Pages

Subscribe:
Tampilkan postingan dengan label psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label psikologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Juni 2015

MACAM-MACAM PSIKOLOGI UMUM DAN PENERAPANNYA

I. PEMBAGIAN BERDASARKAN OBYEK YANG DISELIDIKI

           Psikologi umum yaitu ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia dewasa yang normal dan beradap. Menurut Kartini Kartono, psikologi umum mempelajari tingkah laku manusia budaya yang normal dan dewasa pada umumnya, dengan melihat manusianya sebagai individu yang kurang lebih terisolasi, artinya hasil dari penelitian dan eksperimen yang diperoleh dari laboratorium dan ruang studi, serta tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

            Menurut Drs. Agus Sujanto, psikologi umum adalah ilmu jiwa yang menyelidiki gejala jiwa seorang dewasa yang sudah beradap dan normal keadaan jiwanya pada umumnya. Pada intinya mempelajari sifat-sifat manusia pada umumnya, artinya persamaan-persamaannya dari manusia dewasa yang normal dan beradap.
          Psikologi khusus yaitu ilmu jiwa yang mempelajari sifat-sifat khusus dari gejala-gejala kejiwaan manusia. Psikologi khusus dikelompakkan sebagai berikut :

     a) Psikologi perkembangan
     b) Psikologi abnormal
     c) Psikologi kelompok
     d) Psikologi watak dan type-type
     e) Psikologi kelompok dalam situasi khusus
      f) Psikologi hewan
     g) Parapsikologi

a. Psikologi perkembangan atau psikologi genetis
Ilmu ini mempelajari psyche jiwa dan perkembangan kehidupan psikis manusia normal. Ini dilakukan menurut dua jalan, yaitu
  • Perkembangan dari kehidupan individual
  • Perkembangan kehidupan manusia pada umumnya


b. Psikologi abnormal atau psikologi dari kelompok manusia yang tidak normal
    Jenis psikologi abnormal yaitu :
  • Psikologi kriminal, yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku menyeleweng dari norma-norma umum serta hukum.
  • Psikopatologi, yaitu psikologi yang mempelajari gejala kejiwaan yang sakit dan pola tingkah laku yang menyimpang dari pola-pola normal sebagai akibat dari faktor keturunan.
  • Patologi sosial, yaitu cabang psikologi yang mempelajari gangguan-gangguan kejiwaan dan tingkah laku yang menyimpang sebagai akibat dari faktor millieu, lingkungan sosial dan budaya

c. Psikologi kelompok
   Jenis psikologi kelompok yaitu :
  • Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok sosial tertentu.
  • Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok biologis
  • Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok historis dan ethnologis

d. Psikologi watak dan type-type, yang termasuk dari psikologi ini adalah; ajaran temperamen, karakterologi, dan teori kepribadian.

e. Psikologi kelompok dalam situasi khusus, dikelompokkan menjadi; psikologi perang, psikologi masa damai, dan psikologi masa.

f. Psikologi hewan, yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku dan peri kehidupan hewan.

g. Parapsikologi, yaitu psikologi yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan yang ada di luar bidang psikologi biasa atau psikologi umum.
Objek dari parapsikologi ialah :
  • Gejala occult, mempelajari roh-roh dan hal yang gaib.
  • Neccomanti, yaitu mengadakan ramalan-ramalan dan tanya jawab dengan jalan memanggil roh-roh orang yang telah meninggal dunia.
  • Spiritisme, yaitu kepercayaan atas adanya dunia roh di alam Barzah dari roh-roh dan keajaiban yang diperlihatkan oleh roh-roh.
  • Telepati, yaitu kesatuan roh atau tunggal roh serta tunggal rasa antara beberapa individu dalam suatu jarak ruang tanpa memakai alat-alat indriawi yang dapat diamati.
  • Clairvoyance, yaitu kemampuan mengetahui kejadian-kejadian tertentu sebelum peristiwa tersebut benar-benar berlangsung.
  • Telekinese, yaitu mengenal bergeraknya benda-benda tertentu disebabkan oleh kekuatan-kekuatan gaib.
II. PEMBAGIAN BERDASARKAN KEGUNAAN NYA

1) Psikologi Teoritis
Ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala itu sendiri. Penelitian secara teoritis akan mempunyai nilai praktis dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan praktis pula. Psikologi ini berkembang menjadi psikologi praktis

