Pages

Subscribe:
Tampilkan postingan dengan label SOSIOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SOSIOLOGI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Juni 2015

PENGERTIAN PROSES SOSIAL

A.     Pengertian Proses Sosial
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

B.     Penyebab Terjadinya Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan.

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem interaksinya.

       Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor : 
  • Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
  • Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
  • Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
  • Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

C.    Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial : 
  1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
  2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

D.    Macam-macam proses sosial
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :

1. Proses-proses yang Asosiatif
a.    Kerja Sama (Cooperation) 
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.

Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.

Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”

Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan:
  1. Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
  2. Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
  3. Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
  4. Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.

Ada 5 bentuk kerjasama : 
  1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
  2. Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
  3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang ber-sangkutan
  4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
  5. Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.  

b.   Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu : 
  1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat        perbedaan paham
  2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
  3. Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
  4. mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

Bentuk-bentuk Akomodasi:
  1. Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
  2. Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
  3. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
  4. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. 
  5. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
  6. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
  7. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

c.  Asimilasi (Assimilation) 
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah : 
  1. Toleransi
  2. kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
  3. .sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
  4. sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
  5. persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
  6. perkawinan campuran (amaigamation)
  7. adanya musuh bersama dari luar

Faktor-faktor yang  menghambat terjadinya asimilasi adalah : 
  1. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
  2. kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
  3. perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
  4. perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
  5. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
  6. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa

c.    Amalgamasi 
Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian  melahirkan budaya baru. Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan  

2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.

a.        Persaingan (Competition) 
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

 Persaingan mempunya dua tipe umum : 
  1. Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
  2. Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan : 
  1. Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
  2. Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
  3. Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
  4. Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.

b.   Kontraversi (Contravetion) 
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
  1. yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
  2. yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
  3. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
  4. yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
  5. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst. 
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
  1. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
  2. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
  3. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.

c.         Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab pertentangan adalah : 
  1. Perbedaan antara individu
  2. Perbedaan kebudayaan
  3. perbedaan kepentingan
  4. perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus: 
  1. Pertentangan pribadi
  2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
  3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
  4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
  5. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara

Akibat-akibat bentuk pertentangan
  1. Tambahnya solidaritas in-group
  2. Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
  3. Perubahan kepribadian para individu
  4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
  5. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat pada setiap masyarakat

E.     Salah satu contoh kelompok sosial yang kami temui
Kelompok sosial yang kami jadikan contoh yaitu kelompok buruh tani di desa Ringinanyar. Kelompok tersebut termasuk kelompok asosiatif karena mereka membentuk kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu memakmurkan usaha pertanian mereka (kooperatif)
Faktor-faktor yang mendorong adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai berikut :
  1. Para petani memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan hasil panennya
  2. Masalah yang mereka hadapi cenderung sama yaitu mengenai hama tanaman dan penyakit-penyakit yang mewabang di tanaman mereka
  3. Mereka berusaha untuk menjalin relasi untuk mengembangkan pendistribusian hasil panennya ke daerah lokal maupun nasional
  4. Untuk menjalin silaturahmi dan kekeluargaan diantara buruh tani dan untuk bertukar pengalaman diantara mereka mengenai masalah-masalah pertanian
  5. Mereka mempunyai perasaan senasip dan seperjuangan
  6. Untuk musyawarah bersama mengenai inovasi-inovasi terbaru seputar pertanian

Faktor yang menghambat adanya kelompok sosial dikalangan buruh tani adalah sebagai berikut:
  1. Sikap tertutup yang dimiliki oleh para petani terhadap dunia luar
  2. Timbulnya persaingan diantara para petani yang akhirnya dapat menjadikan hambatan adanya kelompok sosial
  3. Kurangnya kesadaran diantara para petani mengenai pentingnya musyawarah bersama sehingga ketika ada acara musyawarah seringkali anggota buruh tani tersebut banyak yang tidak hadir
  4. Masalah-masalah yang terjadi diantara individu biasanya terbawa dalam kelompok ini sehingga sering menimbulkan konflik sosial dalam kelompok
  5. Banyak masalah-masalah dalam musyawarah kelompok yang dipendam sehingga terbawa sampai keluar vorum musyawarah dan menimbulkan konflik terpendam yang bisa merembet ke masalah besar karena gisip.

