Senin, 11 Agustus 2014
Tan Malaka, Sang Pejuang Yang Disingkirkan Negara
MISTERI EMAS BATANGAN IR. SOEKARNO
Mungkin
belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat
Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John Fitzgerald Kennedy. Konon
penembakan John F Kennedy pada November 1963 yang membuatnya tewas secara
tragis lantaran menandatangani perjanjian tersebut.
Konon pula penggulingan Ir Soekarno
dari kursi kepresidenan wajib dilakukan jaringan intelijen AS disponsori
komplotan Jahudi (Zionis Internasional) yang tidak mau AS bangkrut dan hancur
karena mesti mematuhi perjanjian tersebut juga tidak rela melihat RI justru
menjadi kuat secara ekonomi di samping modal sumber daya alamnya yang semakin
menunjang kekuatan ekonomi RI. selain itu ada beberapa tujuan lain yang harus
dilaksanakan sesuai agenda Zionis Internasional. Berikut ini saya coba tulis
hasil penelusuran pada tahun 1994 s/d 1998, berlanjut tahun 2006 s/d 2010,
ditambah informasi dari beberapa sumber. Tapi mohon diingat, anggap saja
tulisan ini hanya penambah wawasan belaka.
Perjanjian itu biasa disebut sebagai salah satu ’Dana Revolusi’, atau ’Harta Amanah Bangsa Indonesia’, atau pun ’Dana Abadi Ummat Manusia’. Sejak jaman Presiden Soeharto hingga Presiden Megawati cukup getol menelisik keberadaannya dalam upaya mencairkannya.Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva dibuat dan ditandatangani pada 21 November 1963 di hotel Hilton Geneva oleh Presiden AS John F Kennedy (beberapa hari sebelum dia terbunuh) dan Presiden RI Ir Soekarno dengan saksi tokoh negara Swiss William Vouker. Perjanjian ini menyusul MoU diantara RI dan AS tiga tahun sebelumnya. Point penting perjanjian itu; Pemerintahan AS (selaku pihak I) mengakui 50 persen keberadaan emas murni batangan milik RI, yaitu sebanyak 57.150 ton dalam kemasan 17 paket emas dan pemerintah RI (selaku pihak II) menerima batangan emas itu dalam bentuk biaya sewa penggunaan kolateral dolar yang diperuntukkan pembangunan keuangan AS.
Dalam point penting lain pada
dokumen perjanjian itu, tercantum klausul yang memuat perincian ; atas
penggunaan kolateral tersebut pemerintah AS harus membayar fee 2,5 persen
setiap tahunnya sebagai biaya sewa kepada Indonesia, mulai berlaku jatuh tempo
sejak 21 November 1965 (dua tahun setelah perjanjian). Account khusus akan
dibuat untuk menampung asset pencairan fee tersebut. Maksudnya, walau point
dalam perjanjian tersebut tanpa mencantumkan klausul pengembalian harta, namun
ada butir pengakuan status koloteral tersebut yang bersifat sewa (leasing).
Biaya yang ditetapkan dalam dalam perjanjian itu sebesar 2,5 persen setiap
tahun bagi siapa atau bagi negara mana saja yang menggunakannya.
Biaya
pembayaran sewa kolateral yang 2,5 persen ini dibayarkan pada sebuah account
khusus atas nama The Heritage Foundation (The HEF) yang pencairannya hanya
boleh dilakukan oleh Bung Karno sendiri atas restu Sri Paus Vatikan. Sedang
pelaksanaan operasionalnya dilakukan Pemerintahan Swiss melalui United Bank of
Switzerland (UBS). Kesepakatan ini berlaku dalam dua tahun ke depan sejak
ditandatanganinya perjanjian tersebut, yakni pada 21 November 1965.Namun
pihak-pihak yang menolak kebijakan John F. Kennedy menandatangani perjanjian
itu, khususnya segelintir kelompok Zionis Internasional yang sangat berpengaruh
di AS bertekat untuk menghabisi nyawa dan minimal karir politik kedua kepala
negara penandatangan perjanjian itu sebelum masuk jatuh tempo pada 21 November
2965 dengan tujuan menguasai account The HEF tersebut yang berarti menguasai
keuangan dunia perbankan.Target sasaran pertama, ’menyelesaikan’ pihak I selaku
pembayar, yakni membuat konspirasi super canggih dengan ending menembak mati
Presiden AS JF Kennedy itu dan berhasil. Sudah mati satu orang penandatangan
perjanjian, masih seorang lagi sebagai target ke II, yakni Ir Soekarno. Kaki
tangan kelompok Zionis Internasional yang sejak awal menentang kesepakatan
perjanjian itu meloby dan menghasut CIA dan Deplu AS untuk menginfiltrasi
TNI-AD yang akhirnya berpuncak pada peristiwa G30S disusul ’penahanan’
Soekarno’ oleh rezim Soeharto. Apesnya lagi, Soekarno tidak pernah sempat
memberikan mandat pencairan fee penggunaan kolateral AS itu kepada siapa pun
juga !! Hingga beliau almarhum beneran empat tahun kemudian dalam status
tahanan politik.Sedangkan kalangan dekat Bung Karno maupun pengikutnya
dipenjarakan tanpa pengadilan dengan tudingan terlibat G30S oleh rezim
Soeharto. Mereka dipaksa untuk mengungkapkan proses perjanian itu dan bagaimana
cara mendapatkan harta nenek moyang di luar negeri itu. Namun usaha keji ini
tidak pernah berhasil.
Hal Ikhwal Perjanjian
Sepenggal kalimat penting dalam perjanjian tersebut => ”Considering this statement, which was written andsigned in Novemver, 21th 1963 while the new certificate was valid in 1965 all the ownership, then the following total volumes were justobtained.”
Perjanjian hitam di atas putih itu
berkepala surat lambing Garuda bertinta emas di bagian atasnya dan berstempel
’The President of The United State of America’ dan ’Switzerland of Suisse’.
Berbagai
otoritas moneter maupun kaum Monetarist, menilai perjanjian itu sebagai fondasi
kolateral ekonomi perbankan dunia hingga kini. Ada pandangan khusus para
ekonom, AS dapat menjadi negara kaya karena dijamin hartanya ’rakyat
Indonesia’, yakni 57.150 ton emas murni milik para raja di Nusantara ini.
Pandangan ini melahirkan opini kalau negara AS memang berutang banyak pada
Indonesia, karena harta itu bukan punya pemerintah AS dan bukan punya negara
Indonesia, melainkan harta raja-rajanya bangsa Indonesia.Bagi bangsa AS
sendiri, perjanjian The Green Hilton Agreement merupakan perjanjian paling
tolol yang dilakukan pemerintah AS. Karena dalam perjanjian itu AS mengakui
asset emas bangsa Indonesia. Sejarah ini berawal ketika 350 tahun Belanda
menguasai Jawa dan sebagian besar Indonesia. Ketika itu para raja dan kalangan
bangsawan, khususnya yang pro atau ’tunduk’ kepada Belanda lebih suka menyimpan
harta kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik kerajaan
Belanda di Hindia Belanda, The Javache Bank (cikal bakal Bank Indonesia). Namun
secara diam-diam para bankir The Javasche Bank (atas instruksi pemerintahnya)
memboyong seluruh batangan emas milik para nasabahnya (para raja-raja dan
bangsawan Nusantara) ke negerinya di Netherlands sana dengan dalih keamanannya
akan lebih terjaga kalau disimpan di pusat kerajaan Belanda saat para nasabah
mempertanyakan hal itu setelah belakangan hari ketahuan.Waktu terus berjalan,
lalu meletuslah Perang Dunia II di front Eropa, dimana kala itu wilayah
kerajaan Belanda dicaplok pasukan Nazi Jerman. Militer Hitler dan pasukan SS
Nazi-nya memboyong seluruh harta kekayaan Belanda ke Jerman. Sialnya, semua
harta simpanan para raja di Nusantara yang tersimpan di bank sentral Belanda
ikut digondol ke Jerman.
Perang
Dunia II front Eropa berakhir dengan kekalahan Jerman di tangan pasukan Sekutu
yang dipimpin AS. Oleh pasukan AS segenap harta jarahan SS Nazi pimpinan Adolf
Hitler diangkut semua ke daratan AS, tanpa terkecuali harta milik raja-raja dan
bangsawan di Nusantara yang sebelumnya disimpan pada bank sentral Belanda. Maka
dengan modal harta tersebut, Amerika kembali membangun The Federal Reserve Bank
(FED) yang hampir bangkrut karena dampak Perang Dunia II, oleh ’pemerintahnya’
The FED ditargetkan menjadi ujung tombak sistem kapitalisme AS dalam menguasai ekonomi
dunia.
Belakangan
kabar ’penjarahan’ emas batangan oleh pasukan AS untuk modal membangun kembali
ekonomi AS yang sempat terpuruk pada Perang Dunia II itu didengar pula oleh Ir
Soekarno selaku Presiden I RI yang langsung meresponnya lewat jalur rahasia
diplomatic untuk memperoleh kembali harta karun itu dengan mengutus Dr
Subandrio, Chaerul saleh dan Yusuf Muda Dalam walaupun peluang mendapatkan
kembali hak sebagai pemilik harta tersebut sangat kecil. Pihak AS dan beberapa
negara Sekutu saat itu selalu berdalih kalau Perang Dunia masuk dalam kategori
Force Majeur yang artinya tidak ada kewajiban pengembalian harta tersebut oleh
pihak pemenang perang.Namun dengan kekuatan diplomasi Bung Karno akhirnya
berhasil meyakinkan para petinggi AS dan Eropa kalau asset harta kekayaan yang
diakuisisi Sekutu berasal dari Indonesia dan milik Rakyat Indonesia. Bung Karno
menyodorkan fakta-fakta yang memastikan para ahli waris dari nasabah The
Javache Bank selaku pemilik harta tersebut masih hidup !!Nah, salah satu klausul
dalam perjanjian The Green Hilton Agreement tersebut adalah membagi separoh
separoh (50% & 50%) antara RI dan AS-Sekutu dengan ’bonus belakangan’
satelit Palapa dibagi gratis oleh AS kepada RI. Artinya, 50 persen (52.150 ton
emas murni) dijadikan kolateral untuk membangun ekonomi AS dan beberapa negara
eropa yang baru luluh lantak dihajar Nazi Jerman, sedang 50 persen lagi
dijadikan sebagai kolateral yang membolehkan bagi siapapun dan negara manapun
untuk menggunakan harta tersebut dengan sistem sewa (leasing) selama 41 tahun
dengan biaya sewa per tahun sebesar 2,5 persen yang harus dibayarkan kepada RI
melalui Ir.Soekarno. Kenapa hanya 2,5 persen ? Karena Bun Karno ingin
menerapkan aturan zakat dalam Islam.
Pembayaran
biaya sewa yang 2,5 persen itu harus dibayarkan pada sebuah account khusus a/n
The Heritage Foundation (The HEF) dengan instrumentnya adalah lembaga-lembaga
otoritas keuangan dunia (IMF, World Bank, The FED dan The Bank International of
Sattlement/BIS). Kalau dihitung sejak 21 November 1965, maka jatuh tempo
pembayaran biaya sewa yang harus dibayarkan kepada RI pada 21 November 2006.
Berapa besarnya ? 102,5 persen dari nilai pokok yang banyaknya 57.150 ton emas
murni + 1.428,75 ton emas murni = 58.578,75 ton emas murni yang harus dibayarkan
para pengguna dana kolateral milik bangsa Indonesia ini.Padahal, terhitung pada
21 November 2010, dana yang tertampung dalam The Heritage Foundation (The HEF)
sudah tidak terhitung nilainya. Jika biaya sewa 2.5 per tahun ditetapkan dari
total jumlah batangan emasnya 57.150 ton, maka selama 45 tahun X 2,5 persen =
112,5 persen atau lebih dari nilai pokok yang 57.150 ton emas itu, yaitu
64.293,75 ton emas murni yang harus dibayarkan pemerintah AS kepada RI. Jika
harga 1 troy once emas (31,105 gram emas ) saat ini sekitar 1.500 dolar AS,
berapa nilai sewa kolateral emas sebanyak itu ?? Hitung sendiri aja !!
Mengenai
keberadaan account The HEF, tidak ada lembaga otoritas keuangan dunia manapun
yang dapat mengakses rekening khusus ini, termasuk lembaga pajak. Karena
keberadaannya yang sangat rahasia. Makanya, selain negara-negara di Eropa
maupun AS yang memanfaatkan rekening The HEF ini, banyak taipan kelas dunia
maupun ’penjahat ekonomi’ kelas paus dan hiu yang menitipkan kekayaannya pada
rekening khusus ini agar terhindar dari pajak. Tercatat orang-orang seperti
George Soros, Bill Gate, Donald Trump, Adnan Kasogi, Raja Yordania, Putra
Mahkota Saudi Arabia, bangsawan Turko dan Maroko adalah termasuk orang-orang
yang menitipkan kekayaannya pada rekening khusus tersebut.
George
Soros dengan dibantu ole CIA berusaha untuk membobol account khusus tersebut.
Bahkan, masih menurut sumber yang bisa dipercaya, pada akhir 2008 lalu, George
Soros pernah mensponsori sepasukan kecil yang terdiri dari CIA dan MOSSAD
mengadakan investigasi rahasia dengan berkeliling di pulau Jawa demi untuk
mendapatkan user account dan PIN The HEF tersebut.Selain itu, George Soros
dibantu dinas rahasia CIA pernah berusaha membobol account khusus tersebut,
namun gagal. Bahkan akhir 2008 lalu, George Soros pernah mensponsori sepasukan
kecil agen CIA dan MOSSAD (agen rahasia Israel) mengadakan investigasi rahasia
dengan berkeliling di pulau Jawa demi untuk mendapatkan user account dan PIN
The HEF tersebut termasuk untuk mencari tahu siapa yang diberi mandat Ir
Soekarno terhadap account khusus itu. Padahal Ir Soekarno atau Bung Karno tidak
pernah memberikan mandat kepada siapa pun. artinya pemilik harta rakyat
Indonesia itu tunggal, yakni Bung Karno sendiri. Sampai saat ini !!
Penjahat Perbankan Internasional
Manfaatkan Saat Ada Bencana Alam Besar
Sialnya,
CUSIP Number (nomor register World Bank) atas kolateral ini bocor. Nah, CUSIP
inilah yang kemudian dimanfaatkan kalangan bankir papan atas dunia yang
merupakan penjahat kerah putih (white collar crime) untuk menerbitkan
surat-surat berharga atas nama orang-orang Indonesia. Pokoknya siapa pun dia,
asal orang Indonesia berpassport Indonesia dapat dibuatkan surat berharga dari
UBS, HSBC dan bank besar dunia lainnya. Biasanya terdiri dari 12 lembar, diantaranya
ada yang berbentuk Proof of Fund, SBLC, Bank Guaranted, dan lainnya. Nilainya
pun fantastis, rata-rata di atas 500 juta dolar AS hingga 100 miliyar dolar
AS.Ketika dokumen tersebut dicek, maka kebiasaan kalangan perbankan akan
mengecek CUSIP Number. Jika memang berbunyi, maka dokumen tersebut dapat
menjalani proses lebih lanjut. Biasanya kalangan perbankan akan memberikan bank
officer khusus bagi surat berharga berformat Window Time untuk sekedar
berbicara sesama bank officer jika dokumen tersebut akan ditransaksikan. Sesuai
prosedur perbankan, dokumen jenis ini hanya bisa dijaminkan atau dibuatkan
rooling program atau private placement yang bertempo waktu transaksi hingga 10
bulan dengan High Yield antara 100 persen s/d 600 persen per tahun.Nah, uang
sebesar itu hanya bisa dicairkan untuk proyek kemanusiaan. Makanya, ketika
terjadi musibah Tsunami di Aceh dan gempa di DIY, maka dokumen jenis ini
beterbangan sejagat raya bank. Brengseknya, setiap orang Indonesia yang namanya
tercantum dalam dokumen itu, masih saja hidup miskin blangsak sampai sekarang.
Karena memang hanya permainan bandit bankir kelas hiu yang mampu mengakali cara
untuk mencairkan aset yang terdapat dalam rekening khusus itu.
Di
sisi lain, mereka para bankir curang juga berhasil membentuk opini, dimana
sebutan ’orang stress’, sarap atau yang agak halus ’terobsesi’ kerap
dilontarkan apabila ada seseorang yang mengaku punya harta banyak, miliyaran
dollar AS yang berasal dari Dana Revolusi atau Harta Amanah Bangsa Indonesia.
Opini yang terbentuk ini bagi pisau bermata dua, satu sisi menguntungkan bagi
keberadaan harta yang ada pada account khusus tersebut tidak terotak-atik,
namun sisi lainnya para bankir bandit dapat memanfaatkannya demi keuntungan
pribadi dan komplotannya ketika ada bencana alam besar di dunia, seperti
bencana Tsunami di Jepang baru-baru ini. Tapi yang paling berbahaya, tidak ada
pembelaan rakyat, negara dan pemerintah Indonesia ketika harta ini benar-benar
ada dan mesti diperjuangkan bagi kemakmuran rakyat Indonesia.Kaitannya
dengan Satria Piningit, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu, Ratu AdilPenulis
punya pengertian, ketika Satrio Piningit sudah melaksanakan fungsinya sebagai
pemimpin maka beliau menjadi Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu (SPSW) karena
kecintaannya yang teramat sangat kepada TUHAN ALLAH.
Takut
akan TUHAN dengan mencintai-NYA dengan segenap hatinya menjadi awal setiap
langkah beliau dalam melaksanakan tugas membawa rakyat Nusantara maupun umat
manusia menuju kesejahteraan dan kemakmuran yang hakiki. Ketika semua umat
manusia pada umumnya dan rakyat Nusantara pada khususnya sudah mendapatkan
kesejahteraan dan kemakmuran yang hakiki itu, maka beliau mendapat sebutan sang
Ratu Adil.
Kami juga berkeyakinan, sang SPSW yang mampu mendapatkan kembali harta abadi rakyat Nusantara, bagaimana pun prosesnya. Karena kepemimpinannya memang mendapat bimbingan langsung TUHAN Pemilik Semesta Alam. Semua harta itu akan diserahkan kepada negara yang dipimpinnya untuk dikelola demi kesejahteraan dan kemakmuran segenap pemilik sejatinya, yakni bangsa Nusantara ini !!
~ Dives ultro indonesiA ~
By- wongireng, rekan kerja kigendengbanget
By- wongireng, rekan kerja kigendengbanget
Posted by Ari
Harmedi at 22:08
Labels: ancient, BIS, civilization, dollar, emas, G20, gold, invest, Kerajaan Nusantara,leluhur, nusantara, peradaban, saham, World Bank, world terasury
30 September 1965, Tak Ada yang Sama Sekali Buta
“Aidit menganggapnya sebagai satu jalan keluar, tanpa perlu ‘mengotori’ tangan sendiri secara langsung”. “Bukanlah sesuatu yang luar biasa bila pasca momentum ada analisa yang menempatkan Soeharto sebagai salah satu ‘tertuduh’ dalam rangkaian peristiwa”.
SAMPAI tengah malam saat bertemunya
akhir hari Kamis 30 September dan awal hari Jumat 1 Oktober 1965, terpetakan
situasi berikut ini, diantara tokoh-tokoh yang akan mencipta satu episode baru
dalam sejarah politik dan kekuasaan Indonesia. Semua tokoh, pada tempat
pijakannya masing-masing, ada dalam keadaan tidak buta samasekali, dan semua
punya sesuatu pengetahuan penting –meskipun dalam kadar kedalaman yang
berbeda-beda– terkait dengan apa yang
akan terjadi kemudian tak berapa lama lagi. Beberapa diantara mereka terlibat
dalam rangkaian perbuatan yang menimbulkan tanda tanya, sekaligus menempatkan
mereka dalam posisi tertuduh dalam sejarah, sebagai orang-orang yang
menciptakan suatu tragedi berdarah.
Soekarno, Presiden Republik
Indonesia, memiliki bekal pengetahuan tentang akan adanya satu gerakan dari
sekelompok perwira yang bertujuan menindaki sejumlah perwira lainnya di
Angkatan Darat yang dianggap akan melakukan ‘kudeta’ terhadap dirinya. Ia
sendiri yang memerintahkan penindakan para jenderal itu kepada Brigjen Sabur,
Brigjen Sunarjo dan Brigjen Soedirgo. Tetapi memang menarik bahwa yang kemudian
tampil bertindak adalah pasukan yang dikoordinasi oleh Brigjen Soepardjo,
Kolonel Latief dan Letnan Kolonel Untung, yang tidak ikut kesibukan
lapor-melapor pada hari-hari menjelang tanggal 30 September 1965.
Soekarno percaya bahwa kelompok
perwira yang akan melakukan makar itu, adalah apa yang dinamakan Dewan
Jenderal. Bagi Soekarno, Dewan Jenderal identik dengan Jenderal Abdul Harris
Nasution, yang menurut Soebandrio adalah jenderal yang paling ditakuti sang
presiden. Jadi, baginya, Nasution adalah sasaran untuk ditindaki dan bersama
sejumlah jenderal akan diperhadapkan kepadanya esok hari pada tanggal 1 Oktober
1965.
Ada kemungkinan, Soekarno tidak
terlalu menyadari bahwa Letnan Jenderal Ahmad Yani menjadi salah satu sasaran
gerakan, karena untuk Yani, Soekarno sudah punya solusi tersendiri. Keberatan
Soekarno terhadap Yani hanyalah bahwa salah satu jenderal kesayangannya ini
seringkali dianggapnya terlalu terpengaruh oleh Jenderal Nasution. Bahwa akan
terjadi pembunuhan, kemungkinan besar adalah di luar keinginan Soekarno.
Menurut Laksamana Madya Laut (Purnawirawan) Mursalin Daeng Mamangung, Soekarno
pada hakekatnya ‘tidak tahan’ melihat darah mengalir. Mursalin tidak yakin bila
suatu perintah pembunuhan bisa keluar dari mulut Soekarno. Artinya, bisa
ditafsirkan bahwa ungkapan-ungkapan tentang pertumpahan darah di antara sesama
saudara kalau perlu demi perjuangan, lebih cenderung sebagai ungkapan romantik
belaka dari Soekarno mengenai revolusi. Tapi jangankan Soekarno, bagi Brigjen
Soepardjo dan Kolonel Latief pun pembunuhan itu diluar dugaan. Perintah yang
menyebabkan darah mengalir, berasal dari Letnan Kolonel Untung kepada Letnan
Satu Doel Arief, yang kemudian ‘memperkuat’nya lagi ke bawah sebagai pilihan
utama.
LETNAN JENDERAL Ahmad Yani pada 30
September malam itu, sadar betul tentang adanya satu rencana penculikan
terhadap sejumlah jenderal, sesuai laporan intelijen yang dengan gencar masuk
padanya, namun ia tak tahu secara definitif kapan itu akan terjadi. Memang
menjadi tanda tanya, kenapa ia menyuruh pulang satuan Pomad Para yang malam itu
justru merupakan perkuatan pengawalan rumahnya. Agaknya ia menganggap
pengawalan reguler yang ada, sudah cukup memadai, selain bahwa ia pun sudah
mengetahui tindak-tanduk Komandan CPM Brigjen Soedirgo di hari-hari terakhir.
Siang itu, Letnan Jenderal Ahmad Yani
pulang dengan riang dan cerah dari kantornya, seperti yang dituturkan
putera-puterinya. Sorenya ia tetap melakukan kegiatan olahraga golfnya, dan
malamnya ia menerima laporan Pangdam Brawijaya Basoeki Rachmat serta perwira
dari Corps Polisi Militer, serta telepon dari Brigjen Sugandhi. Sepanjang yang
terlihat, tak ada yang perlu dikuatirkannya, dan ia percaya bahwa pengaturan
keamanan dalam beberapa hari terakhir telah diatur dengan baik. Setidaknya, ia
menerima laporan bahwa semuanya telah diatur. Sikap gembiranya pada siang hari,
tak bisa diabaikan, pasti ada penyebabnya, dan itu terkait dengan berita ‘baik’
terkait rencana pertemuannya esok pagi dengan Presiden, bahwa ia mungkin saja
akan diganti sebagai Menteri Pangad, ditegur keras, namun sebaliknya ia akan
naik ke suatu posisi lebih tinggi, walau posisi baru itu tidak punya nilai
komando dan akses kepada pasukan. Ada yang menyampaikan demikian padanya hari
itu, yang dikatakan bersumber dari Presiden Soekarno sendiri.
DIPA Nusantara Aidit, Ketua CC PKI,
mengetahui adanya rencana gerakan internal Angkatan Darat. Ia siap untuk
memetik keuntungan dari gerakan itu, tapi ia bukanlah di garis pertama
persoalan maupun perencanaan. Kendali bukan pada tangannya. Itu menjadi tugas
Biro Khusus di bawah Sjam Kamaruzzaman, yang diketahuinya ikut berperan untuk
mendorong gerakan internal tersebut. Tapi ia tidak punya kontak khusus dan
langsung, baik dengan Letnan Kolonel Untung, Brigjen Supardjo, Kolonel Latief
maupun Mayor Sujono. Dan tampaknya Sjam tidak memberi gambaran detail, kecuali
‘rumus’ didahului atau mendahului. Dalam rangka mendahului, sepanjang informasi
dari Sjam, kebetulan ada perwira yang tidak puas dan akan melakukan gerakan
internal melawan kelompok Dewan Jenderal. Aidit lalu menganggapnya sebagai satu
jalan keluar, tanpa perlu ‘mengotori’ tangan sendiri secara langsung, rival
dalam pergulatan kekuasaan di sekitar Soekarno bisa ditundukkan, melalui
pergantian pimpinan oleh Soekarno. Dari Soekarno ada jaminan bahwa pimpinan
Angkatan Darat yang baru tidak dari kalangan perwira yang menempatkan PKI
sebagai musuh.
Bahwa PKI memiliki perencanaan
sendiri, betul, tetapi bukan pada tanggal 30 September 1965 itu. Aidit punya
perencanaan lebih lanjut bagi partainya dalam kerangka kekuasaan politik, dalam
bentuk dan cara yang lain. Maka partai tidak disiapkan untuk momentum tanggal
30 September, melainkan untuk sesuatu yang lebih bersifat jangka panjang.
Adanya rencana jangka panjang ini diungkapkan juga oleh Ketua CDP PKI Jawa
Barat Ismail Bakri kepada aktivis mahasiswa Bandung 1978 Madjid Mahmud semasa
sama-sama menjadi tahanan di RTM Cimahi pada tahun 1978. Ia juga menyebutkan
bahwa sayap Moskow dalam PKI sebenarnya punya rencana sendiri lewat perjuangan
politik, bukan dengan kekerasan bersenjata.
JENDERAL Abdul Harris Nasution,
meskipun mengaku tidak ada firasat apa-apa menjelang tanggal 30 September,
namun juga cukup memahami situasi dan dalam kedudukannya sebagai Menko Kasab
telah mendapat laporan-laporan intelijen yang cukup. Ia menyadari, cepat atau
lambat ada sesuatu yang akan terjadi, meskipun mungkin ia tidak tahu persis
bahwa peristiwa akan mengambil waktu pada tanggal 30 September 1965.
Namun sayangnya memang
laporan-laporan spesifik seperti yang disampaikan oleh Kolonel Herman Sarens
Sudiro dan Kolonel Muskita misalnya tidak kepadanya, melainkan kepada Panglima
Kodam Jaya Umar Wirahadikusumah dan Pangkostrad Mayjen Soeharto. Sebagai salah
satu sasaran, ia sudah cukup punya prediksi, terkecuali kepastian waktu.
Penjagaan di rumahnya, ada pada tingkat standar memadai, termasuk dengan adanya
Letnan Pierre Tendean, meskipun juga punya titik lemah, yakni fakta bahwa
pengawal itu berasal dari Brigif I yang ada di bawah komando Kolonel Latief
yang kemudian hari diketahui justru terlibat dalam gerakan pada tanggal 30
September 1965 itu. Tetapi, terlepas dari itu penggunaan pasukan Tjakrabirawa
memang suatu hal yang agak di luar dugaan dan punya dampak kejutan dan amat
taktis.