2) Psikologi Praktis

Ialah ilmu jiwa yang memplajari segala sesuatu tentang jiwa seseorang untuk digunakan dalam praktek.
Adapun yang termasuk dalam kategori ’’psikologi praktis’’ antara lain ialah :
  1. Psikologi Teknik, yaitu psikologi yang diterapkan dibidang teknologi industri, perusahaan-perusahaan perdagangan serta macam-macam profesi.
  2. Psikologi Pacdagogis, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktifis-aktifis manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan.
  3. Psikologi Pastoral, yaitu psikologi yang mempelajari cara memimpin pengikut sesuatu agama serta menyaksikan pengikutnya kepada ajaran-ajaran agamanya.
  4. Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang diterapkan pada proses pengadilan.
  5. Psikologi Medis, yaitu psikologi yang diterapkan di bidang kedokteran, guna mempercepat kesembuhan para pasien.


III. ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

 Ilmu Jiwa Assosiasi

A. Pendirian psikologi assosiasi

1. Dalil pokok, jika beberapa elemen bersama-sama atau berturut-turut masuk ke dalam kesadaran, dengan sendirinya terjadi hubungan antar unsur-unsur itu.
          Ciri-ciri dari assosiasi adalah :
  • Tiap-tiap gejala jiwa tidak lain adalah kumpulan unsur-unsur elemen.
  • Kekuatan assosiasi tergantung banyak kalinya unsur-unsur itu masuk bersama-sama ke dalam kesadaran
  • Assosiasi hanya sifat luar saja, assosiasi tidak dapat mengubah sifat masing-masing elemen.

2. Metode kerja psikologi assosiasi
Ilmu jiwa assosiasi mengikuti cara kerja ilmu gaya dan dipakai analitis-sistetis dalam kalangan ilmu jiwa.

Analitis, orang berusaha mengadakan analisa untuk mengembalikan semua gejala jiwa kepada unsur yang paling sederhana, yakni tanggapan segala jiwa sesuatu yang terjadi dalam kesadaran berasal dari elemen-elemen tersebut.

Sintetis, orang berusaha mengadakan sistetis menyusun gejala-gejala jiwa yang lebih pelik dari unsur-unsur pangkal yakni tanggapan.


B. Ciri-ciri psikologi assosiasi

  1. Ilmu jiwa assosiasi adalah psikologi elemen. Jiwa hanyalah suatu jumlah atau kumpulan daripada elemen-elemen.
  2. Psikologi assosiasi adalah psikologi yang bersifat ilmu pengetahuan alam. Metode kerja yang dipakainya adalah metode ilmu pengetahuan alam, yakni analitis-sintetis.
  3. Psikologi asosiasi bersifat kausalistis. Peristiwa-peristiwa dalam jiwa diterangkan dengan adanya perangsang-perangsang yang berasal dari luar.
  4. Psikologi asosiasi bersifat sensualistis. Gejala mengenal dunia luar dipandang primer,sedangkan gejala merasa dan menghendaki dipandang sekunder.
  5. Psikologi asosiasi bersifat mekanistis. Jiwa dianggap pasif dan dipandag mesin. Segala kejiwaan dikuasai oleh hukum-hukum asosiasi.
Ilmu Jiwa Gestalt

A. Gestalt Psikologi timbul sebagai reaksi terhadap elemen psikologi
- pelopor ilmu jiwa ini ialah Von Ehrendels.
Perbedaan ilmu jiwa Asosiasi dengan ilmu jiwa Gestalt :
1. - Ilmu jiwa asosiasi berpendapat bahwa semua gejala kejiwaan terjadi dari unsur-unsur yakni tanggapan.
- Ilmu jiwa Gestalt berpendapat bahwa dalam alat kejiwaan tidak terpengaruhi unsur-unsur melainkan gestalt (keseluruhan).

2. - Ilmu jiwa asosiasi dari bagian-bagian (unsur) itu terjadi suatu proses penggabungan yang disebut asoosiasi.
- Ilmu jiwa Gestalt tiap-tiap bagiannya tidak berarti sama sekali.

