Prabu Sosrowindu memiliki sarat akan mau membantu Kurawa memusnahkan Pandawa jika dia diberi kesempatan membunuh musuh bebuyutanya yaitu Prabu Baladewa. Tentu saja sarat ini membuat gempar para Kurawa Karena memang Prabu Baladewa terkenal dekat dengan pihak Astina.Patih Sengkuni pun bahkan memberikan usulan agar tidak membuat kasus dengan sesama barisan Kurawa.
Karena dikuatirkan membuat barisan Kurawa tidak solid dalam menghadapi Bharatayudha jaya binangun.
Akan tetapi Resi Durna membela Prabu Sosrowindu.dia berkata bahwa Baladewa tidak loyal kepada Kurawa.dia memberikan alasan, sering Prabu Mandura itu tidak datang jika ada paseban agung di Kerajaan Astina seperti hari itu. Ini menandakan ketidak setiaan Baladewa. Prabu Sosrowindu meyakinkan bahwa permintaanya itu adalah sewajarnya. Sebagai bentuk balas dendam,atas gugurnya ayahnya Kangsadewa ditangan Baladewa.karena itu wajar saja jika dia meminta sarat kematian Baladewa.
Prabu Duryodana bingung. Dia bertanya kepada Adipati Ngawangga Karna. Adipati Ngawangga berkata bahwa sebaiknya permintaan itu diloloskan. Dengan sarat. Jika tidak berhasil maka Sosrowindu harus dibunuh,atau menerima hukuman mati karena membuat geger di kubu Kurawa menjelang Bharatayudha. Ditakutkan barisan Kurawa justru menjadi tidak solid karena kejadian ini.
Akan tetapi jika berhasil maka Sosrowindu akan langsung diangkat menjadi Senopati.dengan pertimbangan berhasil membunuh Prabu Baladewa berarti memiliki kesaktian tinggi dan bisa digunakan menumpas Pandawa dalam perang Bharatayudha.
Pasukan Sosrowindu bergerak ke Mandura setelah mendapat persetujuan Prabu Duryodana. Sementara itu wadya bala Kurawa dibawah pimpinan Adipati Ngawangga Karna menyusul dengan misi mengangkat Sosrowindu kalo berhasil dan menghukum langsung kalo gagal.
Pasukan Sosrowindu diikuti oleh Resi Durna sedang pasukan Kurawa dikawal Patih Sengkuni.sebelum masuk ke tapal batas Mandura. Resi Durna berbincang dengan Sosrowindu.dia bertanya sebaiknya menggunakan cara apa menghadapi Prabu Mandura itu.
Cara diam diam atau Cara keras.
Cara keras adalah dengan membawa wadya bala Pasukan Sosrowindu langsung melabrak Mandura dan menantang Prabu Baladewa secara langsung. Cara ini akan mengakibatkan pertumpahan darah besar besaran di kedua belah pihak.
Cara kedua adalah dengan menggunakan cara diam diam, cara apus apus atau licik dengan cara sang Resi masuk ke Sitinggil Mandura dan bertemu langsung dengan Prabu Baladewa,untuk diajak ke negeri Astina.dengan tujuan nanti setelah mau. Di tengah jalan dikeroyok sampai tewas.Prabu Sosrowindu menyetujui cara yang kedua.
Di Sitinggil Mandura datang Gatotkaca. Gatotkaca datang meminta Prabu Baladewa untuk datang ke Ngamarta karena permintaan dari semua Pandawa dan adiknya Kresna. Hal ini dimaksudkan untuk mengganti sementara posisi Kresna yang sedang bertapa di wukir untuk mendapatkan wahyu kemenangan bagi Pandawa dalam perang Bharatayudha.
Prabu Baladewa menerima ajakan Gatotkaca.dia sekaligus menceritakan bagaimana keadaan Astina.dia merasa bahwa Prabu Sosrowindu musuh lamanya itu mulai mendapat hati di kalangan Kurawa. Karena itu Baladewa berniat untuk keluar dari lingkup kekuasaan dan persahabatan dengan Kurawa. Belum selesai Prabu Baladewa berucap tiba tiba datang menghadap Resi Durna.
Resi Durna menghaturkan sembah. Kedatangan Resi Durna di dampingi Sengkuni.Resi Durna berbisik bisik kepada Sengkuni sambil melihat ke arah Gatotkaca. Mereka sibuk berbisik bisik tentang kemungkinan Baladewa berkhianat pada Kurawa dengan hadirnya Kesatria Pringgodani di Sitinggil Mandura.
Resi Durna segera mengucapkan maksud kedatanganya kepada Prabu Baladewa yaitu bermaksud mengundang sang Prabu Baladewa ke Sitinggil Astinapura untuk menghadiri Paseban Agung yang diadakan Prabu Duryodana.
Prabu Baladewa tanpa basa basi menolak undangan itu sambil mengatakan alasan kenapa menolak undangan para Kurawa. yaitu karena kabar telah tersiar bahwa musuhnya Prabu Sosrowindu telah diangkat menjadi Senopati di Astina,sedang Sosrowindu adalah musuh bebuyutan sang Prabu Baladewa. Resi Durna berusaha meyakinkan Prabu Baladewa akan tetapi gagal.bahkan akhirnya terjadi adu jotos yang berahir koncatnya sang Resi Durna keluar Sitinggil.
Gatotkaca diminta membantu oleh Baladewa untuk menghadapi Resi Durna. Perang terjadi dan berkali kali Resi Durna harus mundur menghadapi kesaktian sang Ksatria Pringgondani. Karena terus menerus terdesak, Resi Durna memanggil Prabu Sosrowindu. Dalam pertempuran pertama Prabu Sosrowindu terpental jauh kebelakang dan harus mengakui kekuatan Gatotkaca. Akhirnya dia mengambil senjata pusakanya.yaitu panah Kemlandingan Putih. Panah ini berubah menjadi Rantai super kuat yang melilit tubuh Gatotkaca.seketika Gatotkaca tak berdaya dan dibawa ke Astina untuk dimasukan ke dalam penjara.
Mendengar Gatotkaca dikalahkan maka Baladewa naik darah. Dia segera turun ke gelanggang. Dibawanya Senjata Nanggala yang sanggup menggempur gunung. Mengetahui kedatangan Baladewa, Prabu Sosrowindu menjadi waspada.apalagi kelebat Nanggala membuat jantung Sosrowindu ketar ketir.akhirnya setelah bisa mengambil jarak yang cukup, Prabu Sosrowindu menembakan senjata Kemlandingan Putihnya.dan terlilitlah tubuh Baladewa.tak berdaya. Sebelumnya Prabu Sosrowindu hendak membunuhnya akan tetapi oleh Durna dicegah.
Karena mengetahui bahwa Baladewa punya adik Sri Bhatara Kresna yang mempunyai kembang Wijaya Kusuma yang mampu menyembuhkan penyakit apapun,bahkan mampu menghidupkan orang mati.jika Baladewa dibunuh tentu akan sangat mudah bagi Kresna untuk menghidupkanya kembali. Maka cara satu satunya adalah meringkus Kresna yang sedang semedi di Gunung Wukir.
Baladewa dibawa dan dimasukan tahanan di Astina. Pasukan Sosrowindu bergerak ke Pegunungan Wukir bersama Resi Durna. Pasukan dengan cepat masuk ke dalam daerah yang dikenal angker dan tak pernah dikunjungi manusia itu. Sementara di pertapaan Gunung Wukir telah bersiaga sepasukan dari Dwarawati yang mengikuti dan mengawal Prabunya dipimpin oleh Patih Udawa, Patih Setyaki,dan Resi Mayangkara Hanoman. Mereka tampak bersiaga penuh agar tak terjadi sesuatu yang dapat menggagalkan tapa junjunganya.