LAKSAMANA Madya Udara Omar Dhani,
pada dasarnya juga memperoleh informasi yang cukup mengenai beberapa bagian
dari peristiwa yang akan terjadi. Ia memahami seluruh persoalan sebagai satu
proses internal angkatan darat, untuk menindaki apa yang disebutkan sebagai
jenderal-jenderal kontra revolusioner yang tergabung dalam Dewan Jenderal. Omar
Dhani memilih sikap untuk tidak campur tangan terhadap masalah internal
angkatan yang lain dan menanti apa yang akan terjadi. Pada sisi lain ada faktor
subjektif yang terkait dengan rivalitas antar angkatan kala itu. Namun, sadar
atau tidak, terjadi keterlibatan nama Angkatan Udara, melalui keikutsertaan
seorang Mayor Angkatan Udara dan beberapa anggota, serta digunakannya kendaraan
dan senjata milik Angkatan Udara. Dan pimpinan Angkatan Udara tidak mencegah
keikutsertaan tersebut. Selain itu, locus delicti ada di sekitar Pangkalan
Udara Halim Perdanakusumah, meskipun tidak seluruhnya termasuk dalam kawasan
yang merupakan tanggungjawab Angkatan Udara, karena berada di luar area
jurisdiksi seperti misalnya Lubang Buaya.
BAGAIMANA caranya memahami posisi
Mayor Jenderal Soeharto dalam rangkaian peristiwa? Soeharto adalah orang yang
menampung begitu banyak informasi dan petunjuk tentang akan terjadinya suatu
gerakan yang ditujukan kepada jenderal-jenderal koleganya yang merupakan
perwira teras Angkatan Darat. Dan informasi-informasi itu justru datang dari
dua calon pelaku gerakan, yakni Letnan Kolonel Untung dan Kolonel Latief.
Soeharto hanya menyimpan informasi itu untuk dirinya sendiri, tidak
melanjutkannya kepada pimpinan Angkatan Darat, katakanlah setidaknya kepada
Letnan Jenderal Ahmad Yani.
Dengan bekal informasi yang cukup
detail itu, Soeharto dengan mudah ‘membaca’ situasi dan tampil dengan gerakan
pembersihan. Keberhasilan dari gerakan pembersihan yang dilakukannya kelak
membawa dirinya masuk ke dalam jenjang kekuasaan yang luar biasa. Sikap dan
perilaku Soeharto dalam peristiwa ini dalam hal tertentu memang bisa cukup
mengherankan. Maka bukanlah sesuatu yang luar biasa bila pasca momentum ada
analisa yang menempatkan Soeharto sebagai salah satu ‘tertuduh’ dalam rangkaian
peristiwa. Sebagaimana, sikap dan perilaku janggal yang juga diperlihatkan baik
Soekarno maupun Dipa Nusantara Aidit, pun telah menempatkan mereka
masing-masing dalam posisi-posisi sebagai ‘tertuduh’.
Minggu, 10 Agustus 2014
Hans Adolf Krebs - Penemu Daur Urea dan Daur Sitrat
Hans Adolf Krebs
Lahir: 25 Agustus 1900 Hildesheim, Germany
Meninggal: 22 November 1981 (umur 81) Oxford, England
Kebangsaan: Germany
Bidang: Internal medicine, biochemistry
Institusi: Kaiser Wilhelm Institute for Biology, University of Hamburg, Cambridge University, University of Sheffield, University of Oxford
Alma mater: University of Göttingen, University of Freiburg,
Sabtu, 09 Agustus 2014
Abu Sa'id Zarir Gorgani
Abu Sa'id Zarir Gorgani (Persia : ابوسعيد ضرير گرگانی), juga dieja Gorgani, adalah matematikawan Persia abad ke-9 dan astronom dari Gorgan, Iran. Dia menulis sebuah risalah tentang masalah geometri dan meridian. (Sumber: Wikipedia)
Baca Juga Ilmuwan muslim lainnya:
Ibrahim al-Fazari
Muhammad al-Fazari
Al-Khwarizmi
Ja'far ibn Muhammad Abu Ma'shar al-Balkhi
Al-Farghani - Arab / Perrsia -
Biografi Ayi Suparman (Ayi Beutik) - Panglima Viking
Ayi Suparman
Profil
Panggilan: Ayi Beutik
Dikenal: Panglima Viking
Pendidikan: Geodesi ITB
Asal : Bandung
Hobi : nonton bola dan musik.
Ayi Suparman atau yang dikenal dengan sebutan Ayi Beutik adalah Panglima Viking, yang merupakan salah satu pendiri Viking yang memiliki loyalitas yang sangat tinggi pada Persib.
Ayi yang memiliki hobi nonton bola dan musik ini menikah pada saat
Jumat, 08 Agustus 2014
Maimunah binti Harits - Istri Terakhir Rasulullah SAW
Artikel "Maimunah binti Harits - Istri Terakhir Rasulullah SAW" adalah bagian dari seri "Shahabiyah - Sahabat Nabi Perempuan"
Maimunah binti Harits adalah perempuan terakhir yang dinikahi Nabi Muhammad SAW pada tahun ketujuh Hijriyah. Nama lengkapnya Maimunah binti Al-Harits bin Hazn bin Bujair bin Al-Huzm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir. Ibunya bernama Hindun binti Auf bin Zuhair
Maimunah binti Harits adalah perempuan terakhir yang dinikahi Nabi Muhammad SAW pada tahun ketujuh Hijriyah. Nama lengkapnya Maimunah binti Al-Harits bin Hazn bin Bujair bin Al-Huzm bin Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir. Ibunya bernama Hindun binti Auf bin Zuhair
Kamis, 07 Agustus 2014
Roald Hoffmann - Mengembangkan Mekanisme Reaksi
Roald Hoffmann
Nama Lahir: Roald Safran
Tanggal lahir: 18 Juli 1937 Zolochiv , Polandia (sekarang Ukraina )
Kewarganegaraan: Amerika Serikat
Kebangsaan: Amerika
Bidang: Kimia
Lembaga: Cornell University
Almamater: Sekolah Tinggi Stuyvesant, Columbia University, Harvard University
Penasihat Doktor: William N. Lipscomb, Jr , Martin Gouterman
Dikenal dalam: mekanisme
Rabu, 06 Agustus 2014
Shafiyah binti Huyay - Istri Rasulullah Keturunan Yahudi
Artikel "Shafiyah binti Huyay - Istri Rasulullah Keturunan Yahudi" adalah bagian dari "Kisah Shahabiyah - Sahabat Nabi Perempuan"
Shafiyah binti Huyay (sekitar 610 M - 670 M) adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku Bani Nadhir. Shafiyah adalah putri Huyay bin Akhthab, pemimpin suku Yahudi Khaibar, salah satu Bani Israel yang bermukim disekitar Madinah.
Shafiyyah binti
Shafiyah binti Huyay (sekitar 610 M - 670 M) adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku Bani Nadhir. Shafiyah adalah putri Huyay bin Akhthab, pemimpin suku Yahudi Khaibar, salah satu Bani Israel yang bermukim disekitar Madinah.
Shafiyyah binti
Hermann von Helmholtz - Penggagas Konservasi Energi
Hermann Ludwig
Ferdinand von Helmholtz
Lahir: 31 Agustus 1821 Potsdam, Kerajaan Prusia
Meninggal: 8 September 1894 (umur 73)Charlottenburg, Kekaisaran Jerman
Tempat tinggal: Jerman
Kebangsaan: Jerman
Bidang: Fisika
Institusi: Universitas Königsberg, Universitas Bonn, Universitas Heidelberg, Universitas Berlin
Alma mater: Royal Friedrich-Wilhelm Institute
Pembimbing
Selasa, 05 Agustus 2014
Ramlah binti Abu Sufyan - Wanita Pemegang Teguh Akidah
Artikel "Ramlah binti Abu Sufyan - Wanita Pemegang Teguh Akidah" adalah bagian dari seri "Kisah Shahabiyah - Sahabat Nabi Perempuan"
Ramlah binti Abu Sufyan adalah istri dari Muhammad SAW. Nama aslinya adalah Ramlah, sebelum menikah dengan Rasulullah, ia dinikahi oleh Ubaydillah bin Jahsy. Ialah salah seorang Ummul Mu’minin yang banyak diuji keimanannya. Disaat orang-orang terdekat dan yang
Ramlah binti Abu Sufyan adalah istri dari Muhammad SAW. Nama aslinya adalah Ramlah, sebelum menikah dengan Rasulullah, ia dinikahi oleh Ubaydillah bin Jahsy. Ialah salah seorang Ummul Mu’minin yang banyak diuji keimanannya. Disaat orang-orang terdekat dan yang
Senin, 04 Agustus 2014
35 FAKTA SATRIA KARNA KAKAK DARI 5 PANDAWA
1. Karna adalah putra sulung dari kunti dengan Dewa surya
2. Karna memuliki 3 orang adik lain ayah yang bernama Yudistira, Bima dan Arjuna yang berayahkan Raja Pandu dari Hastinapura
3. Di india Karna tidak lahir dari kandungan kunti tapi langsung
tercipta di luar rahim atas kehendak dewa surya. Karna tercipta dengan
memakai pakaian dalam yang kebal senjata, memakai anting dan membawa
berbagai senjata sakti.
Di jawa karna dilahirkan dalam proses rahim
kunti atas kehendak dewa surya, dikarenakan untuk mnjaga kesucian dan
keperawanan kunti karna di keluarkan lewat telinga kunti atas kehendak
dewa surya
4. Suryawati bukanlah adik angkat karna, yang
menurut jawa adalah anak kandung dari adirata dan radha. Dalam india
tokoh suryawati sebagai adik perempuan karna inti tidak pernah ada.
5. Karna adlah saudara seperguruan dari bhisma dan resi drona yang sama2 berguru pada parasurama.
6. Pemanah terbaik di india masa mahabarata ada 7 orang. parasurama, bhisma, resi drona, karna, arjuna dan aswatama.
7. Ketika wisuda murid2 resi drona di hastinapura karna di permalukan
oleh bima dan arjuna mengenai statusnya yang tidak jelas, duryudana
membelanya dan karna di angkat menjadi raja di kerajaan angga oleh
duryudana.
8. Di india karna dan duryudana adalah sahabat karib yang kental.
Di jawa karna dan duryudana adlah seperti bawahan yang mengabdi secara tulus kepada atasannya.
9. Di india arjuna hanya pandai menguasai panah dan pedang, sedangkan
karna menguasai segala jenis senjata termasuk gada yang dapat menyaingi
bima dan duryudana.
10. Yang mendapatkan drupadi dalam
sayembara sebenarnya adalah karna bukan arjuna. Tapi karena isarat
kresna pada drupadi untuk menolak karna akhirnya sayembara di teruskan
sampai akhirnya arjuna yang menyamar sebagai pendeta bisa mendapatkan
giliran bertanding dan kemudian memenangkannya.
11. Kresna adlah orang Yang pertamakali memberitahukan orang tua karna yang asli dan pandawa adalah adik2nya.
Di jawa yang memberitahukan adalah dewa narada
12. Ketika ibunya meminta karna bersatu dengan adik2nya pandawa. Karna
berkata “ibu anak mu akan tetap 5, tapi aku atau arjuna yang akan mati,
jika aq mati anakmu tetap 5, dan jika arjuna mati anak mu juga akan
tetap 5. Ibu dan aku berjanti tidak akan membunuh adik2 ku yang lain
kecuali arjuna. Itu sudah menjadi sumpah ku pada duryudana untuk
membunuh arjuna di medan perang nanti. Walu aku tau arjuna adalah adik
kandungku.”
13. Ktika perang baratayuda di mulai kresna berkata
pada karna “bagaimana jika perang tanding antara kamu dan adik mu
arjuna terjadi?” maka karna berkata “biarkanlah yang maha kuasa
melindungi arjuna”.
