawa. Pada tahun 1526, Fatahillah di Banten dengan bantuan Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati, berhasil mengislamkan masyarakat Banten tanpa kekerasan. Rakyat Banten menerima agama Islam dengan penuh keikhlasan dan kesadaran.  Selanjutnya pada tahun 1527, Sunda Kelapa dapat di kuasai. Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang memerintah di Banten dan Sunda Kelapa.
Ketika orang Portugis di bawah pimpinan Fransisco De Sa tiba di Sunda Kelapa tahun 1527, terjadilah pertempuran hebat dengan laskar Fatahillah. Portugis berhasil diusir dari Sunda Kelapa, sejak tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta atau Jakarta yang berarti ‘kemenangan yang sempurna’. 
  1. Sultan Iskandar Muda  ( 1607 - 1636 )
Sultan pertama kerajaan Aceh adalah Ali Mughayat Syah ( 1514 –1530 ). Selama masa pemerintahannya, sebagian besar komunitas dagang Asia yang bubar karena pendudukan Malaka oleh Portugis, singgah dan menetap di Aceh. Pada tahun 1520, Aceh mulai memperluas pengaruhnya dengan menyerang  daerah Daya, Pantai Timur , Deli, Pedir, Pasai, Aru dan Johor.
Tujuan penyerangan Aceh untuk menaklukkan sejumlah daerah adalah  :
1.      Memperluas hegemoni kerajaan Aceh.
2.      Menyebarkan agam Islam ke daerah-daerah yang belum menganut agama Islam.
3.      Menguasai daerah-daerah penghasil lada dan emas.
4.      Membangun pelabuhan produsen yang ingin menyelenggarakan perdagangan bebas.
5.      Persaingan mengganti posisi Malaka sebagai pelabuhan transit di Nusantara bagian barat.
6.      Sebagai negara yang paling kuat di kawasan selat Malaka.
Penguasa Aceh berikut yang tergolong mencapai kejayaan adalah masa Sultan Alaudin Riayat Syah al Kahar ( 1537 – 1571 ).  Dia berhasil menakhlukkan Batak di sebelah selatan Aceh pada tahun 1539. Walaupun penyerangan berikut terhadap Aru yang dikuasai Johor dan terhadap Malaka yang diduduki Portugis mengalami kegagalan, Sultan Alaudin telah menunjukkan ketangguhan sebagai kekuatan militer yang disegani dan diperhitungkan di kawasan selat Malaka.
Pada awal abad ke-17, penguasa terbesar di antara penguasa-penguasa Aceh adalah masa Sultan Iskandar Muda ( 1607 – 1636 ). Aceh benar-benar menjadi kerajaan yang paling kuat di Nusantara bagian barat. Pada tahun 1612, akhirnya Deli, Aru dan Johor berhasil ditaklukkan. Pada tahun 1614, armada Portugis di Bintan berhasil dikalahkan. Pada tahun 1624, Pahang dan Nias  berhasil dikuasai. Pada tahun 1529 , Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan sejumlah kapal yang memuat 19.000 prajurit. Pertempuran sengit tak terelakkan yang kemudian berakhir dengan kekalahan di pihak Aceh.
Alasan politik yang menyebabkan Aceh mengalami kemunduran adalah  :
1.      Kalangan elit Aceh atau kelompok bangsawan yang terdiri atas para ‘Panglima
Perang’ ( hulubalang, ule balang )kurang mendukung cita-cita Sultan.
2.      Adanya perpecahan di dalam negeri, dimana para ulee balang menjadi penguasa-
penguasa local ( feodal ).
5.   Sultan Agung Hanyokrokusumo  ( 1613 – 1645 )
            Daerah Mataram  semula merupakan bagian dari wilayah kerajaan Pajang. Bupati Mataram pertama adalah Ki Gede Pemanahan. Pada tahun 1575 , Ki Gede diganti oleh puteranya yaitu Danang Sutawijaya. Sultan Pajang wafat ( Sultan Hadiwijaya ) sekitar tahun 1582, Mataram  menyatakan memisahkan diri dari Pajang. Sutawijaya didampingi penasehatnya Ki Jurumertani, mengukuhkan diri sebagai raja Mataram pertama bergelar Panembahan Senopati.
            Mataram kemudian diperintah oleh putra Panembahan Senopati yang bernama Mas Jolang ( 1601 – 1613 ). Mas Jolang gugur dalam suatu pertempuran sengit di Krapyak, sehingga mendapat sebutan Panembahan Seda Krapyak. Sebagai penggatinya yang sah adalah putranya yang bernama Raden Mas Rangsang  yang untuk selanjutnya dikenal dengan nama Sultan Agung Hanyokrokusumo.
            Sultan Agung di samping cakap sebagai raja juga fasih dalam hal seni budaya, ekonomi, sosial dan perpolitikkan. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa yang berhasil disatukan antara lain Gresik ( 1613 ), Tuban ( 1616 ), Madura ( 1624 ), dan Surabaya ( 1625 ).
            Latar belakang kejengkelan Sultan Agung  (Mataram ) bersitegang dengan kompeni Belanda antara lain  :
  1. Kompeni  Belanda memonopoli perdagangan.
  2. Kompeni Belanda mengingkari Perjanjian 1614.
  3. Kompeni Belanda berkali-kali merampok kapal dagang Mataram.
  4. Kompeni Belanda suka menghina orang Islam dan memperkosa para wanita.
Pada tahun 1614 sebenarnya VOC telah melakukan kontak dengan Mataram ( Sultan Agung ) yang melahirkan Perjanjian 1614, berisi   :
1.       Sultan memperkenankan Kompeni Belanda mendirikan kantor dagang ( loji ) di
      Jepara.
2.       Belanda siap memberikan apa saja yang diminta Sultan Agung.
            Sultan Agung menyadari bahwa Kompeni Belanda tidak dapat dipercaya, ingin mencari enaknya sendiri dan sewenang-wenang. Karena kekesalan itulah Sultan Agung memerintahkan Adipati Jepara untuk menghancurkan loji Belanda di Jepara. Serangan yang dilakukan pada tanggal 8 Agustus 1618 inilah sejumlah kompeni Belanda dan pemimpinnya, Cornelis van Masyck dan Balthasar van Eyndhoven dinyatakan tewas. 
            Selanjutnya, pada tanggal 22 Agustus 1628 pasukan Mataram tidak tanggung-tanggung menyerang Batavia, jantung kekuatan VOC. Serangan pertama Mataram ini dipimpin Tumenggung Baureksa dan Dipati Ukur,  berhasil membunuh 56 orang, 24 luka berat dan 200 orang menyerah dalam penyerbuan terhadap benteng Holland, Parel, Gelderland, Bommel dan Freesland.
Kekuatan Mataram pada serangan pertama ke Batavia tahun 1628   :
1.      Kekuatan armada laut  :
a.      Pendaratan tanggal 22 Agustus 1628, berjumlah 59 kapal dagang.
b.      Tanggal 24 Agustus 1628, armada ke 2 mendarat 7 kapal perang.
c.       Pada tanggal 25 Agustus 1628, pendaratan ke 3 berjumlah   27 kapal
     2.   Serangan darat   :
a.      Tumenggung Baurekso menyerang dari front Timur.
b.      Adipati Ukur menyerang dari front Selatan
            Setelah mendapat serangan bertubi-tubi, Gubernur Jendral VOC,  J.P.  Coen pada tanggal 21 Oktober 1628 mengadakan serangan balasan dengan kekuatan 700 orang yang dipimpin Jaques le Febre. Senopati Tumenggung Baurekso gugur, bantuan dari Mataram yang dipimpin Tumenggung Suro Agul-Agul, Kyai Adipati Manduwa Reja, dan Kyai Adipati Upasanta datang terlambat. Pertempuran ini mengakibatkan banyak korban dikedua belah pihak. Mataram kehilangan 744 orang prajurit, kompeni Belanda kehilangan ratusan serdadunya.            
            Serangan kedua pasukan Mataram  dimulai tanggal 22 Agustus 1629. Pasukan Mataram mengerahkan 130.000 orang prajurit dan semua perbekalan, senjata diatur dengan tertib. Sasaran penyerbuan diarahkan pada benteng Parel, Holland, Robiju, Safier dan Diamant. Benteng-benteng itu dikepung oleh berlapis-lapis prajurit Mataram. Pertempuran serupun terjadi pada tanggal 20 September 1629, kompeni yang bertahan di dalam benteng mulai kehabisan bekal dan peluru. Selain jatuh korban 600 serdadu kompeni,  Gubernur Jendral J.P. Coen juga tewas, yang menurut versi Belanda disebabkan oleh wabah penyakit menular. Meskipun Mataram tidak mutlak berhasil menghancurkan kompeni di Batavia apalagi mengusirnya, tetapi Sultan Agung sudah menunjukkan semangat anti penjajahan asing, khususnya kompeni Belanda.
6.   Sultan Ageng Tirtayasa ( 1651 – 1683 )
            Pada masa pemerintahan Sulten Ageng atau Sultan Tirtayasa merupakan jaman keemasan Kerajaan Banten. Armada Banten di tata dan dibangun mengikuti model Eropa. Kapal-kapal berlayar menggunakan surat jalan Sultan. Orang Banten mampu menjalin transaksi dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Cina, Filipina dan Jepang. Sultan Ageng juga menaruh perhatian terhadap pengembangan agrarisnya. Pada tahun 1663 sampai tahun 1677, dibangunlah sistem irigasi besar-besaran di Banten. Kanal-kanal dibangun sepanjang 30 – 40 km yang mempekerjakan sekitar 16.000 orang. Kanal-kanal ini mampu mengairi 30.000 – 40.000 hektar persawahan dan ribuan hektar perkebunan.  Proyek-proyek ini berguna tidak hanya dalam meningkatkan kekayaan pertanian kerajaan, tetapi juga dalam membawa daerah-daearh pedalaman.
Sultan Ageng memajukan perdagangan luar negeri dan pertanian daerah pedalaman tergolong berhasil. Kincir angin yang paling mutakhir sengaja didatangkan dari Batavia digunakan untuk irigasi. Pada tahun 1620, para pedagang Cina memperkenalkan tebu. Kerajaan Banten menjadi makmur.
            Sultan Ageng merupakan musuh VOC yang tangguh. Pihak VOC ingin mendapatkan  monopoli lada di Banten. Pada tahun 1656 pecah perang, Banten menyerang daerah-daerah Batavia dan kapal-kapal VOC, sedangkan VOC memblokade pelabuhan. Pada tahun 1659 tercapai suatu penyelesaian damai. VOC mencari siasat memecah belah dengan memanfaatkan konflik internal dalam keluarga Kerajaan Banten.
            Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putranya yang bergelar Sultan Haji ( 1682 –1687 ) sebagai raja di Banten. Sultan Ageng dengan Sultan Haji berlainan sifatnya. Sultan Ageng bersifat sangat keras dan anti VOC sedang Sultan Haji lemah dan tunduk pada VOC. Maka ketika Sultan Haji menjalin hubungan dengan VOC, Sultan Ageng menentang dan langsung menurunkan Sultan Haji dari tahtanya.
            Konflik antara ayah dan anak ini dimanfaatkan oleh VOC  dengan menerima permintaan Sultan Haji untuk membantu mengembalikan tahta Kerajaan Banten.   Pihak Sultan Ageng didukung oleh kalangan pemuka muslim baik di Banten sendiri maupun dari luar seperti Makasar, Madura dan Mataram. VOC memerangi Sultan Ageng dan mengejar sampai ke daerah-daerah pegunungan. Pada tahun 1683 Sultan Ageng berhasil ditangkap, ditahan di Banten untuk beberapa lama kemudian dipindah ke Batavia sampai wafatnya tahun 1695. Syekh Yusup Makasar ( 1626 – 1699 ) dari Sulawesi Selatan yang mendukung perjuangan Sultan Ageng berhasil ditangkap pada tahun itu juga, 1683. Syekh Yusup diasingkan ke kawasan Tanjung Harapan, Afrika bagian selatan sampai wafatnya pada tahun 1699.
            Sultan Haji kembali menduduki tahta Kerajaan Banten. Namun sebagian besar wilayah Banten telah diambil alih oleh VOC. Monopoli perdagangan lada di Banten akhirnya dapat dilaksanakan oleh VOC. Sisa-sisa perlawanan menentang VOC terus dilakukan secara gerilya oleh pengikut Sultan Ageng, yaitu Ratu Bagus Boang dan Kyai Tapa.
7.   Sultan Hasanuddin ( 1654 – 1669 )
            Jauh sebelum orang-orang VOC datang, orang-orang suku Makasar dan Bugis sudah terkenal sebagai pedagang dan pelaut yang ulung. Seluruh penjuru Nusantara telah dijelajah dengan perahu-perahu pinisi yang terkenal lincah dan cekatan. Bandar Sombaopu, ibukota kerajaan Gowa-Tallo merupakan pelabuhan transip menawarkan barang-barang lebih murah seperti rempah-rempah, beras, ternak, dan kayu cendana.
           
Di Sulawesi Selatan terdapat banyak rejaan besar dan kecil, seperti  :
1.      Kerajaan Gowa-Tallo adalah kerajaan orang-orang suku Makasar
2.      Kerajaan Soppeng, Wajo, Tanete, dan Sawitto merupakan kerajaan suku Bugis.
3.      Kerajaan Balanipa, Binnang, Campala Giang, Bampuang, Cenrana, Tapalang dan Mamuju adalah kerajaan suku Mandar.
Raja suku Makasar disebut   :   Karaeng
Raja suku Bugis disebut        :   Aru atau Arung
Raja suku Mandar disebut     :   Maladdia
            Akhirnya VOC berusaha untuk menguasai wilayah timur ini dengan sewenang-wenang. VOC berani melarang dengan keras orang-orang Makasar melakukan transaksi dagang di kepulauan Maluku. Raja Gowa waktu itu  Sultan Alaudin dengan tegas menentang dan menjawab “Tuhan menciptakan bumi dan lautan untuk dimiliki bersama. Tak pernah ada terdengar orang dilarang berdagang dan berlayar . Yang melarang hal itu berarti merenggut nafkah orang”.
            Kepentinga kerajaan Gowa dan kepentingan VOC saling bertentangan,  maka pada perkembangan selanjutnya tidaklah mengherankan jika terjadi benturan dan peperangan. Hal ini berlanjut pada masa Sultan Muhamad Said, putra Sultan Alaudin yang wafat pada tanggal 15 Juni 1639.VOC dilarang membuka kantor perdagangan di Sobbaopu. Orang-orang makasar tidak peduli terhadap larangan-larang dan peraturan yang dibuat VOC.
            Pada tanggal 6 Nopember 1653, Sultan Muhamad Said wafat diganti putranya yang bernama Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin adalah adalah seorang ksatria gemblengan kerajaan Gowa, pernah menjabat sebagai Karaeng Tumakhajannangngang ( pasukan elite/ istimewa ).  
            Sultan Hasanuddin tetap menjalankan dan melanjutkan kebijaksanaan yang diambil oleh almarhum kakek dan ayahnya. Kerajaan Gowa tetap tidak mau mengakui hak monopoli perdagangan VOC di Maluku maupun di Sobaopu. Pada bulan April 1655 armada Gowa di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin mampu merebut Buton dari pendudukan VOC. Pada tanggal 23 Oktober 1655, kapal VOC yang dipimpin Casper Buytendijk dan 24 anak buahnya berhasil dihancurkan. Konflik antara VOC dan kerajaan Gowa terus berlanjut, hampir tak terputus sejak tahun 1615.
            Pada bulan Desember 1666, armada VOC dengan kekuatan 21 kapal yang dilengkapi meriam, mengangkut 600 tentara yang dipimpin Cornelis Speelman tiba dan menyerang Makasar dari laut. Arung Palaka dan orang-orang suku Bugis rival suku Makasar membantu VOC menyerang melalui daratan. Akhirnya VOC dengan sekutu-sekutu Bugisnya keluar sebagai pemenang, Sultan Hasanuddin dipaksa menanda tangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 Nopember 1667, yang berisi   :
  1. Sultan Hasanuddin memberi kebebasan kepada VOC melaksanakan perdagangan .
  2. VOC memegang monopoli perdagangan di Sombaopu .
  3. Benteng Makasar di Ujung Pandang diserahkan pada VOC.
  4. Bone dan kerajaan-kerajaan Bugis lainnya terbebas dari kekuasaan Gowa.
Sultan Hasanuddin tetap gigih, masih mengobarkan pertempuran-pertempuran. Serangan besar-besaran terjadi pada bulan April 1668 sampai Juni 1669. Akhirnya Sultan tak berdaya namun semangat juangnya menentang VOC masih dilanjutkan oleh orang-orang Makasar.