B. Aliran-aliran ilmu jiwa Gestalt

a. Aliran Berlin, tokohnya:
Wertheimer : merumuskan teori gestalt dengan cara modern. Percobaan yang dijalankannya adalah mengenai pengamatan dan penglihatan. Dalam bukunya yang berjudul “ Ueber Gestalt”. Theori Wertheimer mengemukakan tentang asas-asas teori gestalt sebagai berikut :

1. Jumlah :
Jumlah merupakan kumpulan dari beberapa unsur.
2. Kompleks :
Kompleks yang merupakan kumpulan dari beberapa jumlah yang belum tersusun
3. Struktur :
Susunan dari suatu jumlah unsur disebut struktur/ bentuk.
4. Gestalt :
Kumpulan garis lengkup bukan lagi sebagai jumlah komplek atau struktur, tetapi mewujudkan gestalt (lingkaran) yang mempunyai sifat-sifat tertentu.
5. Gestalt Tersusun :
Gestalt tersusun, yakni susunan dari struktur dan gestalt dalam suatu bentuk yang berarti.
  • Koffka, berpendapat bahwa gestalt psikologi sebagai psikologi pertumbuhan. Ia menguraikan hal itu dalam bukunya “ Die Grundlagen der Psichis en Entvickung”. Dia menyelidiki dan mencari asas-asas pertumbuhan dalam ilmu jiwa anak serta pertumbuhan gestalt yang mula-mula sangat sederhana.
  • Kohler, menguraikan tentang perbuatan seekor simpanse dalam rangka menyelidiki kecerdasan binatang. Dengan percobaan itu kohler mengatakan bahwa : peristiwa terjadinya hubungan antara simpanse - tongkat - pisang merulakan suatu gestalt.
b. Aliran Leipzig
Pendapat-pendapat aliran Leipzig :
1. Dalam tiap pribadi sebagai suatu Ganzeit hidup (kejiwaan) suatu pendorong untuk mempersatukan, dengan adanya dorongan itu orang tidak pernahmenerima bagian-bagian tersendiri. Segala sesuatu diterimanya o;eh keseluruhan batinnya dalam bentuk kesatuan.
2. Kesatuan hidup kejiwaan terutama terletak pada perasaan. Segala sesuatu yang pada suatu ketika ada dalam alam kejiwaan tersembunyi dalam perasaan terkandung seluruh hidup kejiwaan.

c.  Alirann Nehaviorisme

Tokoh : William James dan Mac. Doigall.
Pengikut : Thomdike dan Watson
A. Ciri-ciri utama aliran Behavourisme
  1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dri kesadarannya, melainkan hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Maka sering dikatakan bahwa ilmu Behavourisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
  2. Behaviourisme mencari unsur-unsur yang paling sederhana yaitu perbuatan-perbuatan bukan kesadaran (refleks). Refleks adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu perangsang.
  3. Behaviourisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang sama. Dia juga berpendapat bahwa pendidikan adalah maha kuasa dan pendidikan dapat mempengaruhi refleks sekehendak hatinya.

B. Pendapat-pendapat para pengikut Behaviourisme

1) James adalah perintis jalan filsafat fragmatisme. Pandangannya tentang filsafat dan psikologi ditulis dalam bukunya “ Principles of Psichology”. Pokok ajaran fragmatisme ialah :
a. Tiap berpikir mengandung makna tertentu yaitu menyempurnakan hidup.
b. Segala kenyataan bersifat fragmatis yaitu mengandung maksud-maksud tertentu, dan kenyataan itu hanya berarti kalau ada faidahnya dari manusia.
c. Nilai pengetahuan manusia harus diuji pada kehidupan yang praktis.
d. Semboyan kaum Behaviourisme “The thruth is in the making”. Benar ialah apa yang dalam praktik ternyata tepat dan menguntungkan, tidak benar ialah apa yang dalam praktik tidak memberhasil.

Psikologi James :

a. Manusia adalah makhluk reaksi. Semua perangsang dari luar menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi. Reaksi-reaksi tersebut dapat dibedakan menjadi reaksi pembawaan dan reaksi yang diperoleh.
b. James mengutamakan unsur-unsur motoris yang mempunyai arti penting. Unsur terpenting dari suatu perbuatan bukanlah bayangan dunia luar seperti ilmu jiwa assosiasi, melainkan refleks senso-motoris, yaitu penerimaan rangsang dari dunia luar ditambah reaksi berwujud gerakan.
c. James menghargai pendirian biologis. Semua peristiwa mengenal, merasakan dan menghendaki adalah untuk berbuat dan bergerak.
d. James menentang ilmu jiwa unsur. Manusia dipandangnya sebagai organisme (jasad) yang bereaksi seluruhnya terhadap perangsang.