14. Guru karna yaitu parasurama Brahmana
gagah berumur panjang tersebut memiliki pengalaman yang buruk dengan
kaum ksatriya. Untuk itu, Karna harus menyamar sebagai brahmana muda
agar bisa mendekatinya. Dengan cara tersebut Karna berhasil menjadi
murid Parasurama
15. Parasurama mengutuk Karna. Kelak, pada
saat pertarungan antara hidup dan mati melawan seorang musuh terhebat,
Karna akan lupa terhadap semua ilmu yang telah ia ajarkan.
16.
Kutukan kedua diperoleh Karna ketika ia mengendarai keretanya dan
menabrak mati seekor sapi milik brahmana yang sedang menyeberang jalan.
Sang brahmana pun muncul dan mengutuk Karna, kelak roda keretanya akan
terbenam ke dalam lumpur ketika ia berperang melawan musuhnya yang
paling hebat.
17. karna meminta ibunya kunti agar tidak memberitahukan jati dirinya pada saudaranya 5 pandawa.
Di jawa kunti malah mempertemukan arjuna dan karna serta menceritakan cerita sebenarnya tentang asal-usul karna.
18. Kunti menghanyutkan karna di sungai gangga dalam peti demi menjaga
kehormatannya dari fitnah. Yang kemudian karna di temukan oleh seorang
kusir kereta bernama adirata dan istrinya yang bernama radha. Karna di
rawat dan di besarkan sampai dewasa.
19. Dalam india karna mengalahkan bangsa kamboja atas nama duryudana
20. Dalam india karna mengalahkan bangsa kirata dari pegunungan Himalaya atas nama duryudana
21. Dalam india karna mengalahkan Raja Giriwraja atas nama duryudana
22. Raja salya dari kerajaan madrah bukanlah mertua dari karna. Mertua dari karna di india tidak disebutkan namanya.
Dalam india raja salya menjadi kusir kereta karna ktika berperang melawan arjuna
23. Putri surtikanti putri dari raja salya bukanlah istri dari karna, istri karna di india tidak di sebutkan namanya.
Karnaputri bukanlah putri dari karna dalam versi india tidak memiliki putri melainkan putra yang bernama wresasena,
di jawa putra karna bernama Warsasena dan Warsakusuma
24. Karna pernah di tolak sebagi murid drona. Karena resi drona hanya
mengajar untuk wangsa satria saja. Sedangkan karna dikenal sebagai
sutaputra (anak kusir)
25. Karna sering mengintai Drona saat
sedang mengajar murid-muridnya, terutama dalam hal ilmu memanah atau
Danurweda. Meskipun berguru secara tidak resmi, kehebatan karna dalam
memanah melebihi murid-murid resmi Drona, kecuali Arjuna.
26. Di india Karna dan arjuna sama sekali tidak mirip dalam rupa satu sama lain.
Di jawa karna dan arjuna di katakana mirip dalam rupa.
27. Di india karna dikenal sebagai ksatria yang dermawan sejak kecilnya
walaupun di besarkan keluarga kusir yang serba kekurangan.
28.
Ketika permainan dadu antara pandawa dan kurawa. Karna yang masih
menyimpan sakit hati kepada Dropadi mengumumkan bahwa seorang wanita
yang bersuami lima tidak pantas disebut sebagai istri, melainkan
pelacur.
29. Di india tidak ada kisah perebutan senjata kunto
antara arjuna dan karna, sehingga karna mendapatkan senjatannya dan
arjuna mendapatkan penutup dari senjata kunto, yang penutup itu ia
gunakan sebagai pemotong tali pusar keponakannya gatotkaca putra bima
Di india karna di beri senjata kunto oleh batara indra sebagai hadiah
ketulusan karna yang memberikan baju dalamnya yang bersatu dengan
kulitnya sejak lahir dan kebal senjata, serta memberikan anting2nya pada
indra.
Dalam jawa Kunto yang diperoleh Karna bukan anugerah Batara Indra, melainkan dari Batara Guru.
Dalam jawa pusaka pemberian Indra bukan bernama Konta, melainkan bernama Badaltulak.
30. Pada hari ke 13 baratayuda karna mematahkan busur abimanyu putra
arjuna dari belakang atas perintah resi drona, sehingga abimanyu
mengalami kekalahan dan terbunuh.
31. Pada hari ke 13
baratayuda karna ikut serta membunuh abimanyu bersama duryudana,
dursasana, sakuni, aswatama, kritawarma, durmasa, durjaya, chitraksa,
jaya dan burisrawa
32. Karna bersumpah untuk tidak mengikuti
perang baratayuda di kuru setra selama bhisma menjadi komandan tertinggi
pasukan. Bhisma memimpin selama 10 hari dan karna ikut dalam perang
pada hari ke 11 setelah memohon restu pada bhisma.
33. Karna
membunuh gatotkaca dengan senjata kunto pada hari ke 14 baratayuda, dan
Sesuai janji Indra, pusaka Konta pun musnah hanya dalam sekali
penggunaan. Kresna selaku penasihat pihak Pandawa merasa senang karena
dengan demikian, nyawa Arjuna bisa terselamatkan. Ia mengetahui kalau
selama ini Karna mempersiapkan pusaka Konta untuk membunuh Arjuna.
34. Pada hari ke 17 perang baratayuda karna dikalahkan dan terbunuh
oleh arjuna adiknya sendiri dengan panah Pasupati yang melesat memenggal
kepala Karna.
Dalam jawa Surtikanti datang ke Kurusetra bersama
Adirata. Melihat suaminya gugur, Surtikanti pun bunuh diri di hadapan
Arjuna. Adirata sedih dan berteriak menantang Arjuna. Bimasena muncul
menghardik ayah angkat Karna tersebut sehingga lari ketakutan. Namun
malangnya, Adirata terjatuh dan meninggal seketika.
35.
meskipun sewaktu di dunia Karna hidup bersama para Korawa, namun ketika
berada di akhirat arwahnya berkumpul dengan para pandawa
Langganan:
Postingan (Atom)