Tiba tiba tempat pertapaan dikepung Pasukan Sosrowindu. Resi Mayangkara maju dan menghadang dengan gagah.setelah bertempur sedemikian lama dan susah. dan setelah mundur terdesak maka Sosrowindu mengeluarkan ajian Seipi Anginya.langsung keluar badai dahsyat yang menghantam Resi Mayangkara Hanoman. Hanoman mencelat kontal sejauh jauhnya. Melihat Hanoman kontal Setyaki maju turun tangan. Dia melawan dengan ganas Raja Sosrowindu. Pertarungan terjadi seimbang dan lagi lagi Kemlandingan Putih membuat Setyaki tak berdaya dan dibawa sebagai tawanan ke tahanan Astinapura.
Melihat Setyaki kalah.maka Resi Mayangkara memberi perintah kepada Patih Udawa dan Prajurit Dwarawati untuk menyingkir dan meminta bantuan ke Ngamarta. Di dalam pertapaan Prabu Kresna menekung, meditasi dan melepaskan sukma sedjatinya. Sukmanya melayang hendak menemui Para Dewa. Sebelum lepas sukmanya dia berpamitan kepada badan wadagnya. Sang Raga Sedjati.dan bersamaan dengan itu masuklah Sosrowindu ke dalam pertapaan .Durna menyuruh Sosrowindu membangunkan sang Kresna.
Ternyata ditemukan bahwa wadag Kresna telah kosong.tanpa nyawa.maka Resi Durna mempunyai akal baru.disuruhnya Sosrowindu mengambil pakaian Kresna berikut semua senjatanya termasuk senjata Cakra dan Kembang Wijaya Kusuma. Dan berganti rupa menjadi Kresna untuk pergi ke Ngamarta dan menipu para Pandawa agar mau mengalah menyerahkan kerajaan kepada Duryodana.
Tubuh Kresna yang sudah diacak acak pakaiannya itu ternyata masih terdapat lima anasir. Dan juga empat nafsu. Maka tiba tiba sang tubuh yang dipanggil Raga Jati itu menangis sekaligus marah. Dan menjelmalah tubuh tanpa Sukma Sedjati Kresna itu menjadi Seekor Macan besar yang berwarna hitam mulus. Macan ini memiliki keinginan untuk menyelamatkan para Pandawa dari reka daya Prabu Sosrowindu yang telah berubah wujud menjadi Kresna. Maka Sang Macan ini pergi ke istana Kurawa dan berdiam bersembunyi di gerumbul dekat istana Astina. Mengawasi kalo kalo Pandawa datang terbujuk dia bermaksud mencegahnya.
Cerita berlanjut, Kresna Gadungan sampai di Ngamarta. Disana dia berkata bahwa hasil semedi menyatakan bahwa tidak boleh terjadi pertumpahan darah. Dan jalan satu satunya adalah menyerahkan tuntutan Negara Astina sepenuhnya kepada Raja Duryodana. Seperti biasa Puntadewa menyetujui, karena dihadapan mereka yang tampak adalah Kresna maka Bima, Arjuna, Nakula setuju. Sementara Sadewa saja yang tak menyetujui dan kabur dari Sitinggil karena menolak permintaan saudara saudaranya merelakan tuntutan atas negara Astina.
Sadewa minta perlindungan pada Semar Badranaya. Sementara Bima yang murka menyuruh anaknya Antareja menyusul Sadewa. Semar yang bijak sadar dan tahu bahwa itu bukan Kresna tapi Prabu Sosrowindu yang beralih rupa.maka dia bertekad melindungi Sadewa dari salah paham. Raden Antareja datang dan disongsong Punakawan. Antareja berhadapan dengan Petruk.
Oleh Petruk Antareja diobat abitkan seperti kertas dan Raden Antareja sampai menjerit tobat. akan tetapi setelah diturunkan oleh Petruk, Antareja tak mau mundur.dia malah menyungut sekujur tubuh Petruk. Petruk yang kewalahan mundur.
Bagong maju dengan taktik melumuri tubuhnya dengan lumpur. Pertama Antareja melihat itu tak mau menyungut. akan tetapi setelah dilihat mata Bagong tidak tertutup lumpur matanya disungut. Akhirnya mata Bagong diteplok lumpur juga dan Antareja kewalahan diusel usel oleh bagong sampai bajunya dan tubuhnya penuh lumpur.