DAFTAR PUSTAKA


Badrika, Wayan . 2000. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum 2, Jakarta: Penerbit Erlangga
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi IPS Sejarah. Jakarta: Direktorat PLP.
Edi S. Ekajati, Drs., 1985. Fatahillah Pahlawan Arif Bijaksana. Jakarta: PT Mutiara Sumber
             Widya.
Hamlan Arpan, H., 1992.  Pangeran Antasari.  Jakarta:  PT Mutiara Sumber Widya.
Kutoyo, Sutrisno, dkk. 1986. Sejarah Ekspedisi Pasukan Sultan Agung ke Batavia. Jakarta:
           Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Marwati Djoenet P. & Nugroho Noto Susanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia VI.                       Jakarta: Balai Pustaka
MD, Sagimun, 1985. Sultan Hasanudin Menentang V.O.C.  Jakarta : Departemen Pendidikan
           dan Lebudayaan.
Ricklefs, M.C., 2005. A History of Modern Indonesia Since c. 1200.  alih bahasa  Satrio
Wahono dkk. Sejarah Indonesia Modern  1200 – 2004, Jakarta : PT Serambi Ilmu
Semesta.
Satia, Meta Candra. 1985. Sultan Baab Ullah Pengusir Portugis dari Maluku, Jakarta :  C.V.
Muara Cipta.

Sejarah VOC di Indonesia

  • Latar belakang dibentuknya VOC

Keinginan Belanda untuk melakukan monopoli dibidang perdagangan dikawasan Nusantara, ternyata tidak hanya merupakan keingan Belanda sendiri, tetapi juga negara lainnya, seperti Inggris. Bahkan Inggris telah mendahului langkah VOC dengan membentuk sebuah perserikatan dagang untuk kawasan Asia di tahun 1600 yang diberi nama EIC (East India Company), yang mana telah menimbulkan kekawatiran dikalangan para pedagang Belanda sehingga persaingan yang tadinya ada diantara mereka sendiri berubah menjadi kesepakatan untuk membentuk sebuah badan dagang guna membendung EIC.
Untuk menghilangkan persaingan antar pedagang Bealnda dan untuk mengahdapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya, maka pada tanggal 20 Maret 1602, atas prakarsa Pangeran Maurits dan Olden Barneveld didirikan kongsi perdagangan bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie-VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang di kepalai oleh Francois Wittert.

  • Tujuan dibentuknya VOC

Adapun tujuan dari dibentunya VOC fdi Indonesia:
a.       Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b.      Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya.
c.       Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spayol yang masih menduduki Bealnda.

  • Hak istimewa ( hak octroi ) VOC

Untuk menguasai perdagangan di Indonesia dan dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa , maka VOC diberikan hak-hak istimewa ( Hak Octroi ) dari pemerintah Belanda yang meliputi hal berikut :
a.    Hak monopoli perdagangan
b.    Hak mencetak dan mengedarkan uang
c.    Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
d.   Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
e.    Hak memiliki tentara sendiri
f.     Hak mendirikan benteng
g.    Hak menyatakan perang dan damai
h.    Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen menilai Jayakarta lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.[2]

  • Politik Ekonomi VOC

Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah melalui monopoli perdagangan. Untuk itu VOC menerapakan beberapa aturan dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
1.    Verplichhte Leverantie
Verplichhte Leverantie yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada pedagang lain selain VOC.
2.    Contingenten
Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
3.    Ektripasi
Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.
4.    Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.[3]

  • Sistem Birokrasi VOC

Untuk memerintah wilayah-wilayah di Indonesia, VOC mengangkat seorang gubernur jendral yang dibantu oleh empat orang anggota yang disebut Raad van Indie (dewan India). Dibawah gubernur jendral ada gubernur yang memimpin suatu daerah, serta dibawah gubernur ada residen yang dibantu oleh asisten residen. Beberapa gubernur jendral VOC yang duianggap berhasil mengembangkan usaha dagang dan kolonisasi di Indonesia:
a)      Jaan Pieterszoon Coen ( 1619-1629 )
b)      Antonio van Diemen ( 1636-1645 )
c)      Joan Maetsycker ( 1653-1678 )
d)     Cornelis Speelman ( 1681-1684 )
Dalam melaksanakan sistem pemerintahan VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia.[4]

  • Perlawanan kerajaan-kerajaan Islam terhadap VOC 

Perlawanan Mataram terhadap VOC (1628-1629)
Sultan Agung (1613-1645) adalah raja terbesar Mataram yang bercita-cita: (1) mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram, dan (2) mengusir Kompeni (VOC) dari Pulau Jawa. Untuk merealisir cita-citanya, ia bermaksud membendung usaha-usaha Kompeni menjalankan penetrasi politik dan monopoli perdagangan.[5]
Pada tanggal 18 Agustus 1618, kantor dagang VOC di Jepara diserbu oleh Mataram. Serbuan ini merupakan reaksi pertama yang dilakukan oleh Mataram terhadap VOC. Pihak VOC kemudian melakukan balasan dengan menghantam pertahanan Mataram yang ada di Jepara. Sejak itu, sering terjadi perlawanan antara keduanya, bahkan Sultan Agung berketetapan untuk mengusir Kompeni dari Batavia.
Serangan besar-besaran terhadap Batavia, dilancarkan dua kali. Serangan pertama, pada bulan Agustus 1628 dan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang I di bawah pimpinan Baurekso dan Dipati Ukur, sedangkan gelombang II di bawah pimpinan Suro Agul-Agul, Manduroredjo, dan Uposonto. Batavia dikepung dari darat dan laut selama tiga bulan, tetapi tidak menyerah. Bahkan sebaliknya, tentara Mataram akhirnya terpukul mundur. Perlawanan pertama mengalami kegagalan disebabkan :
a.    Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan
b.    Terserang penyakit
Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629. Sultan Agung menyerang Batavia untuk kedua kalinya yang dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Pasukan Mataram berusaha membendung sungai Citarum yang melewati kota Batavia. Pembendungan itu pun bermaksud agar VOC di Batavia kekurangan air dan mudah kelelahan. Strategi ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa manusia.
Perlawanan pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan lagi karena :
a.    Kalah persenjataan.
b.    Kekurangan persediaan makanan, karena lumbung-lumbung persediaan makanan yang dipersiapkan di Tegal, Cirebon, dan Kerawang telah dimusnahkan oleh Kompeni.
c.    Jarak Mataram - Batavia terlalu jauh.
d.   Datanglah musim penghujan, sehingga taktik Sultan Agung untuk membendung sungai Ciliwung gagal.
e.    Terjangkitnya wabah penyakit yang menyerang prajurit Mataram.[6]
Perlawanan Banten terhadap VOC (1651-1682)
Pertentangan antara banten dengan VOC diawali Pada tahun 1619 J.P Coen berhasil merebut Jayakarta. VOC yang berpusat di Batavia ingin menguasai Selat Sunda, karena Selat Sunda merupaka daerah perdagangan Banten yang sangat penting, langkah Belanda ditentang terus oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Perlawanan Banten meningkat setelah Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta pada tahun 1651.
Untuk melemahkan kerajaan banten  VOC melakukan politik "devide et impera". Pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtoyoso mengangkat putra mahkota (dikenal dengan sebutan Sultan Haji karena pernah naik haji) sebagai pembantu yang mengurusi urusan dalam negeri, sedangkan urusan luar negeri dipercayakan kepada Pangeran Purboyo ( adik Sultan Haji). Atas hasutan VOC, Sultan Haji mencurigai ayahnya dan menyatakan bahwa ayahnya ingin mengangkat Pangeran Purboyo sebagai raja Banten. Pada tahun 1680, Sultan Haji berusaha merebut kekuasaan, sehingga terjadilah perang terbuka antara Sultan Haji yang dibantu VOC melawan Sultan Ageng Tirtoyoso (ayahnya) yang dibantu Pangeran Purboyo. Sultan Ageng Tirtoyoso dan Pangeran Purboyo terdesak ke luar kota, dan akhirnya Sultan Ageng Tirtoyoso berhasil di tawan oleh VOC; sedangkan Pangeran Purboyo mengundurkan diri ke daerah Priangan. Pada tahun 1682 Sultan Haji dipaksa oleh VOC untuk menandatangani suatu perjanjian yang isinya :
a.    VOC mendapat hak monopoli dagang di Banten dan daerah pengaruhnya.
b.    Banten dilarang berdagang di Maluku.
c.    Banten melepaskan haknya atas Cirebon.
d.   Sungai Cisadane menjadi batas wilayah Banten dengan VOC.[7]
Perlawanan Makasar terhadap VOC (1666-1667)
Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil seperti Gowa, Tello, Sopeng, dan Bone. Di antara kerajaan tersebut yang muncul menjadi kerajaan yang paling kuat ialah Gowa, yang lebih dikenal dengan nama Makasar yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin antara tahun 1654 - 1669.
Kerajaan Makasar menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat untuk VOC sehingga VOC berpura-pura ingin membangun hubungan baik dan saling menguntungkan. Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik oleh Raja Gowa dan kemudian VOC diizinkan berdagang secara bebas. Setelah mendapatkan kesempatan berdagang dan mendapatkan pengaruh di Makasar, VOC mulai menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin.
Tuntutan VOC terhadap Makasar ditentang oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan penolakan semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC. Oleh karena itu, kompeni selalu berusaha mencari jalan untuk menghancurkan Makassar sehingga terjadilah beberapa kali pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC.
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC menyerbu Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta melakukan penyerbuan ke Makasar.
Peperangan berlangsung seru dan cukup lama, tetapi pada saat itu Kota Makassar masih dapat dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir kesempatan itu, Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.
Perlawanan rakyat Makasar akhirnya mengalami kegagalan. Salah satu faktor penyebab kegagalan rakyat Makasar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka. Perlawanan rakyat Makasar selanjutnya dilakukan dalam bentuk lain, seperti membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap VOC.
 Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya :
1.      Wilayah Makasar terbatas pada Goa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka.
2.      Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin VOC.
3.      Makasar tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya.
4.      Semua benteng harus dihancurkan, kecuali satu benteng Ujung Pandang yang kemudian diganti dengan nama Benteng Roterrdam.
5.      Makasar harus mengganti kerugian perang sebesar 250.000 ringgit.
Perlawanan Rakyat Maluku (1817)
Perlawanan yang dilakukan oleh Thomas Matulesi (Pattimura) terjadi di Saparua, yaitu sebuah kota kecil di dekat pulau Ambon. Adapun Sebab-sebab terjadinya perlawanan ini adalah :
a.    Rakyat Maluku menolak kehadiran Belanda karena pengalaman mereka yang menderita dibawah VOC
b.    Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku dengan diberlakukannya kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
c.    Dikuasainya benteng Duursteide oleh pasukan Belanda
Akibat penderitaan yang panjang rakyat menetang Belanda dibawah pimpinan Thomas Matulesi atau Pattimura. Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai bergerak dengan membakar perahu-perahu milik Belanda di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat menyerang penjara Duurstede. Residen Van den Berg tewas tertembak dan benteng berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku.
Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda dikerahkan secara besar-besaran, Belanda berhasil menangkap Pattimura dan kawan-kawan dan pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman mati ditiang gantungan, dan berakhir perlawanan rakyat Maluku. [8]