2) Mac Dougall
Dia mempelajari masalah insting sedalam-dalamnya. Ia memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gerak perbuatan dan tingkah laku hewan dan manusia.

3) Tomdike
Dia adalah pengikut Behaviourisme yang tidak radikal. Pendapatnya ditulis dalam “ Animal Intelligence” dan “ Educational Psichology“.

4) Watson
Sejak tahun 1912 Watson ingin meninggalkan ilmu jiwa empiris dan hendak membentuk ilmu jiwa baru, yaitu ilmu jiwa yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan alam dengan bukti-bukti yang nyata.
Menurutnya, psikologi adalah perbuatan dipandang sebagai suatu reaksi organisme hidup yaitu reaksi terhadap perangsang dari luar.


4) Aliran Ilmu Jiwa Pikir

Ilmu ini mempelajari kesadaran tingkat tinggi atau kesadaran yang tidak dapat diragukan. Aliran yang termasuk dalam ilmu jiwa ini ini adalah :

A. Aliran Wurzburg
Tokoh : Oswald Kulpe
Pengikutnya : Ach. Buhler, Marbe dan Messer

Kulpe mendirikan aliran baru yang disebut dengan aliran Wurzburg-Schule. Tugas aliran ini adalah mempelajari proses kejiwaan yang bernilai tinggi yakni berpikir dan kehendak, dimana hal itu belum diperhatikan oleh orang.
Kulpe mengemukakan dalil-dalil, yaitu :
a. Dalam isi kesadaran ada bagian yang tidak dapat dinyatakan.
b. Dalam berfikir, AKU (pribadi) memegang peranan penting.
c. Berpikir mempunyai coran yang menentukan dan mempunyai tujuan tertentu.

B. Aliran Keulen
Tokoh : Lindworsky
Pengikutnya : Fronhn, Sassenfeld, dan Schafer

Mereka melakukan penyelidikan dengan menggunakan metode eksperimen terhadap anak-anak yang bisu dan tuli.
Hasil penyelidikan mereka ialah :
a. Pada manusia terdapat beberapa tingkat kesadaran, yaitu :
  • Tingkat berpikir kongkrit
  • Tingkat berpikir skematis
  • Tingkat berpikir abstrak
b. Semua tingkat memegang peranan berganti-ganti dalam alam kejiwaan. Pikiran tidak selalu tetap pada salah satu tingkat, akan tetapi selalu berpindah-pindah.
c. Anak-anak kecil, anak-anak terbelakang, dan anak-anak bisu tuli tidak dapat melepaskan diri dari bayang-bayang yang kongkrit. Mereka hanyut dalam alam kongkrit dan belum dapat menyadari hal-hal yang abstrak.

C. Aliran Manheim
Tokoh : Otto Selsz
Dia mempelajari peranan tanggapan dalam proses berpikir. Dari hasil penelitiannya tersebut, dia mengemukakan beberapa pendapat :

a) Peranan tanggapan dalam proses berpikir :
  • Tanggapan-tanggapan yang kongkrit tidak mempunyai pengaruh sama sekali, atau sedikit sekali pengaruhnya terhadap proses berpikir.
  • Tanggapan-tanggapan kongkrit tidak melancarkan dan tidak menghambat jalan pikiran.
b) Proses berpikir menurut Otto Selsz
  • Berpikir adalah proses kearah tujuan yang tertentu. Jadi bukan suatu gerakan bertautnya, tanggapan-tanggapan dan reproduksi, melainkan suatu proses yang mempunyai tujuan.
  • Berpikir adalah suatu perbuatan yang abstrak dengan arah yang ditentukann oleh soal yang harus dipecahkan.
  • Berpikir adalah mempraktekkan metode-metode penyelesaian.