Datang Bima dengan marah dan berlarianlah semua punakawan. Sadewa tetap tak mau menyerah dan tunduk pada permintaan Kresna palsu itu.karena naik pitam maka Bima menghajar Sadewa dan dilempar jauh.
Alkisah di atas langit Sukma Sedjati Kresna bertemu Bhatara Guru. Bhatara Guru menyanggupi akan menurunkan wahyu kemenangan Bharatayudha di kurusetra. Kresna pun hendak turun, dan dia mendapat kabar bahwa telah terjadi keributan di dunia yang bakal mengancam kelangsungan perang Bharatayudha jika Puntadewa dan Pandawa rela melepas tuntutan atas negeri Astina. Sementara Puntadewa telah berjalan ke Negeri Astina. Karena tahu bahwa tubuhnya telah menjadi salah mangsa dan tak mungkin Sukma Sedjati Sang Kresna kembali ke wadag saat itu maka Bhatara Guru menjadikan Sukma Sejati Kresna menjadi sebuah bentuk baru yang diberi nama Begawan Sukmo Lelono. Dia ditugaskan ke Astina untuk meminta negeri Astina secara paksa dari Prabu Duryodana.
Dalam perjalanan ke Astina Begawan Sukmo Lelono bertemu Punakawan dan Semar. Walau sudah berbentuk Sukma, Semar dan Punakawan mengenalinya. Saat itu mayat Sadewa ditemukan menggeletak setelah di sobek sobek oleh kuku Pancanaka Bima lalu dilempar jauh jauh. Saat itu segera Sadewa disembuhkan dengan kesaktian Semar.
Kedatangan Begawan Sukmo Lelono langsung disambut dengan geraman Durna. Durna meminta Begawan keluar dan menunggu keputusan di alun alun Astina. Sementara di dalam istana Durna meminta kepada Pandawa menghabisi nyawa Sang Begawan.
Pandawa setuju.
Arjuna menghadapi Sang Begawan. Semua Senjata coba digunakan. Semua Ajian di kerahkan. Bahkan akhirnya Pasopati di hantamkan.malah bebalik. Akhirnya arjuna mundur dan minta kakaknya Bima maju. Bima pun sama, mengalami kesulitan menghadapi Begawan Sukmo Lelono.
Akhirnya Prabu Kresna jelmaan Sosrowindu maju dan terjadilah adu kesaktian dengan begitu hebatnya. Saat itu Macan Hitam jelmaan tubuh ragawi sang Kresna muncul dan menyergap Prabu Kresna Palsu . Dan dalam sekejab macam hitam itu bersatu dengan Begawan Sukmo Lelono. Maka terbentuklah kembali sosok Kresna.dan berdiri tegak dua sosok Kresna di alun alun Astinapura yang luas itu.semua tak berkedip memandang.
Dua Kresna beradu dan salah satu Kresna jatuh, Kemudian mengeluarkan Senjata Cakra. Senjata Cakra dilemparkan tapi justru kembali ketangan Kresna satunya. Mengetahui kedoknya tak mungkin di samarkan lagi, Kresna gadungan malih rupa jadi wujud aslinya. Prabu Sosrowindu putra Kangsa.
Kresna tampak mengambil jarak agar sang Prabu tidak menggunakan senjata Kemlandingan Putihnya.
Sosrowindu yang merasa terancam mengeluarkan senjata andalanya. dan ketika siap mengarahkan pusakanya, Hanoman sang Resi Mayangkara datang dan menghantamkan batu sebesar bukit ke arah Sosrowindu. Sosrowindu mati gepeng berurai menjadi darah.
Oleh Kresna, Hanoman diminta kembali bertapa sambil menjaga pusaka Kemlandingan Putih untuk diserahkan kepada anak keturunan Pandawa kelak.
Semua tahanan dibebaskan oleh Kresna ,termasuk Prabu Baladewa, Gatotkaca demikian juga Setyaki.
--Tamat--
Sumber : http://wayang.wordpress.com/2010/07/19/kresna-kembar/
0 comments:
Posting Komentar