  • Kemunduran VOC

Pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799. Semua hutang-hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.
Runtuhnya disebabkan oleh hal-hal berikut :
a.       Banyak pegawai VOC yang korupsi
b.      VOC terjerat banyak hutang
c.       Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat melukakan perang
Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa

Biografi Sa’duddin Mahmud Syabistari



Sa’duddin Mahmud Syabistari adalah seorang sufi, dan penulis. Dia menulis Gulshan-i-Raz, atau Kebun Mawar Rahasia, sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh seorang doktor Sufi dari Herat bernama Dmir Syad Hosaini.

Sangat sedikit kisah tentang kehidupan Mahmud Syabistari, beberapa literatur menjelaskan bahwa Sa’duddin Mahmud Syabistari dilahirkan di Syabistar, dekat

Freddy P. Zen- Ilmuwan Fisika Teoretik

Prof. Freddy Permana Zen, M.Sc, D.Sc adalah seorang dosen dan peneliti bidang fisika teoretik. Saat ini dia menjabat sebagai profesor bidang fisika teoretik energi tinggi (theoretical high energy physics) di Institut Teknologi Bandung dan menjadi direktur di INDONESIA Center for Theoretical and Mathematical Physics.

Meski seorang saintis, Freddy Permana Zen tak mengidolakan tokoh-tokoh fisika

Minggu, 05 April 2015

Cara ternak Jangkrik panduan budidaya sukses

Masterz Seo - Panduan serta tips lengkap cara ternak atau budidaya jangkrik untuk pemula. Setelah beberapa waktu lalu saya menyelesaikan sebuah artikel tentang cara berternak lele maka pada kesempatan ini saya akan berbagi tips buat agan-agan yang sedang mencari peluang bisnis baru dibidang budidaya hewan atau peternakan, mungkin artikel ini bisa menjadi inspirasi buat anda untuk menciptakan sebuah peluang usaha baru yang tidak membutuhkan biaya yang besar dan tentunya mudah untuk dilakukan.
Mungkin sebagian orang menganggap jangkrik adalah hewan yang menjijikan, namun jika anda menganalisa dengan cermat bahwa hewan ini banyak dicari-cari orang untuk pakan burung peliharaan mereka. Naahh..setelah mengetahui hal tersebut inilah peluang bisnis yang bisa mendatangkan uang apabila anda berhasil membudidayakannya. Masih penasaran dengan cara ternak jangkrik...?? mari baca ulasan berikut ini

cara ternak jangkrik

    Jangkrik merupakan salah satu hewan yang sangat mudah sekali untuk di perkembagbiakan jika anda ingin menekuni bisnis di bidang ini berikut adalah tips berternak dan budidaya jangkrik untuk pemula.
Dari artikel-artikel sahabat saya di blogger sebenarnya dalam beternak jangkrik  ada dua fase yang pertama adalah fase induk yaitu saat induk menelurkan telurnya dan fase yang kedua adalah fase telur menetas sampai jangkrik itu tumbuh menjadi dewasa.