D. Aliran Amsterdam
Tokoh : Kohnstamm
Dia mempraktekkan hasil-hasil penyelidikan ilmu jiwa pikir di dalam pendidikan dan pengajaran.
Kohnstamm merumuskan asas-asas didaktik sebagai berikut :

a) Salah satu dari kewajiban sekolah adalah mengajar anak didik dengan tanggungjawab sendiri.
Untuk dapat berpikir anak membutuhkan :
  • Parate kennis, yaitu pengetahuan yang sewaktu-waktu siap untuk dipergunakan.
  • Pengertian yang berisi, yakni pengertian yang jelas dan berguna.
  • Kecakapan memakai metode-metode pemecahan soal dapat membentuk skema yang menambah kemungkinan berpikir berturu-turut.
  • Adanya tudas berpikir ialah soal-soal yang mendorong dan memberi arah kepada gerak pikiran.
b) Membaca dalam hati, sangat penting untuk latihan berpikir.
Psikologi Empiris

Psikologi empiris menyandarkan diri pada pengalaman, pengamatan dan eksperimen/percobaan sehingga disebut “psikologi eksperimen”.
Tugas dari psikologi empiris yaitu :
1. Mengamati
2. Menuliskan
3. Mengklasifikasikan atau mengadakan sistematisasi
4. Menjelaskan
5. Verstehen

1) Mengamati

Pengamatan adalah studi yang disengaja dan sistematis dengan jalan pengamatan dan pencatatan-pencatatan, sifatnya ramah, mudah dan langsung. Kesulitan dalam pengamatan ialah sulit menetapkan waktu yang tepat dan sukar membuat alat yang jitu untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

2) Menuliskan atau mengadakan deskripsi

Dengan catatan yang deskriptif, orang bisa bekerja lebih sistematis, sebab akan tersingkirkan kesimpulan yang salah mengenai gejala psikis. Dengan penulisan yang sistematis, orang berusaha memperoleh fenomena atau gejala-gejala psikis yang murni.

3) Mengadakan klasifikasi dan sistematisasi

Data yang diperoleh dengan jalan pengamatan itu, kemudian dianalisa dan diolah menurut aturan tertentu.
Klasifikasi dan sistematisasi itu dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman.


4) Menjelaskan

Makna dari penjelasan diartikan sebagai berikut :
• Membuat hukumnya
Pada hakikatnya merupakan patokan, kaidah, atau aturan umum hukum dalam psikologi itu kurang memiliki unsur ketelitian dan ketepatan.

• Mencari hubungan kausalitas dan relasional
Manusia sebagai makhluk jasmaniah dan rohaniah harus terus menerus merealisasikan bakat kemampuannya dalam upaya mengejar tujuan tertentu.

4. PSIKOLOGI DAN PENERAPANNYA

Bidang-bidang profesi dan bidang kehidupan dimana psikologi diterapkan, diantaranya :
1. Pendidikan dan pengajaran
2. Bimbingan dan penyuluhan
3. Hubungan kemasyarakatan
4. Kepemimpinan
5. Kriminal


Penerapan psikologi dalam bidang kehidupan antara lain yaitu :


1) Penerapan psikologi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
Penerapan psikologi dalam bidang pendidikan dianggap sebagai bidang profesi yang paling banyak dimanfaatkan. Program-program dalam sekolah yang memanfaatkan penelitian psikologi :
a. Pengajaran
b. Kurikulum
c. Disiplin dan peraturan
d. Human relationships


2) Penerapan psikologi dalam bidang bimbingan dan penyuluhan
Bimbingan dan penyuluhan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan rohaniah dalam linkup hidupnya. Sasaran bimbingan dan penyuluhan adalah pemberian kecerahan batin.

3) Penerapan psikologi dalam hubungan kemasyarakatan
Pendekatan psikologi diadakannya program pendidikan masyarakat, progaram pengajaran sambil bekerja, program pemberantasan buta aksara, dan seterusnya.

4) Penerapan psikologi dalam bidang kepemimpinan
Penetahuan tentang leadership dan management tak sedikit mempergunakan penemuan dalam psikologi, karena yang dihadapi adalah manusia yang mempunyai sifat tersendiri. Pendekatan psikologi dalam beberapa aspek kehidupannya antara lain :
• Bagaimana membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
• Bagaimana memberi pengarahan untuk menuju suatu tujuan yang dicita-citakan.
• Bagaimana pencegahan dan penyembuhan kekacauan negara seperti pemberontakan, kriminal, dsb.

5) Penerapan psikologi dalam bidang kriminalitas
Hasil penyelidikan psikologi dunia kriminalitas membenarkan bahwa orang jahat tak dapat disembuhkan hanya dengan kekerasan dan siksaan, tetapi harus diganti dengan terapi mental. Dibenarkan dalam psikologi bahwa perawatan yang menerangkan prinsip-prinsip kesehatan mental dapat membuat penjahat menjadi sadar dan jera selama-lamanya.