Karakteristik
penduduk asli ini ialah : mereka tinggal di gua-gua dan hidup dari
umbi-umbian dan binatang hasil buruan (Lakebo, 1977 : 20). Sekiranya apa
yang diungkapkan oleh Lakebo ini benar, mungkin saja To Laiwoi atau Tokea ini telah di bandingkan oleh orang Toala yang menghuni gua-gua batu Sulawesi Selatan. Dengan kata lain bahwa To Laiwoi atau Tokea
ini dapat ditempatkan dalam lapisan budaya masa berburu dan mengumpul
makanan dan tingkat lanjut, atau zaman mesolitik. Namun demikian,
pernyataan ini masih memerlukan data arkeologi yang memadai.
Abdurauftarimana
Tarimana adalah salah seorang antropolog didaerah ini, dalam kajiannya
mengenai kebudayaan Tolaki (1985) melihat asal usul orang Tolaki
( masyarakat yang mendiami sebagian besar daratn Sulawesi Tenggara),
dengan melihat cerita rakyat yang berkembang di daerah ini (Oheo.
Pasa”eno, Wekoila dan Onggabo) (dilihat Tarimana 1985 : 331-345)
Dari hasil
analisa yang telah dilakukan terhadap cerita rakyat tersebut, Tarimana
menduga bahwa orang Tolaki itu dating kewilayah daratan Sulawesi
Tenggara ini dari utara dan timur. Mungkin mereka yang dating dari utara
itu berasal dari Tiongkok Selatan yang melalui Filipina Kepulauan
Mindanao, Sulawesi Utara, Halmahera, dan Sulawesi bagian Timur, terus
memasuki muara Lasolo atau Sungai Konawe’eha dan akhirnya memilih lokasi
pemukiman pertama dihulu sungai itu ( Tarimana, 1985:51).
Tinjauan lain
mengenai asal usul orang Tolaki, dapat juga dilihat melalui cirri
antropologisnya. Hal ini sesuai dengan yang telah dipaparkan oleh Rustam
E. Tamburaka dalam Profil Kerpendudukan dan Keluarga Bencana Propinsi
Sulawesi Tenggara ( 1989 : 5 ) sebagai berikut :
Dilihat dari
ciri-ciri antropologisnya baik cepalixindeks, mata, rambut maupun warna
kulit Suku Tolaki memilki kesamaan dengan ras Mongoloid, di duga berasal
dari Asia Timur, mugkin dari Jepang untuk kemudian tersebar ke Selatan
melalui Kepulaun Riukyu, Taiwan, Filipina, Sangihe Talaud, pantai Timur
Sulawesi sampai ke Sulawesi Tenggara. Ada juga menyatakan bahwa
perpindahan pertama berasal dari Yunan (RRC) ke Selatan melalui
Filipina, Sulawesi Utara ke pesisir Timur dan Halmahera. Pada saat
memasuki daratan Sulawesi Tenggara masuk melalui muara Sungai Lasolo dan
Konawe’eha yang dinamakan Andolaki.
Untuk
menjembatani pendapat-pendapat di atas, kiranya perlu juga dikemikakan
data arkeologis, apalagi dengan perkembangan ilmu ini yang semakin
pesat, terutama dengan pengguanaan metode pertanggalan yang semakin
akurat, sehingga upaya merenkontruksi kehidupan masa lalu dapat
dilakukan dengan lebih sempurna.
Suatu rekontruksi
mengenai kehidupan pra sejarah telah dilakukan oleh Bellwood (1985).
Rekontruksi yang dilakukan itu sangat menarik perhatian, terutama karena
analisisnya yang didasari atas bahasa (linguistic) dan data artefak
(dalamhal ini carbon dating atas artefak neolitik). Hasil analisis
tersebut menghasilkan antara lain rekontruksi tentang persebaran
pemakai-pemakai bahasa Austronesia. Dalam rekotruksi tersebut tampak
bahwa pemakai bahasa Austronesia mulai menyebar meninggalkan daerah asal
( sekitar Cina Selatan)menuju Taiwan sekitar 4000 SM, sekitar tahun
3000 SM pemakai bahasa ini ada yang berlayar ke Selatan menuju Filipina
dan selanjutnya sekitar tahun 2500 SM memasuki Sulawesi ( Bellwood, 1985 : 120-121).
Jika mengaju pada rekontruksi yang dilakukan Bellwood tersebut diatas, dapat diduga bahwa kedatangan orang Tolaki didaratan Sulawesi Tenggara
ini sekitar tahun 2500 SM atau sesudahnya. Dengan kata lain bahwa
mereka itu termasuk dalam kelompok migrant yang menggunakan bahasa
Austronesia.
Bertolak dari uraian-uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penghuni pertama daerah Kendari dan daratan Sulawesi Tenggara
pada umumnya terdiri atas To Laiwoi ( Tokea) yang hingga saat ini
datangnya masih sangat gelap. Selanjutnya disusul dengan route Cina
Selatan-Taiwan-Filipina-Sulawesi.
Demikian halnya persebaran hingga memasuki daratan Sulawesi Tenggara,
mungkin dapat ditarik suatu garis dari Sulawesi Utara-sulawesi Tengah
bagian Timur dan selanjutnya memasuki daratan Sulawesi Tenggara.
Ilustrasi tersebut dapat pula diperkuat melalui data artefak (berupa
peninggalan neolitik) yang terdapat dimasing-masing tempat. Selain data
artefak, ilustrasi tersebut dapat pula diperkuat melalui data bahasa.
Dari data yang dapat diperoleh deketahui bahwa beberapa kosa kata dari
masing-masing daerah yang memilki persamaan sebutan maupun maknanya.
Sebagi contoh; kta ike= alat pemukul kulit kayu, pongasi = minuman yang
mengandung alkohol yang bahannya dari beras yang dipermentasi.
(Prof.Dr.H. Rustam E. Tamburaka, M.A. et. Al. “Sejarah Sulawesi Tenggara dan 40 Tahun Sultra Membangun)