Pada artikel kali ini tentang fase ke dua yaitu fase penetasan jangkrik sampai tumbuh menjadi dewasa. Cara yang pertama adalah dengan menaruh telur jangkrik itu dalam kandang dan pada bagian alasnya bisa memakai teriplek yang berfungsi untuk tempat dari telur jangkrik kemudian di tutup dengan menggunakan kain tipis dan di beri air sedikit saja agar supaya lembab.
Setelah itu disamping telur jangkrik disediakan makanan ayam yaitu por supaya jangkrik mudah mencari makanan saat menetas nanti. hal tersebut harus dilakukan karena sifat jangkrik itu akan memakan temannya sendiri kalau makanan itu tidak ada atau kanibalisme

budidaya jangkrik

jika jangkrik itu mulai menetas baru bisa dikasih sayuran seperti kangkung, kobis, daun singkong, serta daun yang lainnya supaya jangkrik itu cepat tumbuh menjadi besar.
pola pemberian makanan itu dilakukan setiap hari secara rutin sampai jangkrik itu tumbuh menjadi besar.

Artikel terkait : Cara Ternak Kroto

Bagimana menurut anda mudah bukan cara berternak jangkrik..?
Itu tadi adalah sedikit artikel tentang "Cara ternak Jangkrik panduan budidaya sukses" semoga artikel ini bermanfaat buat anda. Saya admin dari blog Masterz Seo minta maaf yang sebesar-besarnya bila ada salah kata atau salah ejaan yang mungkin kurang berkenan di hati anda. Kritik dan saran, silakan anda tulis pada kotak komentar di bawah ini.

Jumat, 03 April 2015

Biografi Mpok Nori - Pelawak & Pemeran

Profil Mpok Nori

Nama lahir: Nuri Sarinuri
Nama lain: Mpok Nori
Lahir: 10 Agustus 1930 Batavia, Hindia Belanda
Meninggal: 3 April 2015 (umur 84) Jakarta, Indonesia
Pekerjaan: Pelawak, pemeran
Tahun aktif: 2005 - 2015
Agama: Islam


Mpok Nori adalah seorang komedian dan pemeran Indonesia. Beliau memiliki nama asli Nuri Sarinuri, lahir di Batavia, Hindia Belanda (sekarang Jakarta, Indonesia) pada

Rabu, 01 April 2015

Cara budidaya Lele panduan ternak sukses

Masterz Seo - Informasi lengkap mengenai cara budidaya atau ternak ikan Lele untuk pemula atau yang masih awam. Buat anda yang saat ini mencari panduan mengenai cara ternak ikan lele, saya ada sidikit informasi untuk anda sebelum memulai membudidayakan ikan jenis ini, semoga apa yang saya tulis kali ini bisa membantu anda. Pada postingan terdahulu saya pernah menulis artikel dengan judul Cara ternak kenari untuk pemula dan juga budidaya ikan cupang hias jika anda sedang mencari informasi tersebut silakan di baca siapa tau hal ini bisa menjadi motifasi dan inspirasi buat anda.
   Baiklah kalau begitu tidak usah panjang lebar langsung saja ke topik utama yang akan kita bahas pada postingan kali ini yaitu tentang panduan cara budidaya atau ternak ikan lele.
Ikan lele adalah jenis ikan yang hidup di air tawar, peluang bisnis yang besar bila anda dapat memanfaatkan hal ini karena ikan lele merupakan salah satu makanan terfaforit di Indonesia.
cara budidaya ikan leleCara berternak dan budidaya ikan ini pun tergolong mudah bahkan menurut saya sangat gampang sekali tapi meskipun mudah tetap harus memperhatikan hal-hal berikut ini  agar bisnis anda sukses.

1.  Ikan Lele dapat hidup dengan suhu antara 20 derajat C - 28 derajat C.
2.  Kolam ikan lele sebaiknya terhindar dari limbah industri pabrik.
3.  Ikan lele menyukai perairan yang tenang meskipun keruh dan sedikit kandungan O2 (oksigen)
4.  Permukaan kolam sebaiknya tidak tertutup.

Cara budidaya atau ternak ikan lele :
  • Siapkan kolam untuk ikan lele.
Siapakan lahan yang cukup sebaiknya agak jauh dari lingkungan masyarakat karena biasanya kolam lele sedikit menimbulkan bau yang tidak sedap. Setelah mempersiapkan lahan kemudian keruk sedalam kira-kira 80 cm . Masukan terpal pastikan posisinya sama dengan kerukan.contoh lihat gambar.

kolam ikan lele

Selain itu kolam harus di bersihkan dari berbagai penyakit biasanya di lakukan pengapuran dengan menggunakan kapur Dolomit hal ini bertujuan untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan berbagai bibit-bibit penyakit.
Setelah semuanya selesai tinggal ke langkah selanjutnya yaitu memasukan air ke kolam. Memasukan air ke dalam kolam sebaiknya di lakukan bertahap mula-mula  masukan air setinggi kira-kira 30 cm dan biarkan selama 3 sampai 4 hari hal ini bertujuan untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan lele.
  • Pemilihan indukan untuk ikan lele
Induk jantan mempunyai tanda-tanda padatubuhnya contohnya seperti berikut :
- perut ramping tidak terlihat lebih besar dari pada punggung
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- alat kelaminnya berbentuk runcing

Induk betina memiliki ciri-ciri seperti berikut :
- perut mengembang lebih besar dari pada punggung
- tulang kepala berbentuk agak cembung
- gerakan lebih lamban
- warna badan lebih cerah
- alat kelamin betina berbentuk bulat
  • Pemijahan 
Pemijahan adalah proses perkawinan antara indukan jantan dan indukan betina. Tanda-tanda untuk indukan jantan yang siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah sedangkan untuk indukan betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada sarang dan dalam waktu kurang lebih 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
  • Pemindahan benih ikan lele
Setelah proses pemijahan hal yang harus di lakukan selanjutnya adalah memindah benih ikan lele. Adapun cara-cara pemindahanya adalah sebagai berikut :
kurangi air di kolam pemijahan sampai tinggi air kira-kira 10-20 cm.
siapkan tempat penampungan ember atau bak yang di isi dengan air dari kolam.
samakan suhu pada kedua kolam
pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati dan sebaiknya di lakukan pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
  • Pendederan
Pendederan adalah proses pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu antara 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda-beda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
  • Pakan untuk anakan ikan lele
Cara budidaya atau berternak ikan lele agar sukses yang harus di perhatikan selanjutnya adalah mengenai pakan. Pakan alami untuk benih ikan lele yang berumur 3 sampai 4 hari berupa plankton, kutu air dan cacing kecil, jentik-jentik sedangkan pakan buatan untuk umur anakan lele diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. Anda harus lebih maksimal dan selalu mengamati kondisi anakan ikan lele karena biasanya banyak anakan ikan lele yang mati setelah benih disebarkan.

Itu tadi sedikit ulasan dari saya mengenai Cara ternak ikan Lele, terimakasih telah berkunjung dan semoga artikel ini bermanfaat buat anda. Mohan maaf yang sebesar-besarnya jika kiranya tulisan saya ini kurang lengkap atau banyak terjadi kesalahan baik penulisan ataupun  ejaannya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan kepada kami melalui kotak komentar di bawah ini.

Biografi Ibnu Sabi’in - Sufi & Filsuf Andalusia



Ibnu Sabi’in

‘Abdul Haqq Ibrahim Muhammad bin Nasr atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Sabi’in adalah seorang sufi yang juga filosof dari Andalusia. Ia terkenanal di Eropa karena jawabannya atas pernyataan Frederik H. penguasa Sicilia. Ia dipanggil Ibnu Sabbi’in dan digelari Quthbuddin Terkadang dikenal pula dengan Abu Muhammad.

Ibnu Sabi’in dilahirkan tahun 614 H (1216/1217) di Murcia,

SEA


beautifull hotel


Cara Menanam Tomat Di Pot atau Polybag

Masterz Seo - Cara Menanam Tomat Yang Baik dan Benar | Buah tomat adalah jenis tanaman buah yang berasal dari Amerika latin dan masih keluarga dekat dengan kentang. Kali ini saya akan membahas bagaimana cara menanam tomat dalam pot atau polybag. Bagi anda yang ingin menanam tomat tapi tidak punya lahan anda dapat menamamnya didalam pot atau polybag. Selain dimanfaatkan buahnya tomat yang anda tanam juga dapat mempercantik pemandangan rumah anda. Tomat sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan dan beberapa manfaat dan khasiat buah tomat yang saya ketahuai adalah sebagai berikut :
  1. Anti oksidan kanker.
  2. Dapat memperlancar fungsi dan kerja mata.
  3. Memulihkan kerja liver.
  4. Memperbaiki kerja jantung.
  5. Membersihkan jerawat.
  6. Membersihkan kulit berminyak.
  7. Mencerahkan dan memutihkan wajah secara alami .
  8. Menghilangkan komedo.
   Bila anda sudah tahu begitu banyak manfaat buah tomat anda tentu ingin kan menanam tomat sendiri. Selain lebih sehat karena tidak mengunakan bahan bahan kimia menanam sendiri juga menambah kepuasan batin.

Cara menanam buah tomat

 Cara Menanam Tomat
  • Pertama tama siapkan benih tomat. Jangan mengunakan benih yang sudah siap pakai yang dijual ditoko karena sudah pasti banyak mengandung bahan kimia. Gunakan bibit hasil seleksi sendiri. Pilih buah yang masih segar sehat dan sudah tua. Belah ambil bijinya lalu jemur di bawah terik matahari langsung hingga benar benar kering. 
  • Kedua siapkan pot sebagai yang berukuran sedang.
  • Ketiga isi pot dengan tanah yang dicampur pupuk kandang. Bisa juga mengunakan sekam padi yang sudah dibakar. 
  • Keempat letakkan biji tomat kira kira 3 atau 4 di atas campuran tanah dan pupuk kandang tadi lalu taburi diatasnya sedikit tanah tujuannya agar tidak menculat saat disiram. Juga begitu seterusnya untuk pot yang lain. Untuk perawatan sirami pagi dan sore. Beri pupuk urea agar tomat dapat berbuah sempurna. Bila buahnya lebat beri penyangga kayu pada batangnya agar tidak ambruk. Tomat siap dipanen pada usia sktr 2 bulan smpai 4 bulan.
Saran artikel :
Demikian sedikit tips dari saya tentang panduan cara menanam tomat di pot atau polybag, semoga ulasan ini bermanfaat bagi anda dan terimakasih atas kunjungannya.