F.     Dampak yang terjadi dari proses sosial pada kelompok sosial yang ditemui
(dampak amalgamasi,asimilasi atau konflik)
1.      Amalgamasi
Dengan adanya penyatuan kelompok buruh tani yang terjadi di desa ringinanyar menimbulkan kebudayaan masyarakat baru, yaitu masyarakat yang lebih peduli terhadap inovasi-inovasi baru yang mendorong majunya pertanian mereka sehingga memungkinkan terpecahnya berbagai masalah pertanian seperti: hama dan penyakit tanaman melalui obat-obat kimia modern yang dapat meningkatkan hasil panen mereka. Jadi perbedaan kebudayaan di desa ringinanyar yang terjadi akibat heterogennya daerah asal penduduk, menimbulkan inovasi-inovasi baru dari saling bertukarnya pengalaman diantara mereka. Kemudian timbulah kebudayaan baru diantara mereka sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian di desanya.
2.      Asimilasi
Dari kelompok buruh tani di desa ringinanyar ini yang beranggotakan masyarakat dari berbagai daerah di indonesia dengan kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda-beda, mereka berusaha untuk mengurangi perbedaan dengan saling toleransi dan menghormati sehingga terbentuklah suatu kelompok sosial yang dinamis. Demi tercapainya tujuan bersama, yaitu memajukan pertanian di desa mereka.
3.      Konflik
Tidak jarang kelompok sosial buruh tani di desa ringinanyar ini mengalami suatu konflik baik yang bersifat individual maupun kelompok. Konflik yang bersifat individu biasanya terjadi karena adanya perselisihan personal diantara mereka. Sebagai contoh yaitu perebutan pengairan diladang sawah mereka yang biasanya terjadi di musim kemarau, masalah ini biasanya dapat menimbulkan konflik diantara petani yang juga dapat terbawa di dalam kelompok sosial mereka. Di dalam kelompok biasanya mereka saling menjatuhkan dan mencari kawan dalam kelompok yang bisa mengakibatkan konflik yang lebih besar yaitu konflik kelompok di dalam kelompok sosial mereka. Itulah dampak negativ yang bisa timbul dari adanya kelompok sosial.

G.    Kelompok sosial yang mengalami proses asosiatif dan disosiatif
 
1.      Asosiatif (kerjasama)
Kelompok sosial ibu-ibu PKK dalam kelompok sosial ini terjadi proses asosiatif atau kerjasama, hal itu dapat dilihat dari program-program yang dibuat oleh ibu-ibu PKK seperti membuat resep masakan baru, mengumpulkan dana untuk menyantuni anak-anak yatim/fakir miskin/panti jompo. Dalam kegiatan ini sudah bisa kita lihat kerjasama diantara mereka untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok sosial ibu-ibu PKK ini biasanya anggotanya terbentuk dari berbagai kalangan yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, namun di dalam kelompok sosial ini perbedaan tersebut berusaha disatukan agar tidak terjadi perselisihan diantara mereka demi tercapainya tujuan bersama.
2.      Disosiatif (perpecahan)
Salah satu contoh kelompok sosial yang bersifat disosiatif yaitu GAM (gerakan aceh merdeka). Dalam kelompok sosial ini mereka menginginkan perpecahan dengan bangsa indonesia dan menginginkan membentuk negara baru. Dalam kelompok ini berdampak pada terjadinya konflik antara anggota GAM dan masyarakat Indonesia. Sebab masyarakat Indonesia menginginkan keutuhan NKRI sementara GAM menginginkan kemerdekaannya. Inilah yang menyebabkan kerusuhan dan menimbulkan pertumpahan darah diantara kedua belah pihak. Perpecahan yang terjadi dalam kasus ini yaitu para anggota GAM yang pecah dan tidak merasa lagi menjadi angota dari NKRI.

Jumat, 19 Juni 2015

Biografi Selo Soemardjan - Bapak Sosiologi Indonesia

Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan adalah seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia. Beliau lahir di Yogyakarta pada 23 Mei 1915. Ia merupakan penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah. Beliau juga pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum

Rabu, 24 Desember 2014

Maximilian Weber - Pendiri Ilmu Sosiologi & Administrasi Negara Modern



Maximilian Weber

Maximilian Weber adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi. Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan

Senin, 22 Desember 2014

Herbert Spencer - Bapak Darwinisme Sosial



Herbert Spencer adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka. Meskipun kebanyakan karya yang ditulisnya berisi tentang teori politik dan menekankan pada "keuntungan akan kemurahan hati", dia lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme sosial.


Biografi

Spencer lahir di Derbyshire, Midland, Inggris pada 27 April 1820. Dia adalah salah satu anak dari sembilan

Jumat, 19 Desember 2014

David Émile Durkheim - Pencetus Sosiologi Modern



David Émile Durkheim

David Émile Durkheim merupakan salah seorang peletak dasar-dasar sosiologi modern. Durkheim terpengaruh oleh tradisi para pemikir bangsa Perancis dan Jerman. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, L'Année Sociologique pada 1896.

Dalam karya besarnya yang

Kamis, 18 Desember 2014

Biografi August Comte - Penggagas ilmu sosiologi serta aliran positivisme




Isidore Auguste Marie 

François Xavier Comte




Lahir: 19 Februari 1798 Montpellier, Perancis



Meninggal: 05 September 1857 (umur 59) Paris, Perancis

Kebangsaan: Perancis



Gagasan penting: Positivisme





Auguste Comte adalah seorang filsuf Perancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang